Alpet 2022
Terjemahan Lama
1. Bahwa inilah hukum dan undang-undang yang patut kamu peliharakan dan kamu turut dalam negeri yang dikaruniakan Tuhan, Allah nenek moyangmu, kepadamu akan milik pusaka pada segala hari yang kamu akan hidup di atas bumi. 2. Maka hendaklah kamu menghilangkan sama sekali segala tempat bangsa-bangsa yang kamu mengambil pusakanya akan milikmu kelak, yaitu tempat mereka itu sudah berbuat bakti kepada dewa-dewanya, baik di atas gunung yang tinggi atau di atas bukit atau di bawah barang pohon kayu yang hijau. 3. Maka hendaklah kamu merombak segala mezbahnya dan memecahkan segala tiang berhalanya dan membakar habis dengan api segala hutan-hutannya, dan memarang berpenggal-penggal segala patung dewatanya, dan menghilangkan namanya dari pada tempat itu. 4. Tetapi janganlah kamu berbuat demikian akan Tuhan, Allahmu, 5. melainkan hendaklah kamu bertanya-tanya akan tempat yang akan dipilih oleh Tuhan, Allahmu, dari pada segala suku bangsamu akan menetapkan namanya di sana dan akan tempat kedudukannya, maka hendaklah kamu pergi ke sana. 6. Dan ke sana juga hendaklah kamu membawa akan segala korban bakaranmu dan segala korban sembelihanmu dan segala persembahanmu dalam sepuluh asa, dan segala persembahan tatangan tanganmu dan segala nazarmu dan segala persembahanmu dari ridla hati dan segala anak sulung lembu dan dombamu. 7. Maka di sanapun hendaklah kamu makan di hadapan hadirat Tuhan, Allahmu, dan bersukacitalah hati kamu akan segala yang pegangan tanganmu, baik kamu baik segala orang isi rumahmu, sekadar berkat yang telah diberi Tuhan, Allahmu, kepadamu. 8. Maka di sanapun jangan kamu berbuat seperti segala yang kamu perbuat di sini, yaitu masing-masing akan barang yang benar kepada pemandangannya. 9. Karena sekarang belum kamu sampai ke tempat perhentian dan ke dalam bahagian pusaka yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu kelak. 10. Melainkan kamu akan menyeberang Yarden, lalu duduk dalam negeri yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu akan bahagianmu pusaka, maka akan diadakan-Nya kamu berhenti dari pada segala musuhmu keliling dan kamupun akan duduk dengan sentosa. 11. Maka pada masa itu akan ada suatu tempat yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu, hendak mendudukkan namanya di situ, maka ke sanapun hendaklah kamu membawa akan segala yang telah kupesan kepadamu, baik korban bakaranmu baik korban sembelihanmu atau persembahanmu dalam sepuluh asa dan persembahan tatanganmu dan segala barang pilihan dari pada nazarmu, yang akan kamu bernazar kepada Tuhan. 12. Maka hendaklah kamu bersuka-sukaan di hadapan hadirat Tuhan, Allahmu, baik kamu baik segala anakmu laki-laki dan perempuan dan segala hambamu laki-laki dan perempuan dan segala orang Lewipun, yang duduk di sebelah dalam pintu gerbangmu, karena iapun tiada beroleh bahagian atau pusaka serta dengan kamu. 13. Peliharakanlah dirimu dari pada mempersembahkan korban bakaranmu pada segala tempatpun baik. 14. Melainkan pada tempat yang akan dipilih Tuhan di antara segala suku bangsamu, di sana hendaklah kamu mempersembahkan korban bakaranmu dan di sanapun hendaklah kamu perbuat segala sesuatu yang kupesan akan kamu. 15. Tetapi barang di mana tempat kamu suka, bolehlah kamu menyembelih binatang dan makan daging, sekadar berkat yang diberi Tuhan, Allahmu, kepadamu dalam segala tempat kedudukanmu, baik orang yang najis baik orang yang suci boleh makan dia, seperti kijang atau rusa. 16. Sahaja darah itu jangan kamu makan, melainkan hendaklah kamu cucurkan dia kepada bumi seperti air. 17. Maka dalam negeri kedudukanmu tak boleh kamu makan dalam sepuluh asa dari pada gandummu atau dari pada air anggurmu atau dari pada minyakmu atau dari lembu dombamu yang mula jadi, demikianpun jangan barang yang telah kamu pernazarkan atau persembahan dari ridla hatimu atau persembahan tatangan tanganmu. 