Thursday, 19 September

2024

Alpet Sebelum 2021

Terjemahan Lama

PKH 1-3
LUK 22 : 24-46

PKH 1

1.   Bermula, inilah perkataan al-Khatib bin Daud, raja di Yeruzalem. 2.   Kesia-siaan atas segala kesia-siaan, kata al-Khatib; kesia-siaan atas segala kesia-siaan, semuanya juga sia-sia adanya. 3.   Apakah faedahnya kepada manusia dalam segala usahanya, dalam segala yang diusahakannya di bawah langit? 4.   Bahwa satu bangsa pergi, satu bangsa datang, tetapi dunia tinggal begitu juga selama-lamanya. 5.   Demikianpun matahari terbit, lalu matahari masuk, maka termengeh-mengehlah ia kembali ke tempat ia terbit dahulu. 6.   Lagipun angin bertiup ke selatan, lalu balik ke utara dan beralih-alih selalu, sehingga ia kembali kepada peridarannya. 7.   Segala sungai itu mengalir ke laut, dan laut itu tiada lebih penuh, maka ke tempat segala sungai itu mengalir, ke sana juga iapun mengalir selalu. 8.   Segala perkara itu bergerak dengan tiada berhentinya, terlebih dari pada dapat dikatakan orang, maka matapun tiada puas melihat dan telingapun tiada jemu akan mendengar. 9.   Barang yang sudah ada itu juga yang akan ada; dan barang yang sudah diperbuat itu juga yang akan diperbuat; satupun tiada yang baharu di bawah langit ini. 10.   Adakah barang sesuatu yang dapat dikatakan orang akan halnya demikian: Tengoklah, ini suatu perkara yang baharu! bahwa ia itu sudah ada pada segala zaman yang dahulu dari pada kita. 11.   Peringatan akan perkara-perkara yang dahulu itu lenyaplah, demikianpun peringatan akan perkara-perkara yang kemudian itu juga akan lenyap dari pada orang yang hidup kemudian dari padanya. 12.   Bahwa aku al-Khatib telah menjadi raja orang Israel di Yeruzalem. 13.   Maka kutentukan dalam hatiku hendak dengan akalku memeriksa dan menyelidik segala sesuatu yang diperbuat di bawah langit; maka pekerjaan yang sukar ini telah diberikan Allah kepada segala anak Adam akan bersyugul dalamnya. 14.   Bahwa telah kulihat segala pekerjaan yang diperbuat di bawah langit, maka sesungguhnya semuanya itu sia-sialah adanya dan tahi angin belaka. 15.   Barang yang bengkok itu tiada dapat dibetulkan, dan barang yang kurangpun tiada tepermanai banyaknya. 16.   Bahwa aku sudah berkata dalam hatiku demikian: Bahwasanya aku sudah membesarkan dan memperbanyakkan hikmat terlebih dari pada segala orang yang dahulu dari padaku kerajaan di Yeruzalem, dan hatiku sudah melihat kelimpahan ilmu dan pengetahuan. 17.   Tetapi serta kutentukan dalam hatiku hendak mengetahui akan hikmat dan ilmu, akan kebodohan dan kebebalan, kudapati bahwa ia itu juga memenatkan hati. 18.   Karena dalam kebanyakan hikmat adalah banyak nestapa, dan barangsiapa yang menambahkan ilmu, ia itupun menambahkan sengsara.

