Alpet Sebelum 2021
Terjemahan Lama
1. Sebermula, maka adalah seorang perempuan anu dari pada bini segala murid nabi itu, maka berserulah ia kepada Elisa, katanya: Bahwa hamba tuan, laki sahaya itu, sudah mati, maka tuan juga tahu bahwa dahulu hamba tuan itu beribadatlah kepada Tuhan, maka sekarang orang piutang sudah datang hendak mengambil kedua orang anak sahaya akan hambanya. 2. Maka kata Elisa kepadanya: Apakah boleh kuperbuat karena engkau? Berilah tahu aku barang apa yang di dalam rumahmu. Maka sahutnya: Satupun tiada pada sahaya dalam rumah melainkan sebuah buli-buli berisi minyak. 3. Maka kata Elisa: Pergilah engkau minta beberapa bejana dari luar, yaitu bekas yang hampa dari pada segala orang sekampungmu; jangan kauambil sedikit. 4. Lalu masuklah ke dalam rumah, kancingkanlah pintu di belakang engkau dan di belakang anak-anakmu, setelah itu tuanglah ke dalam segala bekas itu, mana yang penuh sebelahkanlah. 5. Hata, maka perempuan itupun meninggalkan dia, lalu dikancingkannyalah pintu di belakangnya dan di belakang anak-anaknya, yang mengunjuk bekas itu kepadanya, maka perempuan itupun menuanglah. 6. Setelah sudah penuh segala bekas itu, maka katanya kepada anaknya: Unjuklah lagi sebuah bekas kepadaku; tetapi sahut anak itu: Tiada lagi bekas. Maka minyaknyapun berhentilah. 7. Maka pergilah perempuan itu memberitahu hal itu kepada aziz Allah, lalu katanya: Pergilah engkau, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan lebihnya jadikanlah penghidupanmu dan penghidupan anak-anakmu. 8. Bermula, maka pada sekali peristiwa, yaitu pada suatu hari anu, berjalanlah Elisa terus dari pada negeri Sunem; maka adalah di sana seorang perempuan bangsawan, yang mengajak akan dia singgah makan; kemudian tiap-tiap kali ia berjalan terus dari pada negeri itu singgahlah ia kepadanya lalu duduk makan. 9. Maka kata perempuan itu kepada suaminya: Bahwasanya kuketahui akan aziz Allah yang terkadang-kadang berjalan terus dari pada negeri kita itu sucilah adanya. 10. Baiklah kita memperbuat akan dia suatu alayat kecil dengan dindingnya, dan dalamnya kita taruh akan dia tempat tidur dan meja dan kursi dan kaki dian, supaya apabila ia singgah kepada kita kelak, bolehlah ia menumpang di situ. 11. Hata, maka pada suatu hari anu datanglah ia ke sana, lalu menumpanglah ia dalam alayat itu, dan tidurlah ia di sana. 12. Maka katanya kepada Gehazi, hambanya: Panggillah olehmu perempuan Sunami itu. Maka dipanggilnyalah, lalu berdirilah ia di hadapannya. 13. Maka kata Elisa kepada hambanya: Sekarang katakanlah kepadanya ini: Bahwasanya engkau sudah memeliharakan kami dengan sebesar-besar susahmu, maka sekarang apa gerangan boleh dibuat karenamu? adakah sesuatu perkaramu yang boleh dipersembahkan kepada baginda, atau kepada panglima perangnya? Maka sahut perempuan itu: Bahwa adalah sahaya duduk di tengah-tengah kaum sahaya. 14. Maka katanya: Entah apa boleh dibuat karena perempuan itu? Maka kata Gehazi: Bahwasanya tiada ia beranak laki-laki dan suaminyapun sudah tua. 15. Maka kata Elisa: Pangillah dia! Maka dipanggilnyalah, lalu berdirilah ia di pintu. 16. Maka kata Elisa: Betul pada masa begini, lepas setahun umur hidup, engkau akan memeluk seorang anakmu laki-laki. Maka sembah perempuan itu: Jangan tuan, ya aziz Allah! jangan apalah tuan berdusta kepada sahaya ini. 17. Hata, maka perempuan itupun hamillah, lalu beranaklah ia laki-laki, betul pada masa yang telah ditentukan, yaitu setelah sudah lalu genap setahun umur hidup, setuju dengan sabda Elisa itu kepadanya. 