18. Melainkan hendaklah kamu makan dia di hadapan hadirat Tuhan, Allahmu, pada tempat yang akan dipilih oleh Tuhan, Allahmu, baik kamu baik anakmu laki-laki atau perempuan baik hamba sahayamu dan orang Lewipun, yang dalam negeri kedudukanmu, maka hendaklah kamu bersuka-sukaan di hadapan hadirat Tuhan, Allahmu, oleh karena segala pegangan tanganmu itu. 19. Peliharakanlah dirimu dari pada menghinakan orang Lewi itu pada segala hari kamu dalam negerimu itu. 20. Maka apabila telah diluaskan Tuhan, Allahmu, akan perhinggaan negerimu, seperti yang telah Ia berfirman kepadamu, maka katamu: Bahwa sekarang aku hendak makan daging, sebab hatimu suka makan daging itu, maka bolehlah kamu makan daging sekehendak hatimu. 21. Maka jikalau tempat yang akan dipilih Tuhan, Allahmu, akan menetapkan namanya di sana, itu jauh dari pada tempatmu, maka bolehlah kamu menyembelihkan dari pada lembumu atau dari pada dombamu, yang dikaruniakan Tuhan kepadamu, seperti yang telah kupesan akan kamu, serta makan pada tempat kedudukanmu dengan sekehendak hatimu. 22. Yaitu seperti kijang atau rusa dimakan, begitu hendaklah kamu makan dia, baik orang yang najis baik orang yang suci, dua-dua boleh makan dia. 23. Sahaja peliharakanlah dirimu dari pada makan darah, karena darah itulah jiwa, maka tak boleh kamu makan daging dengan jiwanya. 24. Jangan kamu makan dia, melainkan cucurkanlah dia kepada bumi seperti air. 25. Jangan kamu makan dia, supaya selamatlah kamu dan anakmupun yang kemudian dari padamu, apabila kamu berbuat akan perkara yang benar kepada pemandangan Tuhan. 26. Tetapi persembahanmu yang suci, yang akan ada padamu, dan segala barang nazarmupun hendaklah kamu bawa sertamu ke tempat yang akan dipilih Tuhan. 27. Maka korban bakaranmu hendaklah kamu sediakan, baik dagingnya baik darahnya, di atas mezbah Tuhan, Allahmu; demikianpun darah segala korbanmu sembelihan hendak dicucurkan kepada mezbah Tuhan, Allahmu, tetapi dagingnya boleh kamu makan. 28. Maka peliharakanlah dan dengarlah kiranya akan segala firman ini, yang kupesan akan kamu sekarang, supaya selamatlah kamu dan anak-anakmupun kemudian dari padamu sampai selama-lamanya, jikalau kamu berbuat perkara yang baik dan yang benar kepada pemandangan Tuhan, Allahmu. 29. Apabila sudah habis ditumpas Tuhan, Allahmu, di hadapanmu akan segala bangsa yang kamu pergi kepadanya hendak mengambil pusakanya akan milikmu, dan apabila kamu sudah mengambil dia akan milikmu dan kamu duduk dalam negeri mereka itu, 30. maka peliharakanlah dirimu dari pada kena jerat, sehingga kamu menurut teladannya setelah sudah mereka itu ditumpas di hadapanmu; dan jangan kamu bertanya-tanya akan hal dewa-dewa mereka itu, sampai katamu: Bagaimana perihal bangsa-bangsa itu berbuat bakti kepada dewa-dewanya, supaya kamipun berbuat demikian? 31. Jangan kamu berbuat begitu akan Tuhan, Allahmu; karena segala perkara yang telah diperbuat oleh mereka itu akan dewa-dewanya, ia itu kebencian belaka kepada Tuhan, sehingga dibakar juga oleh mereka itu habis akan anaknya laki-laki dan perempuan dengan api bagi dewa-dewanya. 32. Maka segala firman yang kupesan akan kamu sekarang, hendaklah kamu peliharakan dan menurut akan dia; janganlah ia itu kamu tambahi atau kurangi.
