Friday, 13 September

2024

Alpet Sebelum 2021

Terjemahan Lama

AMS 16-18
LUK 19 : 28-48

AMS 16

1.   Bahwa manusia adalah beberapa niat hatinya, tetapi jawab lidah itu dari pada Tuhan juga datangnya. 2.   Segala jalan orang tampaklah benar kepada pemandangannya sendiri, tetapi Tuhan juga menimbangkan segala perasaan hati. 3.   Pulangkanlah segala perbuatanmu kepada Tuhan, maka niatmu akan sampai. 4.   Bahwa Tuhan telah menjadikan segala sesuatu bagi dirinya, jikalau orang jahat sekalipun bagi hari celaka. 5.   Barangsiapa yang sombong hatinya, ia itu kebencian kepada Tuhan; turun-temurun tiada ia terlepas dari pada penghukuman. 6.   Oleh kemurahan dan kebenaran maka kesalahan dihapuskan; maka oleh takut akan Tuhan undurlah orang dari pada jahat. 7.   Jikalau jalan barang seorang memperkenankan Tuhan, maka segala seterunyapun kelak diperdamaikan oleh Tuhan dengan dia. 8.   Perolehan sedikit tetapi dengan kebenaran itu terlebih baik dari pada banyak hasil yang dengan tiada patut. 9.   Bahwa hati manusia memikirkan jalannya, tetapi Tuhan yang menentukan segala langkahnya. 10.   Bahwa dalam mulut raja adalah keputusan segala perselisihan; maka iapun akan tiada salah dalam hukum. 11.   Bahwa neraca dan daun neraca yang betul itu Tuhan punya, dan segala batu timbangan dalam pundi-pundi itupun perbuatannya. 12.   Hendaklah jadi suatu kebencian kepada raja membuat jahat, karena takhtanya ditetapkan dengan kebenaran. 13.   Bahwa lidah yang benar itulah kesukaan raja, dan dikasihinya akan orang yang mengatakan perkara yang betul-betul. 14.   Bahwa kehangatan murka raja itu seperti malak-almaut; maka sebab itu orang yang berbudi akan memadamkan dia. 15.   Dalam cahaya wajah raja adalah selamat, dan keridlaannya laksana awan pada musim hujan akhir. 16.   Alangkah baiknya mendapat hikmat dari pada mendapat emas, dan baiknya mendapat akal dari pada memilih perak. 17.   Adapun jalan raya orang saleh itu, ia itu menjauhkan dirinya dari pada jahat, dan barangsiapa yang memperhatikan jalannya, ia itu memeliharakan nyawanya. 18.   Congkak itu dahulu dari pada kebinasaan, dan kebesaran hati dahulu dari pada jatuh. 19.   Terlebih baik orang yang menaruh hati rendah dengan orang yang lembut hatinya, dari pada membahagi-bahagi rampasan dengan orang congkak. 20.   Barangsiapa yang memperhatikan firman itu dengan akal budinya, ia itu akan mendapat kebajikan kelak, dan orang yang harap pada Tuhan itu beroleh berkat selamat. 21.   Orang yang berbudi hatinya itu akan digelar bijaksana, dan manislah lidah barangsiapa yang meramaikan pengetahuan yang berguna. 22.   Bahwa pengetahuan itu menjadi suatu mata air selamat kepada orang yang mempunyai dia; tetapi pengajaran orang bodoh ia itu kebodohan juga. 23.   Bahwa hati orang yang berpengetahuan itu menjadikan petah lidahnya, serta menambahkan pengajaran kepada bibirnya. 24.   Perkataan yang manis-manis itu seperti air madu adanya, ia itu sedap kepada hati dan obat kepada tulang-tulang. 25.   Adalah jalan yang disangka orang betul adanya, tetapi akhirnya kelak menjadi jalan maut. 26.   Bahwa hajat orang bekerja itu juga membantu akan dia dalam kelelahannya, karena beratlah tanggungan yang diletakkan oleh mulut adanya. 27.   Barangsiapa yang mengupayakan jahat, ia itu fasik adanya, dan pada bibirnya adalah bisa sengat kalajengking. 28.   Barangsiapa yang mengadakan perbantahan, ia itulah orang celaka, dan orang yang berbisik-bisik itu menceraikan sahabat yang terbaik. 29.   Barangsiapa yang membujuk akan sahabatnya serta membawa akan dia kepada jalan yang jahat, ia itu pembunuh juga adanya. 30.   Barangsiapa yang mengejamkan matanya, ia itu berniat kesalahan, dan orang yang menggigit-gigit bibirnya, ia itu hendak melakukan jahat. 31.   Bahwa rambut putih itu suatu makota yang mulia, jikalau didapati akan dia pada jalan kebajikan. 32.   Barangsiapa yang menahani nafsunya itu lebih besar dari pada seorang hulubalang, dan orang yang memerintahkan hatinya sendiri itu lebih besar dari pada orang yang mengalahkan sebuah negeri. 33.   Bahwa undi-undi itu dibuang dalam ribaan, tetapi segala perintahnya dari pada Tuhan juga adanya.