18. Arakian, maka anak itupun makin besar, maka sekali peristiwa pada suatu hari keluarlah budak itu pergi mendapatkan bapanya, yang dengan segala orang menuai itu. 19. Maka katanya kepada bapanya: Aduh, kepalaku! kepalaku! Lalu kata bapanya kepada seorang hamba: Bawalah akan dia kepada emaknya. 20. Maka diangkatnya, dibawanya akan dia kepada emaknya, maka duduklah budak itu pada ribaannya sampai tengah hari, lalu matilah ia. 21. Maka naiklah perempuan itu ke atas, dibaringkannya anaknya pada tempat tidur aziz Allah, dan dikancingkannya pintu di belakangnya, lalu iapun keluar. 22. Maka dipanggilnya suaminya serta katanya: Suruhkanlah seorang dari pada segala hamba itu kepadaku dan lagi seekor keledai betina, supaya dengan segera boleh aku pergi mendapatkan aziz Allah itu, kemudian aku akan balik kelak. 23. Maka kata suaminya: Mengapa maka pada hari ini engkau pergi kepadanya? Bukannya bulan baharu atau hari sabat. Maka sahutnya: Jangan engkau susahkan. 24. Maka dikenakannya pelana kepada keledai betina itu, lalu katanya kepada hambanya: Buru-buru sahaja jalannya, jangan ia berhenti melainkan dengan kataku. 25. Hata, maka iapun berjalanlah, lalu sampai kepada aziz Allah di atas gunung Karmel. Demi dilihat aziz Allah akan dia sudah dekat, maka katanya kepada Gehazi, hambanya: Lihatlah olehmu perempuan Sunami itu datang. 26. Maka sekarangpun pergilah engkau dengan segera mendapatkan dia dan katakanlah kepadanya: Selamatkah encik? selamatkah suami encik? selamatkah anak encik? Maka sahutnya: Selamat. 27. Setelah sampai ia kepada aziz Allah di atas gunung itu, maka dipeluknya kakinya, tetapi datanglah Gehazi hampir hendak menolak akan dia. Maka kata aziz Allah: Biarkanlah dia, karena besar dukacita dalam hatinya, maka dilindungkan Tuhan hal itu dari padaku, tiada dinyatakan-Nya kepadaku. 28. Maka sembah perempuan itu: Adakah sahaya sudah minta seorang anak kepada tuan? Bukankah kata sahaya begini: Jangan apalah tuan mendustai sahaya? 29. Maka kata Elisa kepada Gehazi: Ikatlah pinggangmu, ambillah akan tongkatku pada tanganmu, lalu pergi; maka jikalau barang seorang bertemu dengan dikau jangan engkau bersalam-salaman dengan dia, dan jikalau barang seorang memberi salam kepadamu, jangan kaubalas salamnya, dan letakkanlah tongkatku ini pada muka budak itu. 30. Tetapi kata emaknya budak itu: Demi Tuhan yang hidup dan nyawamupun hidup, tiada sahaya mau meninggalkan tuan! Maka sebab itu berbangkitlah Elisa lalu mengikut dia. 31. Adapun Gehazi itu sudah berjalan dahulu dari pada keduanya dan sudah diletakkannya tongkat itu pada muka budak itu, tetapi bunyi suarapun tiada, tanda pendengarpun tiada. Maka kembalilah ia, serta ia bertemu dengan Elisa diberinya tahu hal itu kepadanya, katanya: Budak itu tiada bersemangat pula. 32. Setelah Elisa masuk ke dalam rumah, sesungguhnya didapatinya akan budak itu sudah mati, terhantar pada tempat tidurnya. 33. Maka masuklah ia, dikancingkannya pintu di belakang keduanya, lalu dipintanya doa kepada Tuhan. 34. Maka naiklah ia dan dibentangkannya dirinya di atas budak itu, dikenakannya mulutnya pada mulut budak itu dan matanyapun pada mata budak itu dan tangannyapun pada tangan budak itu dan ditiarapkannya dirinya di atas budak itu, lalu suhulah pula tubuh budak itu. 35. Setelah itu maka pergilah ia, lalu berjalan dalam rumah sekali pergi datang, kemudian naiklah ia pula, dibentangkannya dirinya di atasnya, maka budak itupun bersinlah sampai tujuh kali, lalu dibukakannya matanya. 