PKH 2

1.   Maka berkatalah aku dalam hatiku: Mari, aku hendak mencobai diriku dengan kesukaan, sebab itu rasailah olehmu akan segala perkara yang baik, tetapi sesungguhnya ia itu juga sia-sia adanya. 2.   Akan tertawa itu kataku: Gila adamu, dan akan kesukaan: Apa gunanya ini? 3.   Bahwa sudah kucobai hatiku dengan hidup dalam minum air anggur dan memegang perkara yang bodoh (tetapi dalam itupun aku juga melakukan hatiku dengan akal), supaya aku boleh melihat kalau inilah perkara yang baik bagi segala anak Adam akan diperbuat olehnya di bawah langit sepanjang umur hidupnya. 4.   Bahwa sudah kubuat akan diriku beberapa perbuatan yang besar-besar, dan sudah kubuat akan diriku beberapa buah rumah, dan sudah kutanami akan diriku beberapa kebun anggur. 5.   Dan sudah kubuat akan diriku beberapa kebun dan taman, dalamnya telah kutanam beberapa macam pokok yang berbagai-bagai buahnya. 6.   Dan sudah kubuat akan diriku beberapa kolam dan saluran air, akan mendiris dengan dia hutan, yang menumbuhkan pohon kayu yang hijau. 7.   Bahwa sudah kuperoleh beberapa orang hamba dan sahaya, dan beberapa anak emaspun adalah padaku, dan lagi adalah padaku perolehan lembu dan kambing domba amat banyak, terlebih dari pada segala orang yang dahulu dari padaku di Yeruzalem. 8.   Lagipun sudah kukumpulkan akan diriku emas dan perak dan beberapa mata benda dari pada raja-raja segala negeri, dan sudah kuangkat bagi diriku akan beberapa biduan laki-laki dan perempuan dan kegemaran segala anak Adam, yaitu banyak orang perempuan yang elok parasnya. 9.   Maka akupun makin besar dan makin kaya, terlebih dari pada segala orang yang dahulu dari padaku di Yeruzalem; dan lagi akal budikupun tetaplah sertaku. 10.   Barang sesuatu yang dikehendaki mataku itu tiada kutahankan dari padanya, dan tiada kutegahkan hatiku dari pada barang sesuatu kesukaan; bahkan, hatiku bersukacita akan segala perbuatanku; maka hanya inilah bahagianku dari pada segala usahaku. 11.   Karena apabila aku menoleh kepada segala perbuatanku, yang telah kuperbuat dengan tanganku, dan kepada segala pekerjaan yang telah kukerjakan dengan tekun itu, maka sesungguhnya semuanya itu sia-sialah adanya dan kepenatan hati, tiadalah faedah dalamnya di bawah langit. 12.   Setelah itu maka berpalinglah aku hendak memandang hikmat, lagipun kebebalan dan kebodohan (siapa gerangan orang yang akan mengganti raja dalam milik segala sesuatu yang dikerjakan dahulu dari padanya?). 13.   Maka kudapati akan kemuliaan hikmat itu amat lebih dari pada kebodohan, seperti kemuliaan terang itu amat lebih dari pada kegelapan. 14.   Adapun orang yang berbudi itu adalah mata dalam kepalanya, tetapi seorang bodoh itu berjalan selalu dalam gelap. Kendatilah begitu kudapati juga sama untung berlaku atas sekaliannya. 15.   Maka berkatalah aku dalam hatiku: Barang yang berlaku atas orang bodoh itupun boleh berlaku atasku juga; entah apa gunanya aku sudah terlebih menuntut hikmat? sebab itu kataku dalam hatiku: Ini juga sia-sia adanya. 16.   Karena peringatan akan orang alim dan akan orang bebal itu sama, tiada kekal adanya, maka barang yang ada sekarang sekaliannya itu akan terlupa pada hari yang datang; demikianlah mati orang alim itu sama dengan orang bodoh. 17.   Maka sebab itu bencilah aku akan hidup ini, karena jemulah aku akan segala sesuatu yang diperbuat di bawah langit, sebab semuanya itu sia-sialah adanya dan memenatkan hati. 18.   Lagipun aku benci akan segala pekerjaanku, yang telah kuusahakan di bawah langit, sebab tak dapat tiada aku meninggalkan dia kelak kepada orang yang kemudian dari padaku. 19.   Karena siapa tahu kalau ia bodoh atau berbudi? Kendatilah, ia juga akan menjadi tuan atas segala sesuatu yang telah kuperbuat di bawah langit dengan begitu banyak usaha dan begitu banyak akal. Maka ini juga sia-sialah adanya. 20.   Maka oleh sebab itu berbaliklah aku akan putus harap hatiku dari karena segala pekerjaan, yang sudah kukerjakan di bawah langit. 21.   Karena jikalau diusahakan orang pekerjaannya dengan hikmat dan pengetahuan dan selamat sekalipun, tak dapat tiada ditinggalkannya juga menjadi bahagian orang yang tiada tahu mengusahakan dia; maka ini juga perkara yang sia-sia adanya dan dukacita besar. 22.   Apa gerangan perolehan manusia dari pada segala pekerjaannya dan segala syugul hatinya, yang ditanggungnya di bawah langit? 23.   Inilah: bahwa segala harinya ia dalam sengsara dan syugul dan nestapa; jikalau pada malam sekalipun hatinya tiada berhenti; maka ini juga perkara yang sia-sia adanya. 24.   Dalam segala perkara yang dituntut oleh manusia satupun tiada yang baik! Hendaklah ia makan minum dan menyedapkan hatinya dengan hasil usahanya yang baik. Maka ini juga telah kulihat dari pada tangan Allah datangnya. 25.   Karena siapakah sudah boleh makan dan menyedapkan hatinya terlebih dari pada aku ini? 26.   Karena kepada orang yang baik di hadapan hadirat-Nya dikaruniakan-Nya hikmat dan pengetahuan dan kesukaan, tetapi kepada orang yang berdosa diberikan-Nya percintaan dan syugul dalam mengumpulkan dan menghimpunkan, supaya diberikan-Nya kepada orang yang baik di hadapan hadirat Allah; maka ini juga perkara yang sia-sialah adanya dan yang memenatkan hati.