AMS 17

1.   Bahwa sesuap nasi yang kering, asal disertai kesenangan hati, itu terlebih baik dari pada rumah penuh dengan binatang sembelihan yang tambun-tambun, tetapi disertai perbantahan. 2.   Seorang hamba yang berbudi itu akan memerintahkan kelak anak yang mendatangkan malu, dan iapun akan beroleh bahagian pusaka di antara segala saudara-saudara. 3.   Bahwa kui adalah bagi perak dan dapurpun bagi emas, tetapi Tuhan yang menguji akan segala hati. 4.   Orang yang hendak berbuat jahat itu mengindahkan mulut yang salah, dan seorang pembohong mencenderungkan telinganya kepada lidah bercabang. 5.   Barangsiapa yang mengolok-olok akan orang miskin, ia itu mencela akan Khaliknya, maka orang yang suka akan celaka orang lain, ia itu tiada akan terlepas dari pada hukum. 6.   Bahwa anak cucu cicit menjadi makota orang tua-tua, maka kemuliaan anak-anak ia itulah bapa-bapanya. 7.   Tiada patut sekali-kali seorang peloba menjanji perkara besar-besar, istimewa pula jikalau seorang bangsawan tiada menyampaikan janjinya. 8.   Bahwa hadiah itu laksana permata yang indah-indah kepada orang yang empunya dia, bagaimana di balik-balikkannya, maka bercahaya juga rupanya. 9.   Orang yang menudungkan salah itu menuntut kasih, tetapi yang membongkar-bangkir perkara, ia itu menjauhkan dari padanya jikalau sahabatnya yang terbaik sekalipun. 10.   Sekali punya tegur itu lebih masuk ke dalam hati orang yang berbudi dari pada palu seratus sebat ke dalam orang bodoh. 11.   Barangsiapa yang hendak mendurhaka, ia itu menuntut jahat belaka, maka sebab itu pesuruhan bengis kelak disuruhkan kepadanya. 12.   Baiklah bertemu dengan beruang betina yang kecurian anak-anaknya dari pada bertemu dengan orang bodoh dalam kebodohannya. 13.   Barangsiapa yang membalas baik dengan jahat, maka jahatpun tiada akan bercerai dari pada rumahnya. 14.   Permulaan perkelahian itu seumpama air tiris, sebab itu tinggalkanlah akan perbantahan dahulu dari pada ia menjadi air bah yang bergelora. 15.   Barangsiapa yang membenarkan orang jahat dan yang menyalahkan orang benar, keduanya itu kebencian bagi Tuhan. 16.   Betapa uang pembelian itu pada tangan orang bodoh? Hendak ia membeli kepandaian tiada dengan akal budi! 17.   Barangsiapa yang menaruh kasih pada sediakala, ia itulah seorang sahabat; maka seorang saudara menjadi bagi hal kesukaran. 18.   Barangsiapa yang suka berjanji dengan bertampar tangan dan menjadi pengaku kepada samanya manusia, ia itu kurang akal adanya. 19.   Barangsiapa yang suka akan perbantahan, iapun suka akan dosa, dan barangsiapa yang meninggikan pintunya, ia itu mencahari kebinasaan. 20.   Barangsiapa yang terbalik hatinya itu tiada akan mendapat kebajikan, dan orang yang bercabang lidah itu akan terperosok ke dalam celaka. 21.   Orang yang telah memperanakkan seorang bodoh, ia itu akan mendapat susah, maka bapanya seorang bodoh tiada akan bersukacita. 22.   Hati yang bersukacita itu akan membaiki obat, tetapi hati yang berdukacita itu mengeringkan tulang. 23.   Bahwa orang fasik mengambil hadiah dari dalam ribaan akan memutar-balikkan segala jalan hukum. 24.   Bahwa hikmat adalah di hadapan mata orang yang berbudi, tetapi mata orang bodoh sampailah kepada tepi bumi. 25.   Seorang anak bodoh menjadi kedukaan kepada bapanya, dan kepahitan kepada ibunya, yang telah memperanakkan dia. 26.   Adapun mendendai seorang yang tiada bersalah itu jahatnya sama dengan menyesah seorang yang benar karena sebab kebajikannya. 27.   Barangsiapa yang berpengetahuan itu menahani perkataannya, dan orang yang berakal ia itu mahal budinya. 28.   Jikalau seorang bodoh sekalipun, selama ia diam, maka dibilang orang akan dia seorang yang berbudi, dan selama terkatuplah mulutnya dibilangnya akan dia seorang yang berakal adanya.