36. Maka dipanggil Elisa Gehazi, katanya: Panggillah olehmu perempuan Sunami itu. Maka dipanggilnyalah; setelah ia datang maka kata Elisa kepadanya: Angkatlah anakmu ini. 37. Maka datanglah ia menyembah sujud kepada kakinya serta tunduk sampai ke bumi, lalu diangkatnya anaknya, dibawanya ke luar. 38. Hata, maka kemudian dari pada itu datanglah Elisa pula ke Gilgal pada masa bala kelaparan dalam negeri itu, maka segala murid nabi itu adalah duduk di hadapannya, lalu katanya kepada hambanya: Jerangkanlah periuk besar itu dan masaklah gulai akan segala murid nabi itu. 39. Maka keluarlah seorang anu ke padang hendak mencahari sayur-sayur, maka didapatinya pokok hanzal, dipetiknya dari padanya buah hanzal saputangannya penuh, lalu datanglah ia, dikecik-kecikkannya dan dimasukkannya ke dalam periuk yang berisi gulai itu, karena tiada dikenalnya akan dia. 40. Setelah disajikan makanan bagi segala orang itu, tiba-tiba apabila mereka itu makan dari pada gulai itu, berteriaklah mereka itu, katanya: Kematian juga adalah dalam periuk ini, ya aziz Allah! Maka tiada boleh mereka itu makan dia. 41. Maka kata Elisa: Ambilkanlah aku tepung. Maka dituangnya tepung itu ke dalam periuk itu lalu katanya: Sekarang sajikanlah dia bagi orang banyak ini, supaya mereka itu makan. Maka satupun tiada jahatnya dalam periuk itu lagi. 42. Hata, maka datanglah seorang laki-laki anu dari Baal-Salisa, yang membawa kepada aziz Allah itu beberapa roti hulu hasil, dua puluh ketul roti syeir dan tepung tumbukan halus dalam saputangannya. Maka kata Elisa: Berikanlah dia kepada orang banyak ini, supaya mereka itu makan! 43. Maka sembah hambanya: Manakan dapat sahaya sajikan dia kepada seratus orang laki-laki? Maka kata Elisa: Berikanlah dia juga, supaya mereka itu makan, karena firman Tuhan demikian: Orang akan makan, kemudian akan ada lagi sisanya. 44. Maka disajikannyalah kepada mereka itu dan mereka itu sekalianpun makanlah, kemudian adalah lagi sisanya, yaitu setuju dengan firman Tuhan itu.
1. Sebermula, adapun Naaman, panglima perang raja benua Syam itu, ia itulah seorang orang besar di hadapan baginda tuannya, lagi dipermuliakan amat, sebab olehnya juga Tuhan sudah mengaruniakan kemenangan kepada orang Syam, lagipun ia seorang gagah berani, tetapi kena sakit kusta juga ia. 2. Maka pada sekali peristiwa, setelah beberapa pasukan sudah keluar dari benua Syam, dibawanya dari tanah Israel akan seorang anak dara dengan tertawan, maka anak dara itupun menjadi sahaya kepada isteri Naaman itu. 3. Maka sembahnya kepada enciknya: Jikalau kiranya tuan sahaya adalah di hadapan nabi yang di Samaria itu, niscaya disembuhkannya tuan sahaya dari pada sakit kustanya. 4. Maka pergilah Naaman memberitahu kata itu kepada baginda tuannya, sembahnya: Begitu begini kata anak dara yang dari negeri Israel itu. 5. Maka titah baginda raja benua Syam: Pergilah mamak, maka beta akan melayangkan sepucuk surat kelak kepada raja orang Israel itu. Maka pergilah ia, dibawanya sertanya akan perak sepuluh talenta, dan emas enam ribu syikal dan persalinan sepuluh lengkap. 6. Hata, maka disampaikannyalah surat kiriman itu kepada baginda raja orang Israel, bunyinya: Bahwa apabila sampai surat kiriman ini kepada adinda, ketahuilah oleh adinda bahwa kakanda sudah menyuruhkan Naaman, hamba kakanda, menghadap adinda, supaya adinda menyembuhkan dia dari pada penyakit kustanya. 7. Arakian, setelah dibaca oleh raja orang Israel akan bunyi surat kiriman ini, maka dicarik-carikkannya pakaiannya sambil titahnya: Allahkah aku ini, dapatkah aku membunuh dan menghidupkan orang, maka raja itu menyuruhkan orang, supaya kusembuhkan dia dari pada sakit kustanya? Bahwasanya, tiada syak lagi, orang itu mencahari sebab kepadaku! 