1. Bahwa terutamalah nama yang baik dari pada minyak bau-bauan yang indah, dan baiklah hari orang mati dari pada hari jadinya. 2. Baiklah masuk ke dalam rumah perkabungan dari pada masuk ke dalam rumah perjamuan, karena di dalam rumah perkabungan itulah kesudahan segala manusia dan orang yang hidup itu memperhatikannya. 3. Baiklah dukacita dari pada tertawa, karena muram muka membaiki hati. 4. Bahwa hati orang alim itu adalah di dalam rumah perkabungan, tetapi hati orang jahil adalah di dalam rumah kesukaan. 5. Baiklah mendengar tegur orang alim dari pada mendengar nyanyi orang jahil. 6. Karena seperti bunyi duri di bawah periuk, demikianpun bunyi tertawa orang jahil. Maka ini lagi sia-sia adanya. 7. Sesungguhnya aniaya dapat memarahkan orang alim juga, dan hadiah merusakkan hati. 8. Baiklah kesudahan barang suatu perkara dari pada permulaannya, dan baiklah sabar dari pada kemegahan hati. 9. Janganlah hatimu bersegera-segera akan marah, karena dada orang jahil itulah tempat duduk kemarahan. 10. Janganlah katamu: Apa mulanya maka segala zaman dahulu itu baik dari pada zaman ini? karena bukannya dengan akal budi engkau bertanyakan hal itu. 11. Hikmat disertakan milik pusaka itu baik dan ia itu suatu harta besar bagi orang yang memandang matahari. 12. Karena hikmat itu seolah-olah pernaungan, dan uangpun seolah-olah pernaungan, tetapi kelebihan ilmu inilah perinya: Bahwa hikmat memberi kehidupan kepada segala orang yang menaruh dia. 13. Perhatikanlah olehmu akan segala perbuatan Allah, karena siapa gerangan dapat membetulkan barang yang telah dibengkokkan oleh-Nya? 14. Pada hari untung yang baik terimalah olehmu akan yang baik, tetapi ingatlah juga akan hari yang jahat, karena keduanya sudah dijodohkan Allah begitu teguh, sehingga satupun tiada dapat diketahui orang dari pada barang yang berlaku atasnya kemudian kelak. 15. Segala perkara ini telah kulihat sepanjang umur hidupku yang sia-sia ini: Adalah orang benar yang binasa dengan kebenarannya; dan adalah orang jahat yang melanjutkan umur dengan kejahatannya! 16. Janganlah engkau terlalu benar dan jangan engkau terlalu pandai; mengapa engkau mendatangkan kebinasaan atas dirimu kelak? 17. Janganlah engkau terlalu fasik dan janganlah engkau terlalu bodoh; mengapa gerangan engkau akan mati dahulu dari pada sampai ajalmu? 18. Baiklah berpaut kepada satu, dan jangan lepaskan satunya dari pada tangan, karena barangsiapa yang takut akan Allah, ia itu luput dari pada sekalian itu. 19. Bahwa orang alim dikuatkan oleh hikmat terlebih dari pada kota benteng dikuatkan oleh sepuluh orang panglima perang. 20. Bahwasanya di atas bumi seorangpun tiada yang benar begitu sehingga ia berbuat baik belaka dan tiada tahu berdosa. 21. Sebab itu jangan engkau taruh di hati akan segala sesuatu yang dikatakan orang, supaya jangan terdengar engkau akan hal hambamu mengutuki engkau. 22. Karena kerap kali sudah hatimu mengaku, bahwa engkaupun sudah mengutuki orang lain. 23. Maka sekalian ini sudah kuuji dengan hikmat, maka kataku: Aku hendak beroleh hikmat, tetapi ia itu lagi jauh dari padaku. 24. Barang yang jauh dan amat dalam, siapa gerangan akan mendapat dia? 25. Bahwa berbaliklah aku dengan segenap hatiku hendak mengetahui dan menyelidik dan mencahari hikmat dan kenyataan segala perkara, dan hendak mengerti kebodohan segala jahat dan kegilaan segala sasaran. 26. Maka kudapati akan suatu perkara yang pahit dari pada maut, yaitu seorang perempuan yang hatinya seperti jaring dan jerat, dan tangannyapun seperti tali pengikat; barangsiapa yang baik di hadapan hadirat Allah, ia itu luput dari padanya, tetapi orang yang berdosa kelak akan ditangkap olehnya. 27. Bahwasanya ini telah kudapati, kata al-Khatib, satu berganti satu akan beroleh kenyataannya; 28. yang dicahari lagi oleh hatiku, maka tiada kudapati akan dia; bahwa mudah juga di antara orang seribu aku mendapat seorang laki-laki yang baik, tetapi belum kudapati di antara sekalian itu akan seorang perempuan yang begitu. 29. Kendatilah, maka aku juga telah mendapat ini: Bahwa Allah sudah menjadikan manusia betul adanya, tetapi mereka itu sudah mencahari banyak tipu daya.
