Jumat, 20 September

2024

Alpet Sebelum 2021

Terjemahan Lama

PKH 4-6
LUK 22 : 47-71

PKH 4

1.   Setelah itu maka berbaliklah aku hendak melihat segala aniaya, yang dibuat di bawah langit; bahwasanya adalah air mata segala orang yang teraniaya itu, dan seorangpun tiada yang menghiburkan mereka itu; maka pada pihak segala penganiaya itu adalah kuasa, dan seorangpun tiada membalas jahat itu kepadanya. 2.   Maka sebab itu akupun memuji hal segala orang mati, yang sudah putus nyawa itu, terlebih dari pada orang yang hidup, yang lagi hidup sampai sekarang. 3.   Bahkan, dari pada keduanya itu baik pula orang yang belum jadi sekali, sebab belum pernah dilihatnya perbuatan jahat yang dilakukan di bawah langit. 4.   Dan lagi telah kulihat bagaimana segala pekerjaan, yang dibuat dengan usaha dan yang jadi dengan selamat, itu mendatangkan kedengkian kepada orang dari pada pihak kawannya; maka ini juga suatu perkara yang sia-sia adanya dan yang memenatkan hati. 5.   Bahwa orang jahil itu berlipat-lipat tangannya dan makan daging dirinya. 6.   Bahwa kesenangan segenggam itu terutama dari pada kedua belah genggam penuh dengan kesusahan dan sakit hati. 7.   Kemudian kulihat pula suatu perkara yang sia-sia adanya di bawah langit; 8.   yaitu: seorang yang berasing, yang tiada kawannya, lagipun tiada padanya anak atau saudara, kendatilah demikian, tiada juga berkesudahan segala pekerjaannya, dan matanyapun tiada puas melihat segala kekayaannya; maka tiada ia berkata demikian: Entah karena siapa gerangan aku bekerja dan kubiarkan diriku kekurangan perkara yang baik? Maka ini lagi sia-sia adanya dan percintaan yang amat syugul. 9.   Bahwa orang dua baik dari pada seorang orang, karena sedaplah bagi mereka itu hasil pekerjaannya. 10.   Maka jikalau jatuh, seorang dapat membangkitkan seorangnya; tetapi wai bagi dia yang seorang orang sahaja apabila ia jatuh, karena tiada jodohnya akan membangkitkan dia pula. 11.   Demikianpun jikalau dua orang berbaring bersama-sama, maka tubuh keduanya bersuhu adanya, tetapi ia yang seorang orang bagaimana gerangan diberinya bersuhu tubuhnya. 12.   Maka jikalau kiranya seorang orang dapat dialahkan, dua orang akan berdiri tetap juga dan tali yang tiga lembar itu tak suang-suang putus. 13.   Seorang orang muda yang alim, jikalau ia miskin sekalipun, ia itu baik dari pada seorang raja yang tua serta dengan bodohnya yang tiada ternasehatkan lagi, 14.   karena ada seorang keluar dari dalam penjara akan naik raja, dan lagi ada seorang yang diperanakkan dengan kerajaannya lalu kepapaanlah ia. 15.   Maka kulihat segala orang yang hidup di bawah langit itu mengikut orang muda, yang berdiri di tempatnya akan ganti orang itu. 16.   Dengan tiada berkeputusan segala orang datang menghadap dia, hanya segala orang yang kemudian dari padanya itu tiada lagi bergemar akan dia; bahwa sesungguhnya ini juga suatu perkara yang sia-sia adanya dan yang memenatkan hati.