8. Hata, maka demi didengar Elisa, aziz Allah itu, akan hal baginda raja orang Israel sudah mencarik-carikkan pakaiannya, disuruhkannya orang bersembah kepada baginda demikian: Karena apa gerangan tuanku mencarik-carikkan pakaian tuanku? Suruhkan orang itu kepada patik sahaja, maka diketahuinyalah kelak akan hal adalah seorang nabi di antara orang Israel. 9. Arakian, maka datanglah Naaman serta dengan segala kudanya dan ratanya, lalu berhenti di hadapan pintu rumah Elisa. 10. Maka disuruhkan Elisa seorang suruhan kepadanya, mengatakan: Pergilah engkau, mandikanlah dirimu tujuh kali dalam sungai Yarden, maka daging tubuhmu akan pulang semula dan engkaupun akan suci kelak. 11. Tetapi Naaman itu lalu marah sangat, serta pergi sambil katanya: Bahwasanya telah aku berkata dalam hatiku demikian: Tak dapat tiada ia akan keluar kelak, lalu berdiri sambil menyebut nama Tuhan, Allahnya, sambil menunjuk kepada penyakit itu dengan tangannya dan menyembuhkan orang demikian dari pada kustanya. 12. Bukankah Abana dan Parpar, sungai Damsyik itu, terutama dari pada segala air Israeli; manakan tiada boleh aku mandi dalamnya dan menjadi suci? Maka berpalinglah ia dirinya, lalu berjalan dengan sangat amarahnya. 13. Tetapi pada masa itu datanglah hamba-hambanya hampir kepadanya serta sembahnya: Ya datuk! jikalau kiranya disuruh nabi itu buat suatu perkara yang besar, masakan tiada datuk melakukan dia? istimewa pula sekarang katanya kepada datuk: Mandikanlah tubuhmu maka engkau akan suci kelak! 14. Maka sebab itu turunlah juga ia, lalu menyelam dalam Yarden sampai tujuh kali, menurut kata aziz Allah itu, maka daging tubuhnyapun pulang semula, jadi seperti daging tubuh orang muda, sehingga sucilah ia. 15. Setelah itu maka kembalilah ia pergi mendapatkan aziz Allah, baik ia baik segenap tentaranya; serta sampai maka berdirilah di hadapannya sambil katanya: Bahwa sesungguhnya sekarang kuketahui akan hal di atas seluruh muka bumi tiada Allah melainkan yang di antara orang Israel itu. Maka sekarangpun tuan terima apalah suatu berkat dari pada hamba tuan ini! 16. Tetapi kata Elisa: Demi Tuhan yang hidup dan yang aku berdiri menghadap hadirat-Nya, sekali-kali tiada aku menerima dia! Maka berulang-ulang diajaknya akan dia supaya diterimanya, tetapi dienggankannya juga. 17. Maka kata Naaman: Jikalau tuan tiada sudi, maka hendaklah diberikan kepada hambamu ini tanah seberapa banyak dapat ditanggung oleh bagal sepasang, karena hambamu ini tiada akan mempersembahkan lagi korban bakaran atau korban sembelihan kepada segala dewa-dewa, melainkan hanya kepada Hua juga. 18. Sahaja dalam perkara ini hendaklah kiranya Tuhan mengampuni hambamu, yaitu apabila baginda masuk ke dalam kuil Rimmon kelak hendak menyembahsujud di sana dan bagindapun bertelekan pada lengan hamba, sehingga hambapun turut sujud dalam kuil Rimmon itu, hendaklah kiranya Tuhan mengampuni akan hamba perkara hambamu ini sujud dalam kuil Rimmon itu. 19. Maka kata Elisa kepadanya: Pergilah engkau dengan selamat. Hata, maka berjalanlah ia dari sana. Setelah sekerat jalan jauhnya, 20. lalu kata Gehazi, hamba Elisa, aziz Allah itu: Bahwasanya tuanku sudah menegahkan Naaman, orang Syam itu, tiada ia mau menerima dari pada tangannya barang yang telah dihantarnya kepadanya, tetapi demi Tuhan yang hidup aku hendak mengikut akan dia dari belakang dan mengambil barang sesuatu dari pada tangannya. 