PKH 3

1.   Bermula bagi segala sesuatu adalah masa yang tertentu dan bagi segala maksud adalah ketikanya di bawah langit. 2.   Adalah masa akan diperanakkan dan masa akan mati, adalah masa akan bertanam dan masa akan mencabut barang yang tertanam itu; 3.   adalah masa akan melukakan dan masa akan menyembuhkan; adalah masa akan merombak dan masa akan membangunkan; 4.   adalah masa akan menangis dan masa akan tertawa; adalah masa akan meratap dan masa akan menari; 5.   adalah masa akan membuang batu dan masa akan mengumpulkan batu; adalah masa akan memeluk dan masa akan menjauhkan dirinya dari pada memeluk; 6.   adalah masa akan mencahari dan masa akan menghilangkan; adalah masa akan memeliharakan dan masa akan membuang; 7.   adalah masa akan mencarik-carik dan masa akan menampal; adalah masa akan berdiam diri dan masa akan berkata-kata; 8.   adalah masa akan mengasihi dan masa akan benci; adalah masa akan berperang dan masa akan berdamai. 9.   Apakah faedahnya bagi orang yang berlelah itu dari pada barang yang diusahakannya? 10.   Bahwa aku sudah melihat syugul, yang sudah diberi Allah kepada segala anak Adam, supaya mereka itu bersyugul dengan dia. 11.   Maka telah dijadikannya segala sesuatu itu permai pada masanya, lagipun dibubuhnya peri yang kekal di dalam hati mereka itu, melainkan tiada dapat manusia menyelidik dari pada permulaan datang kepada kesudahan segala perbuatan yang diperbuat Allah itu. 12.   Maka tentulah sudah kepadaku bahwa dalam segala perkara itu satupun tiada yang baik, melainkan manusia menyukakan dan membuat baik akan dirinya sepanjang umur hidupnya. 13.   Sebagai lagi bahwa seorang manusia makan minum dan merasai kebaikan dari pada segala usahanya, maka ia itu juga karunia Allah adanya. 14.   Maka tahulah aku bahwa segala sesuatu yang dibuat oleh Allah itu akan kekal selama-lamanya, seorangpun tiada dapat menambahinya atau menguranginya; maka perbuatan Allah demikian, supaya takutlah orang di hadapan hadirat-Nya. 15.   Segala sesuatu yang telah ada itu, ia itu adalah sekarang juga, dan barang yang akan ada itu, ia itupun sedia sudah ada, maka dituntut Allah akan barang yang sudah lalu itu. 16.   Tambahan lagi sudah kulihat di bawah langit barang di mana tempat hukum, di sanapun adalah lalim, dan barang di mana tempat pengadilan, di sanapun adalah lalim. 17.   Maka kataku dalam hatiku: Bahwa Allah juga akan menghukumkan orang yang benar dan orang yang tiada benar, karena bagi segala maksud dan bagi segala pekerjaan sekali datanglah masanya. 18.   Maka kataku dalam hatiku akan peri hal segala anak Adam, bahwa dinyatakan Allah kepada mereka itu kelak, dan dilihat mereka itu kelak, bahwa seperti binatang juga keadaan mereka itu jikalau ditimbang akan dirinya. 19.   Karena barang yang berlaku atas segala anak Adam ia itu juga berlaku atas segala binatang, maka satu jua untung pada keduanya; seperti mati ini, demikianpun mati itu, satu jua nafas pada sekaliannya, tiada barang kelebihan manusia dari pada binatang, karena semuanya itu sia-sialah adanya. 20.   Sekalian itu pergi kepada sama tempat jua, sekaliannya dari pada lebu asalnya, dan sekaliannyapun kembali kepada lebu pula. 21.   Siapa gerangan tahu kalau nyawa anak-anak Adam itu naik ke atas dan nyawa segala binatang itu turun ke dalam bumi? 22.   Maka sebab itu telah kulihat tiada yang terutama dari pada ini; manusia bersukacita akan segala pekerjaannya, karena inilah bahagiannya, maka siapa gerangan membawa akan dia ke sana, supaya dilihatnya barang yang akan jadi kemudian dari padanya?