PKH 5

1.   (4-17) Ingat-ingatlah olehmu akan kakimu apabila engkau masuk ke dalam bait-Ullah, karena sedia akan menurut itu baik dari pada segala korban, yang dipersembahkan oleh orang bodoh, karena sesungguhnya dibuatnya jahat dengan tiada diketahuinya sendiri. 2.   (5-1) Janganlah kiranya mulutmu telanjur dan janganlah hatimu gopoh-gopoh mengeluarkan barang sesuatu perkataan di hadapan hadirat Allah, karena Allah adalah di dalam sorga dan engkau di atas bumi, sebab itu hendaklah sedikit jua perkataanmu. 3.   (5-2) Karena seperti mimpi datang oleh banyak syugul, demikianpun bunyi suara orang bodoh oleh kebanyakan perkataan. 4.   (5-3) Apabila engkau menazarkan kepada Allah barang sesuatu nazar, jangan bertangguh-tangguh menyampaikan dia, karena tiada Ia berkenan akan orang jahil; sebab itu sampaikanlah olehmu barang yang telah kaunazarkan itu. 5.   (5-4) Baiklah engkau tiada bernazar sekali-kali dari pada bernazar, lalu tiada menyampaikan nazarmu. 6.   (5-5) Jangan kaubiarkan mulutmu mengajak tubuhmu akan berdosa, lalu katamu di hadapan imam bahwa ia itu hanya suatu khilaf adanya; mengapa maka engkau akan menyalakan murka Allah dengan katamu yang demikian, sehingga dibinasakan-Nya kelak segala perbuatan tanganmu? 7.   (5-6) Karena seperti kebanyakan mimpi itu sia-sialah adanya, demikianpun kebanyakan perkataan; melainkan hendaklah engkau takut akan Allah. 8.   (5-7) Apabila di tempat hukum engkau melihat orang miskin teraniaya dan adalat dan kebenaran dijadikan rampasan, jangan engkau tercengang-cengang akan perbuatan yang demikian, karena Satu, yang tinggi dari pada segala ketinggian itu, ada mengamat-amatinya, dan Allah taalapun di atas sekaliannya. 9.   (5-8) Bahwa hasil tanah itu bagi orang sekalian, jikalau raja sekalipun dipeliharakan dengan hasil tanah juga. 10.   (5-9) Barangsiapa yang suka akan uang, ia itu tiada tahu puas dengan uang, dan barangsiapa yang suka akan kekayaan, ia itu tiada tahu puas dengan perolehannya, maka inipun suatu perkara yang sia-sialah adanya. 11.   (5-10) Barang di mana bertambah-tambah harta, di sanapun bertambah-tambah orang yang makan dia; maka apakah faedahnya kepada orang yang empunya dia, melainkan penglihatan matanya juga? 12.   (5-11) Bahwa tidur orang yang bekerja itu sedap, baik sedikit baik banyak makannya; tetapi kekenyangan orang kaya juga tiada membiarkan dia tidur. 13.   (5-12) Bahwa adalah suatu celaka yang mempersakiti orang kulihat di bawah langit; yaitu kekayaan yang ditaruh oleh orang yang empunya dia akan kebinasaan dirinya; 14.   (5-13) atau segala kekayaan itu hilang oleh beberapa perbuatan yang celaka, sehingga satupun tiada tinggal di dalam tangan akan bahagian anak yang telah dijadikannya. 15.   (5-14) Seperti dengan telanjangnya orang telah keluar dari dalam rahim ibunya, demikianpun orang kembali akan pergi seperti datangnya juga; dari pada segala perolehan usahanya tiada akan dibawanya sertanya sebanyak yang terbawa dalam genggam. 16.   (5-15) Bahwa sesungguhnya ini lagi suatu kejahatan yang menyebabkan sakit hati, yaitu dalam segala perkara seperti orang telah datang, demikianpun ia akan pergi. Maka apakah faedahnya jikalau ia sudah menyusahkan dirinya dengan angin? 17.   (5-16) Itukah sebabnya maka dihabiskannya segala harinya dalam kegelapan dan dirasainya banyak kesukaran dan lagi beberapa penyakit dan beberapa nafsu yang bergelora? 18.   (5-17) Maka inilah dia, yang telah kulihat baik dan indah adanya: yaitu orang makan minum dan merasai baiknya dari pada segala usahanya, yang diusahakannya di bawah langit sepanjang umur hidup, yang dikaruniakan Allah kepadanya, karena itulah bahagiannya. 19.   (5-18) Demikianpun barangsiapa yang dikaruniai Allah dengan kekayaan dan banyak harta, jikalau dianugerahkannya lagi kepadanya kuasa akan makan dari padanya, dan akan mengambil bahagiannya, dan akan menyukakan dirinya dengan usahanya, maka ia itu lagi suatu karunia Allah adanya. 20.   (5-19) Karena tiada ia akan ingat banyak-banyak akan segala hari umur hidupnya, sebab didengar Allah akan dia dalam kesukaan hatinya.

PKH 6

1.   Bahwa adalah suatu bala yang telah kulihat di bawah langit, dan banyaklah orang yang ditimpa olehnya, 2.   yaitu orang yang dikaruniai Allah dengan kekayaan dan harta benda dan kemuliaan, sehingga satupun tiada kurang padanya dari pada segala kehendak hatinya, tetapi tiada dianugerahkan Allah kepadanya kuasa akan makan dari padanya, melainkan orang lain juga makan habis akan dia. Maka ini lagi suatu perkara yang sia-sia adanya dan yang menyakiti hati. 3.   Jikalau kiranya seorang beranak seratus dan hidup beberapa berapa tahun lamanya, sehingga panjanglah sangat umur hidupnya sekalipun, tetapi tiada puas hatinya dengan barang yang baik dan lagi tiada ia dikuburkan dengan sepertinya, niscaya kataku kelak bahwa baiklah anak gugur dari pada orang yang begitu. 4.   Karena cuma-cuma datang keduanya ke dalam dunia, dan keduanyapun masuklah ke dalam kegelapan dan dengan kegelapanpun nama keduanya tertudung. 5.   Bahkan, sebab tiada pernah ia melihat matahari atau sadar akan dirinya, maka senanglah anak guguran terlebih dari pada orang itu. 6.   Jikalau panjang umurnya dua kali seribu tahun sekalipun, maka tiada dirasainya barang yang baik, bukankah sekaliannya pergi ke tempat satu juga? 7.   Segala kelelahan manusia itu karena mulutnya, maka tiada juga nafsunya tahu puas-puas. 8.   Apakah untung orang alim itu lebih dari pada orang bodoh? Apa guna bagi seorang orang miskin, jikalau ia tahu berjalan di hadapan segala orang yang hidup? 9.   Baiklah pemandangan mata dari pada perjalanan nafsu. Maka ini lagi suatu perkara yang sia-sia adanya dan yang memenatkan hati. 10.   Adapun baik hal keadaan orang, maka namanya juga sudah disebut dan sudah diketahui, bahwa ia itu manusia adanya, maka tiada dapat ia masuk berhukum dengan Dia, yang amat lebih kuasa dari padanya. 11.   Maka tegal segala perkara itu sia-sialah adanya, entah apa gerangan untungnya bagi manusia? 12.   Siapa gerangan tahu mana yang baik bagi manusia dalam hidup ini, selama bilangan segala hari hidupnya yang sia-sia, yang dihabiskannya seperti bayang-bayang adanya? karena siapa dapat memberitahu kepada manusia akhirnya apakah akan berlaku atasnya di bawah langit?