21. Maka Gehazipun mengikutlah akan Naaman dari belakang. Demi dilihat Naaman akan dia mengikut maka turunlah ia dari atas ratanya, lalu pergi mendapatkan dia sambil katanya: Adakah baik? 22. Maka sahutnya: Baik juga; adapun tuan sahaya menyuruhkan sahaya mengatakan: Bahwasanya baharu tadi datanglah kepadaku dua orang muda dari pada segala murid nabi, yaitu dari pegunungan Efrayim; maka hendaklah kiranya tuan berikan mereka itu perak setalenta dan dua helai kain persalinan. 23. Maka kata Naaman: Mari, ambillah dua talenta. Maka diajak-ajaknya akan dia, lalu diikatnya dua talenta perak itu dalam pundi-pundi dan lagi dua helai kain persalinan, maka sekalian itu ditanggungkannya kepada dua orang hambanya, yang memikul dia di hadapannya. 24. Setelah sampai Gehazi kepada bukit itu, maka diambilnya segala barang-barang itu dari pada tangan mereka itu, lalu ditaruhnya dalam sebuah rumah dan dilepaskannya kedua orang itu pergi, maka keduanyapun berjalanlah. 25. Setelah itu maka masuklah Gehazi, lalu berdiri menghadap tuannya. Maka kata Elisa kepadanya: Hai Gehazi, engkau dari mana? Maka sahutnya: Tiada sahaya pergi ke mana-mana. 26. Tetapi kata Elisa kepadanya: Bukankah seolah-olah hilang hatiku, tatkala orang itu turun dari atas ratanya dengan segera, lalu mendapatkan dikau? Inikah masa yang patut diambil akan perak atau pakaian atau pohon zait atau kebun anggur atau lembu domba dan hamba sahaya? 27. Maka sebab itu, bala kusta Naaman itu akan lekat padamu dan pada anak cucumu sampai selama-lamanya! Hata, maka keluarlah Gehazi dari hadapannya dengan kena kusta seperti salju putihnya.
1. Sebermula, maka pada sekali peristiwa kata segala murid nabi itu kepada Elisa: Lihat apalah olehmu akan tempat kedudukan kami di hadapanmu itu terlalu sempit bagi kami sekalian. 2. Biarkanlah kiranya kami pergi ke Yarden, masing-masing meramu kayu bakal rumah di sana, supaya di sanalah kami membuat suatu tempat kedudukan kami. Maka kata Elisa: Pergilah. 3. Maka kata seorang: Silakanlah tuan berjalan serta dengan hambamu ini. Maka sahutnya: Baiklah, aku berjalan serta. 4. Maka iapun berjalanlah sertanya, setelah sampai mereka itu sekalian ke Yarden, ditebangnya beberapa batang pohon kayu. 5. Maka sesungguhnya dalam menebang pohon kayu besar itu adalah seorang anu besinya jatuh ke dalam air, lalu berserulah ia, katanya: Ya tuan! besi ini sahaya pinjam. 6. Maka kata aziz Allah: Di mana jatuh itu? Maka ditunjuknyalah tempatnya kepadanya, lalu dikeratnya sepotong kayu, dicampakkannya ke sana, demikianlah ditimbulkannya pula besi itu. 7. Maka katanya: Pungutlah olehmu akan dia. Maka diulurkannya tangannya lalu dipungutnya. 8. Bermula, maka raja benua Syam berperang dengan orang Israel, maka berbicaralah ia dengan segala hambanya, titahnya: Kepada tempat anu aku hendak menyerang dengan balatentaraku. 9. Tetapi aziz Allah itu menyuruhkan orang mempersembahkan kepada baginda raja orang Israel: Peliharakanlah kiranya dirimu dari pada berjalan lalu dari tempat itu, karena orang Syam sudah turun ke sana. 10. Maka sebab itu disuruhkan baginda raja orang Israel akan orang ke tempat yang dikatakan aziz Allah kepadanya sambil memberi ingat akan dia, maka dipeliharakannya dirinya dari sana bukan sekali dua kali. 11. Maka oleh sebab kelakuan itu sangat murka hati raja benua Syam, maka dipanggilnya akan segala hambanya, lalu titahnya kepadanya: Tiadakah kamu memberitahu aku, siapa gerangan dari pada orang kita sefakat dengan raja orang Israel? 