Alpet Sebelum 2021
Terjemahan Lama
1. Bahwa terutamalah nama yang baik dari pada minyak bau-bauan yang indah, dan baiklah hari orang mati dari pada hari jadinya. 2. Baiklah masuk ke dalam rumah perkabungan dari pada masuk ke dalam rumah perjamuan, karena di dalam rumah perkabungan itulah kesudahan segala manusia dan orang yang hidup itu memperhatikannya. 3. Baiklah dukacita dari pada tertawa, karena muram muka membaiki hati. 4. Bahwa hati orang alim itu adalah di dalam rumah perkabungan, tetapi hati orang jahil adalah di dalam rumah kesukaan. 5. Baiklah mendengar tegur orang alim dari pada mendengar nyanyi orang jahil. 6. Karena seperti bunyi duri di bawah periuk, demikianpun bunyi tertawa orang jahil. Maka ini lagi sia-sia adanya. 7. Sesungguhnya aniaya dapat memarahkan orang alim juga, dan hadiah merusakkan hati. 8. Baiklah kesudahan barang suatu perkara dari pada permulaannya, dan baiklah sabar dari pada kemegahan hati. 9. Janganlah hatimu bersegera-segera akan marah, karena dada orang jahil itulah tempat duduk kemarahan. 10. Janganlah katamu: Apa mulanya maka segala zaman dahulu itu baik dari pada zaman ini? karena bukannya dengan akal budi engkau bertanyakan hal itu. 11. Hikmat disertakan milik pusaka itu baik dan ia itu suatu harta besar bagi orang yang memandang matahari. 12. Karena hikmat itu seolah-olah pernaungan, dan uangpun seolah-olah pernaungan, tetapi kelebihan ilmu inilah perinya: Bahwa hikmat memberi kehidupan kepada segala orang yang menaruh dia. 13. Perhatikanlah olehmu akan segala perbuatan Allah, karena siapa gerangan dapat membetulkan barang yang telah dibengkokkan oleh-Nya? 14. Pada hari untung yang baik terimalah olehmu akan yang baik, tetapi ingatlah juga akan hari yang jahat, karena keduanya sudah dijodohkan Allah begitu teguh, sehingga satupun tiada dapat diketahui orang dari pada barang yang berlaku atasnya kemudian kelak. 15. Segala perkara ini telah kulihat sepanjang umur hidupku yang sia-sia ini: Adalah orang benar yang binasa dengan kebenarannya; dan adalah orang jahat yang melanjutkan umur dengan kejahatannya! 16. Janganlah engkau terlalu benar dan jangan engkau terlalu pandai; mengapa engkau mendatangkan kebinasaan atas dirimu kelak? 17. Janganlah engkau terlalu fasik dan janganlah engkau terlalu bodoh; mengapa gerangan engkau akan mati dahulu dari pada sampai ajalmu? 18. Baiklah berpaut kepada satu, dan jangan lepaskan satunya dari pada tangan, karena barangsiapa yang takut akan Allah, ia itu luput dari pada sekalian itu. 19. Bahwa orang alim dikuatkan oleh hikmat terlebih dari pada kota benteng dikuatkan oleh sepuluh orang panglima perang. 20. Bahwasanya di atas bumi seorangpun tiada yang benar begitu sehingga ia berbuat baik belaka dan tiada tahu berdosa. 21. Sebab itu jangan engkau taruh di hati akan segala sesuatu yang dikatakan orang, supaya jangan terdengar engkau akan hal hambamu mengutuki engkau. 22. Karena kerap kali sudah hatimu mengaku, bahwa engkaupun sudah mengutuki orang lain. 23. Maka sekalian ini sudah kuuji dengan hikmat, maka kataku: Aku hendak beroleh hikmat, tetapi ia itu lagi jauh dari padaku. 24. Barang yang jauh dan amat dalam, siapa gerangan akan mendapat dia? 25. Bahwa berbaliklah aku dengan segenap hatiku hendak mengetahui dan menyelidik dan mencahari hikmat dan kenyataan segala perkara, dan hendak mengerti kebodohan segala jahat dan kegilaan segala sasaran. 26. Maka kudapati akan suatu perkara yang pahit dari pada maut, yaitu seorang perempuan yang hatinya seperti jaring dan jerat, dan tangannyapun seperti tali pengikat; barangsiapa yang baik di hadapan hadirat Allah, ia itu luput dari padanya, tetapi orang yang berdosa kelak akan ditangkap olehnya. 27. Bahwasanya ini telah kudapati, kata al-Khatib, satu berganti satu akan beroleh kenyataannya; 28. yang dicahari lagi oleh hatiku, maka tiada kudapati akan dia; bahwa mudah juga di antara orang seribu aku mendapat seorang laki-laki yang baik, tetapi belum kudapati di antara sekalian itu akan seorang perempuan yang begitu. 29. Kendatilah, maka aku juga telah mendapat ini: Bahwa Allah sudah menjadikan manusia betul adanya, tetapi mereka itu sudah mencahari banyak tipu daya.
