Alpet Sebelum 2021
Terjemahan Lama
1. Bahwa seekor lalat mati membusukkan dan memuaikan minyak harum tukang obat, demikianpun sedikit kebodohan pada seorang yang indah-indah hikmatnya dan kemuliaannya. 2. Bahwa hati orang alim itu bagaikan tangan kanannya, tetapi hati orang yang jahil itu bagaikan tangan kirinya. 3. Jikalau seorang bodoh berjalan sepanjang jalan sekalipun, diberinya tahu juga kepada orang sekalian ia kekurangan akal dan lagi orang bodoh adanya. 4. Apabila berbangkitlah murka yang dipertuan akan dikau, hendaklah jangan engkau meninggalkan tempatmu, karena sabar dapat membatalkan dosa yang besar-besar. 5. Adalah pula suatu kejahatan telah kulihat di bawah langit, seolah-olah sesatan yang terbit dari pada hadirat pemerintahan; 6. yaitu orang hina diangkat kepada jawatan yang besar-besar, dan orang muliapun tinggal di bawah. 7. Sudah kulihat orang hamba mengendarai kuda dan raja-raja berjalan kaki seperti hamba sahaya. 8. Barangsiapa yang menggali pelobang iapun akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa yang menetas pagar, iapun akan dipagut ular. 9. Barangsiapa yang mengangkut batu, iapun akan kena luka olehnya, dan barang siapa yang membelah kayu, iapun dalam bahaya olehnya. 10. Jikalau besi sudah tumpul, tiada lagi tajamnya, baiklah diasah akan dia, maka besarlah kuasanya kelak; demikianlah peri hikmat, istimewa pula ia akan membetulkan barang sesuatu. 11. Jikalau ular memagut dahulu dari pada dipakai penawar, maka tiada berguna lagi tukang penawar yang terpandai. 12. Adapun perkataan yang terbit dari pada mulut orang alim, ia itu mendatangkan keridlaan kepadanya, tetapi lidah orang bodoh membawa akan dia kepada kebinasaan. 13. Mula-mula perkataan mulutnya itu kebodohan adanya, pada kesudahannya ia itu akan gila belaka. 14. Dan lagi orang bodohpun memperbanyakkan perkataannya. Bahwa manusia tiada tahu apa akan jadi, maka barang yang berlaku atasnya kelak, siapa gerangan memberitahu dia kepadanya? 15. Kesusahan orang bodoh tersangat memenatkan orang yang tiada tahu jalan ke negeri. 16. Wai bagi negeri, jikalau rajanya selaku budak kecil dan orang besar-besarnya suka makan minum sampai waktu dini hari. 17. Berbahagialah negeri, jikalau rajanya asal orang bangsawan adanya dan orang besar-besarnyapun makan minum pada ketikanya akan mengenyangkan dirinya sahaja, bukan akan kemewahan. 18. Oleh kesangatan malas rapuhlah kasau, dan oleh kelemahan tangan bocorlah rumah. 19. Bahwa perjamuan dijadikan akan tertawa, dan air anggur akan menyukakan hati orang yang hidup, maka uang itu menanggung semuanya. 20. Janganlah engkau mengutuki raja, jikalau di dalam tempat tidurmu sekalipun, dan janganlah engkau mengutuki orang yang berkuasa, jikalau di dalam bilikmu bersekat sekalipun, kalau-kalau burung di udara membawa akan bunyi suaramu, dan unggaspun memberitahu perkataanmu kelak.