AMS 18

1.   Barangsiapa yang berasing dirinya itu menurut kehendaknya sendiri dan iapun melawan segala akal budi. 2.   Bahwa orang bodoh tiada suka akan akal budi, melainkan akan membuka segala rahasia hatinya. 3.   Barang di mana masuklah dosa, di sanapun masuklah kehinaan, karena arang di muka itu selalu disertakan malu. 4.   Perkataan beberapa orang adalah seperti air yang dalam-dalam, tetapi mata air hikmat itu memancarkan anak sungai yang jernih. 5.   Adapun menilik muka orang yang bersalah, jahatnya sama dengan menjatuhkan orang benar dalam hukum. 6.   Bahwa lidah orang bodoh memasukkan dia ke dalam perselisihan, dan mulutnyapun berteriak-teriak minta ditampar. 7.   Bahwa mulut orang bodoh membawa dia kepada kebinasaan, dan lidahnyapun menjadi jerat akan nyawanya. 8.   Bahwa perkataan orang pengumpat itu laksana suap yang sedap-sedap, maka turunlah itu ke dalam hati dengan manis-manisnya. 9.   Maka orang yang malas pada pekerjaannya itu saudaralah ia kepada orang pemboros. 10.   Nama Tuhan itu laksana bangun-bangun yang teguh, bahwa orang yang benar itu lari ke sana, dan iapun dimasukkan ke dalam tempat perlindungan yang tinggi. 11.   Bahwa pada sangka orang kaya harta bendanya baginya akan kota benteng dan akan pagar tembok yang tinggi. 12.   Dahulu dari pada binasa orang membesarkan dirinya dalam hatinya, tetapi rendah hati adalah dahulu dari pada hormat. 13.   Menyahut dahulu dari pada mendengar betul, itulah kurang ajar dan mendatangkan malu. 14.   Bahwa keberanian membantu orang dalam menanggung sengsara, tetapi hati yang murung siapa gerangan dapat menghiburkan dia? 15.   Bahwa hati orang yang berakal itu menuntut pengetahuan dan telinga orang yang berbudi itu mencahari pengetahuan. 16.   Bahwa hadiah seorang memberi tempat akan dia serta membawa akan dia ke hadapan orang besar-besar. 17.   Orang yang pertama-tama dalam acaranya sendiri, tampaklah juga benar, tetapi kemudian datanglah kawannya menyelidik akan dia. 18.   Bahwa buang undi itu memutuskan perselisihan serta menceraikan orang yang berkuasa. 19.   Bahwa peri mengalahkan kota benteng dan memperhentikan perkelahian itu lebih payah dari pada membukakan kancing pintu maligai. 20.   Bahwa buah-buah mulut tiap-tiap orang akan mengenyangkan perutnya, dan hasil lidahnyapun akan memadamkan dia. 21.   Mati dan hidup adalah dalam kuasa lidah, dan barangsiapa yang suka akan dia itu kelak akan makan buah-buahnya. 22.   Barangsiapa yang telah mendapat bini, ia itu mendapat benda yang baik dan iapun beroleh keridlaan dari pada Tuhan. 23.   Bahwa orang miskin berkata dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menyahut dengan kasar. 24.   Orang yang bersahabat dengan sebarang orang, ia itu mengadakan suah akan dirinya, tetapi sahabat yang betul itu lebih bersangkut paut dari pada seorang saudara.