1. Siapa gerangan dapat disamakan dengan seorang alim? siapakah mengetahui tafsir segala perkara? Bahwa hikmat itu memberi seri kepada muka manusia dan menghapuskan segala kerut dahinya. 2. Inilah kataku: Perhatikanlah olehmu akan titah raja, seolah-olah engkau telah bersumpah demi Allah. 3. Janganlah bersegera-segera engkau keluar dari hadapan hadiratnya, dan lagi jangan engkau tetap dalam suatu perkara yang jahat, karena barang yang dikehendaki hatinya itu juga dilakukannya. 4. Barang di mana titah raja, di sanapun pemerintahan, dan siapakah boleh berkata kepadanya demikian: Apakah perbuatanmu? 5. Barangsiapa yang memeliharakan hukum, ia itu tiada melakukan jahat, maka hati orang bijak itu akan mencamkan ketika dan perinya. 6. Karena segala sesuatu yang dikasadkan orang itu bergantung kepada ketika dan peri; maka sebab itu berlakulah begitu banyak jahat atas manusia. 7. Karena seorangpun tiada yang tahu apa akan jadi; maka siapa gerangan memberitahu kepadanya bilamana ia itu akan jadi? 8. Seorangpun tiada yang berkuasa akan nyawa, atau yang dapat menahani nyawa itu; demikianpun tiada ia berkuasa akan hari ajalnya, dan tiada padanya barang senjata dalam peperangan itu; maka kejahatanpun tiada dapat meluputkan orang yang membuat dia. 9. Maka sekalian ini telah kulihat tatkala kucamkan segala perbuatan yang diperbuat di bawah langit, pada masa seorang manusia memerintahkan orang akan jahatnya. 10. Demikianpun telah kulihat orang jahat dihantar ke kubur, maka datanglah beberapa orang mengiring, jikalau dari pada tempat yang suci sekalipun, tetapi orang yang telah berbuat barang yang benar itu dilupakan oleh orang senegerinya. Maka ini lagi suatu perkara yang sia-sia adanya. 11. Maka sebab tiada dengan segeranya hukum dikenakan kepada perbuatan yang jahat, sebab itu hati segala anak Adam selalu mengandung sarat hendak berbuat jahat. 12. Tetapi jikalau orang fasik berbuat jahat seratus ganda sekalipun dan tinggal dengan hidupnya, kuketahui juga bahwa selamatlah kelak segala orang yang beribadat kepada Allah dan yang takut akan hadirat-Nya. 13. Tetapi orang jahat tiada akan selamat dan tiada melanjutkan umurnya, melainkan seperti bayang-bayang adanya, sebab tiada ia takut akan hadirat Allah. 14. Maka adalah pula suatu perkara yang sia-sia, yang jadi di atas bumi, yaitu: Adalah orang benar yang mendapat pembalasan seperti patut akan perbuatan orang fasik, dan adalah orang fasik yang mendapat pembalasan seperti patut akan perbuatan orang benar. Maka sebab itu kataku: Ini suatu perkara yang sia-sia adanya. 15. Lalu kupuji akan kesukaan, karena di bawah langit satupun tiada bagi manusia yang terlebih baik dari pada makan minum dan bersuka-sukaan; maka ini juga tinggal padanya dari pada segala kelelahan sepanjang umur hidup, yang dikaruniakan Allah kepadanya di bawah langit ini. 16. Maka pada masa yakin hatiku hendak mengetahui hikmat dan melihat segala syugul yang jadi di atas bumi, sehingga kerap kali mata orang tiada merasai tidur baik siang baik malam, 17. pada masa itu juga kulihat segala perbuatan Allah, yang tiada terduga oleh manusia, segala perbuatan yang jadi di bawah langit; jikalau manusia mengusahakan dirinya dalam mencahari dia sekalipun, tiada juga didapatinya akan dia kelak; bahkan, jikalau kata seorang alim sekalipun ia hendak mengetahui dia, tiada juga boleh didapatinya akan dia.