1. Taburkanlah rotimu pada tempat yang berair, maka beberapa hari kemudian engkau akan mendapat dia pula. 2. Bahagilah tujuh atau delapan juga, karena tiada diketahui olehmu apa jahat akan datang kelak ke atas negeri. 3. Apabila awan-awan mengandung sarat, diturunkannya hujan yang deras kepada bumi. Apabila pohon kayu tumbang arah ke selatan atau ke utara, di tempat pohon kayu tumbang, di sanapun adalah ia. 4. Barangsiapa yang mencamkan angin, ia itu tiada akan menabur, dan orang yang memandang awan-awan itu tiada akan menuai. 5. Sebagaimana tiada kauketahui angin akan turut jalan mana dan bagaimana kandungan di dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, begitu juga tiada dapat kauketahui akan perbuatan Allah, yang menjadikan sekaliannya. 6. Taburkanlah biji-bijianmu pada pagi hari dan jangan engkau lepaskan tanganmu dari padanya pada petang, karena tiada kauketahui mana yang betul, entah ini, entah itu, atau keduanya sama baik adanya. 7. Arakian, maka terang itu sedap dan lagi baiklah kepada mata memandang matahari; 8. maka jikalau kiranya orang hidup beberapa berapa tahun lamanya, baiklah hatinya bersukacita akan sekalian itu, tetapi hendaklah ia ingat juga akan segala hari kegelapan, yang boleh menjadi banyak! Segala perkara yang jadi itu sia-sia adanya. 9. Baiklah hatimu bersukacita, hai orang muda! pada masa kemudaanmu; biarlah hatimu bergemar pada segala hari engkau lagi muda; berjalanlah menurut segala kehendak hatimu dan pemandangan matamu, tetapi ketahuilah olehmu bahwa sebab segala perkara ini dipanggil Allah akan dikau kelak menghadap hukum. 10. Kendati, buanglah juga murung dari dalam hatimu dan jauhkanlah jahat dari pada tubuhmu, karena kemudaan dan dini hari keduanyapun sia-sialah adanya.
1. Ingatlah olehmu akan Khalikmu pada masa mudamu, dahulu dari pada datang hari yang jahat dan tahun apabila katamu kelak: Tiada aku suka akan dia. 2. Dahulu dari pada matahari dan terang dan bulan dan bintang-bintangpun digelapkan dan awan-awanpun datang kembali kemudian dari pada hujan. 3. Pada hari apabila penunggu rumah akan gementar dan orang kuatpun melentur dan segala pengisar berhenti dari pada mengisar, dan yang menengok dari pada tingkappun menjadi kabur, 4. dan kedua papan pintu yang arah ke jalan akan terkatup, sehingga bunyi kisaran hampir-hampir tiada kedengaran, dan orang bangun juga pada ketika nyanyi burung, tetapi sayuplah bunyi suara segala anak penyanyi; 5. apabila orang takut akan barang yang tinggi dan adalah kekejutan baginya pada jalan, apabila pohon badam akan berbunga dan belalangpun penat menanggung akan dirinya dan segala keinginan sudah hilang. Demikianlah peri hal manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan segala orang peratappun akan berkeliling pada lorong-lorong. 6. Maka dahulu dari pada rantai perak itu putus dan ceper keemasan terpecah-pecah dan timbapun hancur pada sisi mata air dan janterapun patah pada sisi perigi, 7. dan dulipun kembali menjadi tanah seperti dahulu adanya, dan nyawapun kembali kepada Allah, yang sudah mengaruniakan dia! 8. Kesia-siaan atas segala kesia-siaan, kata al-Khatib, semuanya juga sia-sia adanya! 9. Kesudahan, maka sekadar hikmat yang pada al-Khatib itu diajarkannya selalu orang kebanyakan beberapa ilmu dan ditimbangnya dan diselidiknya dan dikarangkannya beberapa berapa amsal. 10. Maka dicoba al-Khatib itu mendapat perkataan yang sedap manis, dan menyuratkan barang yang betul dan perkataan yang benar. 11. Adapun perkataan orang alim itu seperti tempuling adanya dan seperti pasak yang dipukul mati dan yang menghubungkan semuanya, maka sekalian itu dijadikan oleh Gembala yang esa itu. 12. Tetapi adapun barang yang di luar itu, hai anakku! peliharakanlah dirimu, karena akan hal menghimpunkan kitab itu tiadalah kesudahannya dan membaca banyak-banyak itu memenatkan tubuh. 13. Maka kesudahan segala perkara yang didengar ia ini: Takutlah akan Allah dan peliharakanlah segala firman-Nya, karena itulah patut kepada segala manusia. 14. Karena perbuatan tiap-tiap orang akan dihadapkan Allah kelak kepada hukum serta dengan segala perkara yang tersembunyi, dari pada baik dan jahat.