12. Maka sembah seorang hambanya: Bukannya demikian, ya tuanku! melainkan nabi Elisa, yang di antara orang Israel itu, ia memberitahu kepada raja orang Israel segala titah yang dikatakan tuanku jikalau dalam bilik peraduan tuanku sekalipun. 13. Maka titah baginda: Pergilah kamu melihati tempatnya, supaya boleh kusuruhkan orang pergi menangkap dia. Maka dipersembahkan oranglah kepada baginda, sembahnya: Bahwa sesungguhnya adalah ia di Dotan. 14. Maka disuruhkan baginda ke sana beberapa kuda dan rata dan suatu tentara besar, maka sekalian itu sampailah ke sana pada malam, lalu dikepungnya negeri itu. 15. Maka pada pagi-pagi hari bangunlah hamba aziz Allah itu, lalu keluar, heran, maka adalah negeri itu dikepung oleh suatu tentara dengan beberapa kuda dan rata. Maka kata hamba itu kepadanya: Wai tuan! apa gerangan akal kita? 16. Maka sahutnya: Jangan engkau takut, karena adapun yang menyertai akan kita itu terlebih banyaknya dari pada yang menyertai akan mereka itu. 17. Maka Elisapun meminta doa, sembahnya: Ya Tuhan, celikkan apalah matanya, supaya iapun dapat melihat! Maka dicelikkannya Tuhan mata hamba itu, sehingga ia dapat melihat, heran, maka adalah gunung itu penuh dengan kuda api dan rata api keliling Elisa. 18. Maka sementara mereka itu datang mendapatkan dia, dipinta Elisa doa kepada Tuhan, sembahnya: Palulah kiranya akan mereka ini sekalian dengan kabur mata. Maka dipalunyalah akan mereka itu dengan kabur mata, seperti doa Elisa itu. 19. Lalu kata Elisa kepada mereka itu: Ini bukan jalannya dan ini bukan negerinya: ikutlah aku sahaja, maka aku akan menghantar kamu kelak kepada orang yang kamu cahari. Hata, maka dihantarnya mereka itu ke Samaria. 20. Setelah sampai mereka itu sekalian di Samaria, sesungguhnya sembah Elisa: Ya Tuhan! celikkanlah kiranya mata mereka ini, supaya ia dapat melihat. Maka dicelikkan Tuhan mata mereka itu, sehingga mereka itupun dapat melihat; heran, maka adalah mereka itu pada sama tengah negeri Samaria. 21. Demi dilihatnya mereka itu maka kata raja orang Israel kepada Elisa: Bolehkah aku membunuh dia, bahkan membunuh dia, ya bapaku? 22. Tetapi sahutnya: Jangan kaubunuh dia: bunuhlah akan orang yang telah kaualahkan dengan pedang dan panahmu! melainkan sajikanlah roti dan air minum akan orang ini, supaya mereka itu dapat makan dan minum, lalu kembali kepada tuannya. 23. Maka diperbuatlah oleh baginda suatu perjamuan besar akan mereka itu, maka mereka itupun makan minumlah, setelah itu disuruh baginda akan mereka itu berjalan, maka kembalilah sekaliannya kepada tuannya. Kemudian dari pada itu tiada lagi pasukan orang Syam datang menjarah rayah ke dalam negeri orang Israel. 24. Tetapi kemudian dari pada itu sesungguhnya dikerahkan Benhadad, raja benua Syam itu, akan segala rakyatnya, maka berangkatlah baginda lalu dikepungnya Samaria. 25. Maka jadilah bala kelaparan besar di Samaria, karena sesungguhnya negeri itu dikepung rapat-rapat, sehingga sebuah kepala keledai harganya delapan puluh keping perak dan seperempat kab kacang goreng laku lima keping perak. 26. Maka sekali peristiwa tatkala baginda raja orang Israel berjalan dari atas dewala, bahwa seorang perempuan anu berseru-seru kepada baginda, sembahnya: Ya tuanku, tolong apalah akan patik! 27. Maka titah baginda: Hendaklah ditolong Tuhan akan dikau. Dari mana gerangan dapat aku menolong engkau, dari peluburkah atau dari apitan anggurkah? 28. Dan lagi titah baginda kepadanya: Apakah perkaramu? Maka sembahnya: Bahwa perempuan ini telah berkata kepada patik demikian: Berikanlah anakmu, supaya kita makan dia pada hari ini, maka esok hari kita akan makan anakku. 