1. Bahwasanya sekalian ini sudah kutaruh di hatiku, hendak mengerti sekaliannya dengan sahnya, bahwa segala orang yang benar dan alim serta dengan segala pekerjaannya adalah dalam tangan Allah, demikianpun kasih dan benci; sehingga seorangpun tiada dapat tahu barang sesuatu dari pada segala perkara yang di hadapannya. 2. Segala perkara berlaku atas orang sekalian dengan sama perinya! Sama juga untung berlaku atas orang yang benar dan orang yang jahat, atas orang yang suci dan orang yang najis, atas orang yang mempersembahkan korban dan yang tiada mempersembahkan korban; sebagaimana orang yang baik, begitulah orang yang berdosa; seperti orang yang bersumpah, begitulah orang yang takut akan bersumpah. 3. Maka inilah jahat yang besar dari pada segala sesuatu yang jadi di bawah langit, yaitu sama juga untung berlaku atas sekaliannya; tambahan pula hati segala anak Adam penuhlah dengan kejahatan dan seumur hidupnya adalah segala macam sasaran di dalam hatinya, kesudahannya mereka itu sekalian menuju tempat orang mati. 4. Karena siapa gerangan dikecualikan dari padanya? Bahwasanya bagi orang yang hidup adalah lagi harap, dan seekor anjing yang hidup itu baik dari pada seekor singa yang mati. 5. Karena orang yang hidup itu mengetahui akan hal ia mati kelak, tetapi orang yang sudah mati itu tiada tahu apa-apa, dan tiada lagi pahala baginya, apabila peringatan akan mereka itu sudah terlupa. 6. Demikianlah kasihnya dan bencinya dan cemburuannyapun sudah hilang dan tiada lagi pada mereka itu bahagian dalam alam ini dari pada segala sesuatu yang jadi di bawah langit. 7. Sebab itu, hendaklah engkau makan rezekimu dengan berkesukaan dan minumlah air anggurmu dengan kesenangan hatimu; karena sedialah Allah ridla akan perbuatanmu. 8. Hendaklah selalu pakaianmu putih dan pada kepalamu jangan kurang minyak. 9. Hendaklah engkau hidup bersenang-senang dengan bini yang kaukasihi pada segala hari umur hidupmu yang sia-sia adanya, yang telah dikaruniakan Allah kepadamu di bawah langit ini, segala harimu yang sia-sia itu, karena ia itulah bahagianmu dari pada hidup ini dan dari pada segala pekerjaan yang kaukerjakan di bawah langit. 10. Segala sesuatu yang didapat oleh tanganmu akan dibuat, hendaklah kauperbuat dengan sekuat kuasamu, karena tiadalah barang pekerjaan atau kira-kira atau pengetahuan atau hikmat di dalam kubur, yang kautuju itu. 11. Maka kembali aku sudah melihat bahwa di bawah langit perolehan lumba-lumba itu bukan orang pantas punya, dan kemenanganpun bukan orang gagah punya, dan rezekipun bukan orang alim punya, dan kekayaanpun bukan orang budiman punya, dan keridlaanpun bukan orang yang berpengetahuan punya, melainkan masa dan takdir juga berlaku atas sekaliannya. 12. Tambahan pula tiada diketahui orang akan ajalnya, seperti ikan tertangkap dengan pukat celaka, dan seperti burung tertangkap dengan jerat, demikianpun anak-anak Adam terjerat apabila jahat menempuh kepadanya dengan sekonyong-konyong. 13. Lagipun sudah kulihat suatu perkara di bawah langit akan hal hikmat, sehingga besarlah rupanya kepadaku, 14. yaitu, adalah sebuah negeri yang kecil dan sedikit orang isinya, maka datanglah seorang raja yang besar menyerang akan dia, lalu dikepungnya dan diperbuatkannya beberapa kubu yang besar-besar akan melanggar dia. 15. Tetapi di dalam negeri itu didapati orang akan seorang orang miskin yang alim, maka ia juga yang meluputkan negeri itu oleh hikmatnya, tetapi seorangpun tiada yang ingat akan orang miskin itu. 16. Lalu kataku: Baiklah hikmat dari pada gagah; jikalau hikmat orang miskin dicelakan sekalipun dan tiada juga didengar orang akan barang katanya. 17. Perkataan orang alim patut didengar dengan berdiam diri, terlebih dari pada teriak seorang pemerintah yang jahil. 18. Baiklah hikmat dari pada segala alat peperangan, tetapi seorang orang berdosa itu dapat membinasakan banyak perkara yang baik.