LUK 22 24-46

24.   Maka timbullah suatu pertengkaran di antara mereka itu: Siapakah dari antara mereka itu yang terbilang besar. 25.   Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Raja-raja segala bangsa memerintahkan rakyatnya, dan orang yang memegang kuasa atas mereka itu digelar dermawan. 26.   Tetapi kamu ini jangan jadi demikian, melainkan yang terlebih besar di antara kamu, patut menjadi seperti yang terlebih muda, dan yang memerintah, patut menjadi seperti yang melayan. 27.   Karena siapakah yang lebih besar, orang yang duduk makankah, atau yang melayankah? Bukankah orang yang duduk makan itu? Tetapi Aku inilah ada di antara kamu seperti orang yang melayani. 28.   Tetapi kamulah yang bertekun bersama-sama dengan Aku di dalam segala pencobaan atas-Ku; 29.   sebab itu Aku menentukan bagimu kerajaan, sebagaimana Bapa-Ku juga menentukan dia bagi-Ku, 30.   supaya kamu makan minum semeja dengan Aku di dalam kerajaan-Ku, dan kamu duduk di atas takhta menghakimkan dua belas suku bangsa Israel." 31.   "Hai Simon, Simon! Tengoklah Iblis sangat meminta kamu, hendak menampi kamu seperti gandum. 32.   Tetapi Aku ini mendoakan engkau, supaya imanmu jangan gugur; dan jikalau engkau bertobat, sokonglah saudara-saudaramu." 33.   Maka kata Petrus kepada-Nya, "Ya Tuhan, jikalau beserta Tuhan, rela hatiku masuk ke dalam penjara, atau mati sekalipun." 34.   Tetapi kata Yesus, "Hai Petrus, ayam tiada akan berkokok hari ini sehingga engkau bersangkal tiga kali, bahwa tiada engkau kenal Aku." 35.   Maka kata Yesus kepada murid-murid itu, "Tatkala Aku menyuruhkan kamu keluar dengan tiada membawa pundi-pundi atau tempat bekal atau kasut, adakah kamu kekurangan barang sesuatu?" Maka kata mereka itu, "Tiada." 36.   Lalu kata-Nya kepada mereka itu, "Tetapi sekarang siapa yang ada pundi-pundi, biarlah ia bawa dia, dan yang ada tempat bekal begitu juga; tetapi siapa yang tiada menaruh sesuatu, hendaklah ia menjual bajunya akan membeli pedang. 37.   Karena Aku berkata kepadamu, barang yang tersurat tentang Aku ini pun, tak dapat tiada akan disampaikan lagi, yaitu: Bahwa Ia dihisabkan kepada pihak orang durhaka. Karena barang yang ditentukan atas-Ku itu pun ada kesudahannya." 38.   Maka kata mereka itu, "Ya Tuhan, tengoklah, di sini ada pedang dua bilah." Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Sudahlah." 39.   Maka keluarlah Yesus, lalu pergi ke Bukit Zaitun seperti biasanya; maka murid-murid itu pun mengikut Dia. 40.   Setelah sampai ke tempat itu, berkatalah Ia kepada mereka itu, "Berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan!" 41.   Maka Yesus pun undur daripada mereka itu sekira-kira sepelempar batu jauhnya, lalu bertelut dan berdoa, 42.   kata-Nya, "Ya Bapa, jikalau berkenan kepada-Mu, jauhkanlah kiranya cawan minuman ini daripada-Ku, tetapi di dalam itu pun bukannya kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu sahaja jadi." 43.   Maka kelihatanlah kepada-Nya seorang malaekat dari langit menguatkan Dia. 44.   Maka di dalam ketakutan yang amat sangat, makin bersungguh-sungguh hati Ia berdoa, sehingga peluh-Nya menjadi seperti darah menitik ke bumi. 45.   Setelah bangkit daripada berdoa, pergilah Ia kepada murid-murid-Nya, lalu didapati-Nya mereka itu tertidur oleh sebab dukacitanya. 46.   Maka berkatalah Ia kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu tidur? Bangun dan berdoalah kamu, supaya jangan kamu kena pencobaan."

Sistem Design By