1. Siapa gerangan dapat disamakan dengan seorang alim? siapakah mengetahui tafsir segala perkara? Bahwa hikmat itu memberi seri kepada muka manusia dan menghapuskan segala kerut dahinya. 2. Inilah kataku: Perhatikanlah olehmu akan titah raja, seolah-olah engkau telah bersumpah demi Allah. 3. Janganlah bersegera-segera engkau keluar dari hadapan hadiratnya, dan lagi jangan engkau tetap dalam suatu perkara yang jahat, karena barang yang dikehendaki hatinya itu juga dilakukannya. 4. Barang di mana titah raja, di sanapun pemerintahan, dan siapakah boleh berkata kepadanya demikian: Apakah perbuatanmu? 5. Barangsiapa yang memeliharakan hukum, ia itu tiada melakukan jahat, maka hati orang bijak itu akan mencamkan ketika dan perinya. 6. Karena segala sesuatu yang dikasadkan orang itu bergantung kepada ketika dan peri; maka sebab itu berlakulah begitu banyak jahat atas manusia. 7. Karena seorangpun tiada yang tahu apa akan jadi; maka siapa gerangan memberitahu kepadanya bilamana ia itu akan jadi? 8. Seorangpun tiada yang berkuasa akan nyawa, atau yang dapat menahani nyawa itu; demikianpun tiada ia berkuasa akan hari ajalnya, dan tiada padanya barang senjata dalam peperangan itu; maka kejahatanpun tiada dapat meluputkan orang yang membuat dia. 9. Maka sekalian ini telah kulihat tatkala kucamkan segala perbuatan yang diperbuat di bawah langit, pada masa seorang manusia memerintahkan orang akan jahatnya. 10. Demikianpun telah kulihat orang jahat dihantar ke kubur, maka datanglah beberapa orang mengiring, jikalau dari pada tempat yang suci sekalipun, tetapi orang yang telah berbuat barang yang benar itu dilupakan oleh orang senegerinya. Maka ini lagi suatu perkara yang sia-sia adanya. 11. Maka sebab tiada dengan segeranya hukum dikenakan kepada perbuatan yang jahat, sebab itu hati segala anak Adam selalu mengandung sarat hendak berbuat jahat. 12. Tetapi jikalau orang fasik berbuat jahat seratus ganda sekalipun dan tinggal dengan hidupnya, kuketahui juga bahwa selamatlah kelak segala orang yang beribadat kepada Allah dan yang takut akan hadirat-Nya. 13. Tetapi orang jahat tiada akan selamat dan tiada melanjutkan umurnya, melainkan seperti bayang-bayang adanya, sebab tiada ia takut akan hadirat Allah. 14. Maka adalah pula suatu perkara yang sia-sia, yang jadi di atas bumi, yaitu: Adalah orang benar yang mendapat pembalasan seperti patut akan perbuatan orang fasik, dan adalah orang fasik yang mendapat pembalasan seperti patut akan perbuatan orang benar. Maka sebab itu kataku: Ini suatu perkara yang sia-sia adanya. 15. Lalu kupuji akan kesukaan, karena di bawah langit satupun tiada bagi manusia yang terlebih baik dari pada makan minum dan bersuka-sukaan; maka ini juga tinggal padanya dari pada segala kelelahan sepanjang umur hidup, yang dikaruniakan Allah kepadanya di bawah langit ini. 16. Maka pada masa yakin hatiku hendak mengetahui hikmat dan melihat segala syugul yang jadi di atas bumi, sehingga kerap kali mata orang tiada merasai tidur baik siang baik malam, 17. pada masa itu juga kulihat segala perbuatan Allah, yang tiada terduga oleh manusia, segala perbuatan yang jadi di bawah langit; jikalau manusia mengusahakan dirinya dalam mencahari dia sekalipun, tiada juga didapatinya akan dia kelak; bahkan, jikalau kata seorang alim sekalipun ia hendak mengetahui dia, tiada juga boleh didapatinya akan dia.