1. Maka sekalian orang banyak pun bangkitlah, lalu membawa Yesus menghadap Pilatus. 2. Maka mulailah mereka itu sekalian menuduh Dia, serta berkata, "Adalah orang ini kami dapati menyesatkan bangsa kami dan menegahkan orang membayar uang upeti kepada Kaisar, serta mengatakan diri-Nya sendiri Kristus, seorang raja." 3. Maka Pilatus pun bertanya kepada-Nya, katanya, "Engkaukah raja orang Yahudi?" Maka sahut Yesus kepadanya serta berkata, "Seperti kata Tuan." 4. Maka kata Pilatus kepada kepala-kepala imam dan orang banyak itu, "Aku dapati orang ini tiada bersalah!" 5. Maka makin berkeras kehendak mereka itu, katanya, "Ia menghasut kaum itu sambil mengajar orang di seluruh tanah Yudea dari Galilea sampai ke tempat ini." 6. Setelah Pilatus mendengar demikian, lalu ia bertanya, kalau orang itu orang Galilea. 7. Setelah diketahuinya, bahwa Ia terhisab kepada pemerintahan Herodes, maka disuruhnya bawa Dia kepada Herodes, yang ada pada masa itu juga di Yeruzalem. 8. Apabila Herodes melihat Yesus, maka sangatlah ia sukacita; karena sudah lama ia hendak melihat Dia, sebab didengarnya banyak dari hal Dia, dan harap juga ia melihat suatu mujizat yang diperbuat-Nya. 9. Lalu disoalnya Dia dengan beberapa banyak pertanyaan, tetapi Yesus tiada menyahut suatu apa pun kepadanya. 10. Maka segala kepala imam dan ahli Taurat itu pun berdirilah menuduh Dia dengan kerasnya. 11. Maka Herodes beserta dengan laskarnya itu pun mengejikan sambil mengolok-olokkan Dia, dikenakannya pakaian yang indah kepada-Nya, disuruhnya bawa kembali kepada Pilatus. 12. Maka daripada hari itu juga Herodes dan Pilatus bersahabat-sahabat satu dengan yang lain, pada halnya keduanya dahulu berseteru sama sendirinya. 13. Setelah Pilatus memanggil segala kepala imam dan penghulu serta kaum itu berhimpun, 14. maka berkatalah ia kepada mereka itu, "Kamu sudah membawa orang ini kepadaku seolah-olah Ia seorang yang menyesatkan kaum itu, maka sesungguhnya aku ini memeriksai Dia di hadapan kamu, tetapi suatu pun tiada kesalahan-Nya kudapati pada orang itu, seperti tuduhan kamu atas-Nya. 15. Demikian juga pendapatan Herodes, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kita; maka sesungguhnya suatu pun tiada perbuatan-Nya yang berpatutan dengan mati. 16. Sebab itu sekarang aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." 17. Karena pada hari raya itu wajiblah Pilatus melepaskan seorang terpenjara bagi mereka itu. 18. Tetapi berteriaklah mereka itu ramai-ramai sama sekali, katanya, "Lenyapkanlah orang ini, lepaskan Barabbas bagi kami!" 19. Maka Barabbas itu seorang yang dipenjarakan sebab kedurhakaannya di dalam negeri, dan sebab bunuhan. 20. Maka sekali lagi Pilatus berkata kepada mereka itu, sebab maksudnya hendak melepaskan Yesus. 21. Tetapi berteriaklah mereka itu, katanya, "Salibkanlah, salibkan Dia!" 22. Maka pada ketiga kalinya Pilatus bertanya kepada mereka itu, "Kejahatan apakah yang dilakukan oleh orang ini? Suatu pun tiada kesalahan kudapati yang patut Ia mati dibunuh; sebab itu aku akan menyesah Dia, lalu melepaskan Dia." 23. Tetapi makin sangat mereka itu berkeras dengan nyaring suaranya meminta Ia disalibkan. Maka menanglah serunya itu. 24. Lalu Pilatus pun memberi keputusannya menurut permintaan mereka itu. 25. Maka dilepaskannyalah orang yang dipenjarakan oleh sebab kedurhakaan dan bunuhannya itu, sebagaimana yang dipinta oleh mereka itu, tetapi Yesus diserahkannya menurut kehendak hati mereka itu.