LUK 19 28-48

28.   Setelah Ia berkata demikian, maka dilangsungkannya perjalanannya naik menuju ke Yeruzalem. 29.   Tatkala mereka itu tiba dekat Baitfagi dan Baitani pada gunung yang bernama Bukit Zaitun, disuruh-Nya dua orang murid-Nya, 30.   kata-Nya, "Pergilah kamu ke kampung yang di hadapan kamu; apabila kamu masuk kampung itu, kamu akan jumpa seekor anak keledai tertambat, yang belum pernah ditunggang orang; orakkanlah talinya, bawa dia ke mari. 31.   Jikalau barang seorang bertanya kepadamu: Apakah sebabnya kamu orakkan dia? Katakanlah begini: Tuhan berkehendak akan dia." 32.   Maka orang yang disuruhkan itu pergilah, lalu didapatinya betul seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada mereka itu. 33.   Sedang mereka itu mengorakkan tali anak keledai itu, maka kata orang yang mempunyainya, "Apakah sebabnya kamu lepaskan anak keledai itu?" 34.   Maka kata mereka itu, "Tuhan berkehendak akan dia." 35.   Lalu dibawanyalah kepada Yesus, dan dihamparkannya pakaiannya sendiri di atas anak keledai itu, serta didudukkannya Yesus di atasnya. 36.   Maka sementara Ia berjalan, orang pun membentangkan pakaiannya di jalan. 37.   Apabila Ia sudah dekat dengan tempat curam Bukit Zaitun itu, maka sekalian murid-Nya yang banyak itu pun mulailah bersukacita dan memuji Allah dengan nyaring suaranya, oleh sebab segala mujizat yang dilihatnya itu, 38.   katanya, "Mubaraklah Raja yang datang dengan nama Tuhan; sejahtera di surga, dan kemuliaan di tempat Yang Mahatinggi!" 39.   Maka antara orang banyak itu ada beberapa orang Parisi berkata kepada-Nya, "Ya Guru, tegurkan murid-murid-Mu itu." 40.   Maka jawab Yesus, kata-Nya, "Aku berkata kepadamu, jikalau mereka itu diam, niscaya batu akan bersorak." 41.   Tatkala Ia sudah dekat serta nampak negeri itu, Ia pun menangislah akan dia, 42.   sambil berkata, "Jikalau kiranya pada hari ini sahaja engkau sudah mengetahui akan barang yang dapat membawa sejahtera kepadamu! Tetapi sekarang ini semuanya itu terlindung daripada matamu. 43.   Karena harinya akan datang atasmu, yang segala musuhmu berkubu sekeliling engkau, serta mengepung engkau dan mengimpit daripada segala pihak, 44.   dan engkau diempaskannya sehingga rata dengan tanah beserta dengan anak-anakmu yang ada padamu, dan tiada ditinggalkannya tersusun sebuah batu pun di atas yang lain di dalam negerimu, oleh sebab engkau tiada sadar akan masa yang engkau dilawat." 45.   Maka masuklah Yesus ke dalam Bait Allah, serta mulai mengusir segala orang yang berjual-jualan di situ, 46.   sambil berkata kepada mereka itu, "Adalah tersurat: Bahwa Rumah-Ku akan menjadi rumah tempat berdoa; tetapi kamu ini menjadikan dia gua penyamun." 47.   Maka sehari-harilah Ia mengajar di dalam Bait Allah itu. Tetapi kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan penghulu kaum itu mencari daya akan membunuh Dia. 48.   Maka tiada didapatinya seperti yang dimaksudkannya itu; karena segenap kaum itu berpaut kepada-Nya serta mendengarkan Dia.

Sistem Design By