1. Adalah beberapa hari kemudian daripada itu, masuklah pula Yesus ke Kapernaum, maka kedengaranlah kabar mengatakan bahwa Ia ada di rumah. 2. Lalu dengan segeralah orang banyak berhimpun, sehingga tiada bertempat lagi, meskipun di muka pintu, maka dikatakan-Nya firman Allah kepada mereka itu. 3. Maka datanglah orang membawa ke hadapan-Nya seorang sakit tepok, diusung oleh empat orang. 4. Tetapi sebab mereka itu tiada dapat menghampiri Yesus karena orang banyak itu, maka dibukakannyalah atap yang di tempat-Nya itu; setelah dipecahkannya, lalu tempat orang sakit tepok itu berbaring diulurkannya ke bawah. 5. Serta dilihat oleh Yesus akan percaya mereka itu, maka kata-Nya kepada orang sakit tepok itu, "Hai, anak-Ku, dosamu sudah diampuni." 6. Adalah juga duduk di sana beberapa orang ahli Taurat yang berpikir-pikir di dalam hatinya: 7. Apakah sebabnya orang ini berkata demikian? Ia menghujat! Siapakah dapat mengampuni dosa, kecuali Satu sahaja, yaitu Allah. 8. Pada ketika itu juga diketahui oleh Yesus di dalam hati-Nya, bahwa mereka itu berpikir-pikir demikian di dalam dirinya, lalu berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya hati kamu berbalah-balah? 9. Yang manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang sakit tepok ini: Dosamu sudah diampunikah, atau mengatakan: Bangunlah engkau, angkat tempat tidurmu itu, lalu berjalan? 10. Tetapi supaya kamu mengetahui, bahwa Anak manusia di dalam dunia ini berkuasa mengampuni dosa," maka kata-Nya kepada orang yang sakit tepok itu, 11. "Aku ini berkata kepadamu, bangunlah engkau, angkat tempat tidurmu itu, pulanglah ke rumahmu!" 12. Pada ketika itu juga bangunlah ia, diangkatnya tempat tidurnya itu, lalu pergi ke luar di hadapan orang sekalian itu, sehingga sekaliannya itu pun tercengang-cenganglah serta memuliakan Allah, katanya, "Wah, belum pernah kami melihat yang demikian ini!" 13. Maka keluarlah pula Yesus menuju ke pantai tasik, maka orang banyak pun datanglah kepada-Nya, lalu diajar-Nya mereka itu. 14. Maka tengah Ia berjalan lalu di situ, dilihat-Nya Lewi, anak Alpius, duduk di rumah pencukaian, maka kata Yesus kepadanya, "Ikutlah Aku." Lalu bangunlah ia serta mengikut Dia. 15. Maka tatkala Yesus duduk makan di dalam rumah orang itu, banyaklah orang pemungut cukai dan orang berdosa pun duduk makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, karena adalah di situ banyak orang, yang telah mengikut Dia. 16. Apabila ahli Taurat dan orang Parisi terpandang Yesus makan dengan orang pemungut cukai dan orang berdosa, maka katanya kepada murid-murid-Nya, "Ia makan minum bersama-sama dengan orang pemungut cukai dan orang berdosa?" 17. Apabila Yesus mendengar perkataan ini, maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Orang yang sehat itu tiada perlukan tabib, hanyalah orang yang sakit. Bukanlah Aku ini datang memanggil orang yang benar, melainkan orang yang berdosa." 18. Adapun murid-murid Yahya dan orang Parisi pun tengah puasa, maka datanglah mereka itu serta bertanya kepada Yesus, "Apakah sebabnya murid-murid Yahya dan orang Parisi pun puasa, tetapi murid-murid-Mu sendiri tidak?" 19. Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Bolehkah sahabat-sahabat mempelai itu puasa selagi mempelai itu ada sertanya? Selagi mempelai itu ada sertanya, tiada boleh mereka itu puasa. 20. Akan tetapi ada harinya kelak, yang mempelai itu diambil daripadanya, baharulah mereka itu akan puasa. 21. Maka seorang pun tiada menampalkan secarik kain yang baharu pada pakaian yang lama, karena koyaklah pula penampal itu, yaitu kain yang baharu mengoyak yang lama itu sehingga koyaknya lebih besar lagi. 22. Dan seorang pun tiada membubuh air anggur yang baharu ke dalam kerbat kulit yang lama, karena air anggur yang baharu itu kelak memecahkan kerbat kulit, lalu air anggur itu tertumpah dan kerbat itu pun binasalah, melainkan air anggur yang baharu patutlah dibubuh orang ke dalam kerbat yang baharu." 23. Pada suatu hari Sabbat berjalanlah Yesus melalui ladang-ladang gandum, lalu murid-murid-Nya pun, sambil berjalan, memetik mayang gandum. 24. Maka kata orang Parisi kepada Yesus, "Tengok, apakah sebabnya mereka itu berbuat pada hari Sabbat barang yang tiada halal?" 25. Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Belum pernahkah kamu membaca barang yang diperbuat oleh Daud, tatkala ia kekurangan, dan lapar dengan segala orang yang sertanya, 26. di dalam hal ia sudah masuk ke dalam Rumah Allah, zaman Abiyatar, imam besar, lalu makan roti persembahan itu, yang tiada halal dimakan melainkan oleh imam-imam sahaja, dan diberikannya juga kepada orang yang sertanya?" 27. Dan lagi kata-Nya kepada mereka itu, "Hari Sabbat itu diadakan karena manusia, bukannya manusia diadakan karena hari Sabbat. 28. Sebab itu Anak manusia pun adalah Tuhan atas hari Sabbat juga."