LUK 22 47-71

47.   Sedang Ia lagi berkata-kata, kelihatanlah orang banyak, beserta dengan orang yang bernama Yudas itu, yaitu seorang daripada kedua belas murid itu, yang mengepalakan mereka itu, lalu menghampiri Yesus serta mencium Dia. 48.   Lalu kata Yesus kepadanya, "Hai Yudas, dengan suatu ciumkah engkau menyerahkan Anak manusia?" 49.   Serta orang yang dekat Yesus itu nampak perkara yang akan berlaku itu, maka berkatalah mereka itu, "Ya Tuhan, kami parangkah dengan pedang ini?" 50.   Maka seorang dari antara mereka itu memarang hamba Imam Besar dan mengerat telinga kanannya. 51.   Tetapi Yesus menjawab serta berkata, "Sudahlah dengan itu!" Lalu Ia menjamah telinganya itu sambil memulihkan dia. 52.   Maka kata Yesus kepada kepala-kepala imam dan penghulu Bait Allah dan orang tua-tua yang menyerang Dia, "Kamu keluarkah seolah-olah melawan seorang penyamun dengan berpedang dan berbelantan? 53.   Setiap-tiap hari Aku ada bersama-sama dengan kamu di dalam Bait Allah, tiada pula kamu kedangkan tangan ke atas-Ku; tetapi inilah saat kamu dan kuasa kegelapan itu." 54.   Maka mereka itu pun menangkap Yesus, lalu membawa dan mengantarkan Dia ke rumah Imam Besar. Tetapi Petrus mengikut dari jauh. 55.   Apabila mereka itu sudah menyalakan api di tengah-tengah halaman balai dan duduk bersama-sama, lalu Petrus pun datang duduk di antara mereka itu. 56.   Maka seorang dayang tatkala melihat dia dekat api yang menyala, lalu menatap dia sambil berkata, "Orang ini juga beserta dengan Dia!" 57.   Tetapi ia bersangkal, katanya, "Hai perempuan, aku tiada kenal Dia." 58.   Maka tiada berapa lama antaranya seorang lain pula terpandangkan dia, lalu berkata, "Engkau pun seorang daripada mereka itu." Tetapi kata Petrus, "Hai orang, aku tidak." 59.   Sekira-kira satu jam kemudian daripada itu seorang lain lagi menyungguhkan serta berkata, "Dengan sesungguhnya orang ini juga beserta dengan Dia, karena ia ini pun orang Galilea." 60.   Tetapi kata Petrus, "Hai orang, tiada aku mengerti apa engkau katakan." Maka seketika itu juga, sedang lagi ia berkata-kata, ayam pun berkokoklah. 61.   Maka berpalinglah Yesus memandang Petrus; lalu teringatlah Petrus akan perkataan Yesus seperti yang dikatakan-Nya kepadanya: Bahwa sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau sudah menyangkali Aku tiga kali. 62.   Lalu keluarlah ia, serta menangis tersedih-sedih. 63.   Maka segala orang yang memegang Yesus itu, mengolok-olokkan sambil memalu Dia. 64.   Kemudian mereka itu pun menudungi muka Yesus, lalu bertanya kepada-Nya, katanya, "Nubuatkanlah, siapa yang memukul Engkau?" 65.   Maka banyak perkataan yang lain lagi dikeluarkannya menistai Dia. 66.   Setelah hari siang maka berhimpunlah sidang Majelis orang tua-tua kaum, yaitu kepala-kepala imam dan ahli Taurat, lalu mereka itu membawa Yesus menghadap Majelis Bicaranya. 67.   Maka katanya, "Jikalau sungguh Engkau Kristus, katakanlah kepada kami." Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Jikalau kiranya Aku mengatakan kepadamu, tiada akan kamu percaya. 68.   Dan jikalau Aku bertanya kepada kamu, tiada akan kamu jawab. 69.   Tetapi daripada sekarang ini Anak manusia akan duduk di sebelah kanan kodrat Allah." 70.   Maka kata sekaliannya, "Kalau begitu, Engkau inikah Anak Allah?" Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Seperti katamu sendiri, Akulah Dia!" 71.   Maka kata mereka itu, "Apakah gunanya lagi saksi bagi kita? Karena kita sendiri sudah mendengar daripada mulut-Nya sendiri."

Sistem Design By