29. Maka sebab itu kedua patik ini sudah merebus anak patik, lalu patik makan tetapi pada keesokan harinya, apabila kata patik kepadanya: Sekarang berikanlah anakmu, supaya kita makan dia; maka disembunyikannya anaknya. 30. Demi didengar baginda segala sembah perempuan ini, maka dicarik-carikkannya pakaiannya sendiri sambil berjalan dari atas dewala itu; maka kelihatanlah kepada orang banyak bahwa tubuh baginda ada berpakaikan kain karung. 31. Maka titah baginda: Demikianlah perbuatan Allah akan daku dan dipertambahkan-Nya pula, jikalau tiada pada hari ini juga kepada Elisa bin Safat itu dipancung dari pada tubuhnya. 32. Adapun Elisa itu duduk dalam rumahnya dan segala tua-tua negeripun adalah duduk sertanya apabila disuruhkan baginda seorang dari hadapannya. Maka sebelum suruhan itu sampai kepada Elisa, kata Elisa kepada segala tua-tua itu: Tiadakah kamu melihat bahwa anak si pembunuh itu sudah menyuruhkan orang hendak memancung kepalaku? Ingatlah kamu, apabila suruhan itu datang kelak, hendaklah kamu menutup pintu dan menolak akan dia ke luar dengan tudung pintu: bukankah bunyi kaki tuannya adalah di belakangnya? 33. Maka sementara ia lagi berkata-kata dengan mereka itu, tiba-tiba datanglah suruhan itu mendapatkan dia. Maka titah baginda: Bahwa celaka ini dari pada Tuhan juga datangnya; apa guna aku harap lagi akan Tuhan.
1. Jikalau aku berkata-kata dengan segala bahasa manusia dan malaekat sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku sudah menjadi seperti gong yang berbunyi, atau genta yang gemerincing. 2. Dan jikalau aku dapat karunia bernubuat, dan aku mengetahui segala rahasia dan segala marifat, dan jikalau aku menaruh iman yang sempurna, sehingga dapat aku memindahkan segala gunung sekalipun, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya aku bukan suatu apa pun. 3. Jikalau aku sedekahkan segala hartaku menjamu orang miskin, dan jikalau aku serahkan tubuhku dibakar, tetapi aku tiada menaruh kasih, niscaya satu pun tiada berfaedah kepadaku. 4. Adapun kasih itu panjang sabar dan penyayang; kasih itu tiada dengki; kasih itu tiada memegahkan dirinya, tiada sombong; 5. tiada melakukan yang tiada senonoh, tiada mencari keuntungan dirinya sahaja; tiada pemarah; tiada menyimpan kesalahan orang; 6. tiada gemar akan lalim, melainkan bersukacita dengan yang benar. 7. Maka ia tahan menanggung segala sesuatu, dan percaya akan segala sesuatu, dan harap akan segala sesuatu, dan sabar akan segala sesuatu. 8. Maka kasih itu tiada berkesudahan; tetapi nubuat itu akan ditiadakan, dan segala karunia lidah itu akan berhenti, dan segala marifat akan ditiadakan. 9. Karena pengetahuan kita belum sempurna, dan hal kita bernubuat belum sempurna, 10. tetapi apabila yang sempurna itu tiba, maka yang belum sempurna itu akan ditiadakan. 11. Tatkala aku lagi kanak-kanak, aku bertutur seperti kanak-kanak, dan berasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak; sekarang semenjak sudah menjadi orang akil balig, maka keadaan kanak-kanak itu sudah kutiadakan. 12. Karena sekarang ini kita nampak di dalam cermin muka kelam; tetapi pada masa itu kelak muka bertentang dengan muka. Maka sekarang pengetahuanku belum sempurna, tetapi pada masa itu aku akan mengetahui sebagaimana aku juga telah diketahui. 13. Dengan yang demikian tinggallah iman, dan pengharapan, dan kasih, ketiga perkara ini, tetapi di dalam ketiganya itu yang terlebih besar, ialah kasih.