26. Maka sambil mereka itu berjalan membawa Yesus, dipegangkannya seorang orang Kireni bernama Simon, yang datang dari bendang, maka diletakkannya kayu salib itu ke atas bahunya, supaya dipikulnya mengikut Yesus dari belakang. 27. Maka amatlah banyak perhimpunan orang mengiringkan dia, dan beberapa perempuan yang meratap dan menangiskan Dia. 28. Tetapi Yesus sambil berpaling kepada mereka itu lalu berkata, "Hai anak perempuan Yeruzalem, janganlah kamu menangiskan Aku, melainkan tangiskanlah dirimu dan anak-anakmu sendiri. 29. Karena tengoklah: Ada harinya kelak, yang orang akan berkata: Berbahagialah perempuan mandul dan rahim yang tiada mengandung, dan tetek yang tiada menyusukan anak. 30. Pada masa itulah orang akan mulai berkata-kata kepada gunung: Timpalah kami! dan kepada bukit-bukit: Tutupilah kami! 31. Karena jikalau demikian perbuatannya pada kayu yang hidup, apatah lagi pada yang kering?" 32. Maka orang pun membawa juga dua orang jahat hendak dibunuh beserta dengan Dia. 33. Setelah sampai ke tempat yang bernama Tengkorak, di situlah Ia disalibkan oleh mereka itu bersama-sama dengan kedua orang jahat itu pun, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. 34. Maka berdoalah Yesus, kata-Nya, "Ya Bapa, ampunilah kiranya mereka itu, karena tiada diketahuinya apa yang diperbuatnya." Lalu mereka itu berbahagi-bahagi pakaian-Nya dengan membuang undi. 35. Maka kaum itu berdirilah memandang. Tetapi penghulu-penghulu menistakan Dia, katanya, "Orang lain sudah diselamatkan-Nya, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jikalau Ia sungguh Kristus Allah, pilihan-Nya." 36. Maka segala laskar itu pun datang mengolok-olokkan Dia juga, serta membawakan Dia cuka, 37. sambil katanya, "Jikalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu sendiri!" 38. Adalah juga suatu tulisan di sebelah atas-Nya demikian, "Inilah Raja orang Yahudi." 39. Maka seorang daripada orang jahat yang digantung itu pun menghujat Dia, "Bukankah Engkau ini Kristus? Selamatkanlah diri-Mu sendiri serta kami." 40. Tetapi yang lain itu menjawab serta menghardik dia, katanya, "Tiadakah engkau ini takut akan Allah, sedang engkau kena hukum serupa itu juga? 41. Kita memang dengan sepatutnya, karena kita menerima balasan yang berpadan dengan perbuatan kita; tetapi orang ini suatu pun tiada perbuatan-Nya yang salah." 42. Lalu katanya, "Ya Yesus, ingatlah kiranya akan hamba pada ketika Tuhan tiba kelak di dalam kerajaan-Mu." 43. Maka kata Yesus kepadanya, "Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Hari ini juga engkau bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." 44. Adalah kira-kira pukul dua belas tengah hari gelaplah seluruh tanah itu hingga pukul tiga petang. 45. Maka cahaya matahari pun hilanglah; dan tirai Bait Allah cariklah terbelah dua. 46. Maka berserulah Yesus dengan suara besar, kata-Nya, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Aku serahkan roh-Ku." Setelah dikatakan-Nya demikian, maka putuslah nyawa-Nya. 47. Apabila penghulu laskar melihat akan barang yang berlaku itu, maka ia pun memuliakan Allah, katanya, "Sungguhlah, Orang ini benar." 48. Maka segala orang banyak yang telah berkerumun memandang perkara yang ajaib itu, setelah dilihatnya barang yang berlaku itu, maka pulanglah sekaliannya itu dengan menepuk dadanya. 49. Maka segala kenal-kenalannya dan juga perempuan-perempuan yang sudah mengikut Yesus dari Galilea, berdiri dari jauh memandang segala perkara ini. 50. Maka adalah seorang bernama Yusuf, seorang sidang Majelis Bicara, orang yang baik lagi adil, 51. (ia tiada bersetuju dengan keputusan dan perbuatan mereka itu), yaitu orang Arimatea, sebuah negeri orang Yahudi; dan ialah sedang menanti kerajaan Allah. 52. Maka orang ini pergi menghadap Pilatus meminta mayat Yesus. 53. Lalu diturunkannya mayat itu, serta dikapaninya dengan kain halus, kemudian ditaruhnya mayat itu ke dalam kubur batu yang berpahat, tempat belum pernah ditaruhkan barang seorang pun. 54. Maka adalah hari Persediaan, dan hari Sabbat pun sudahlah hampir. 55. Maka segala perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, itu pun mengikut dan melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya ditaruh. 56. Maka kembalilah mereka itu serta menyediakan rempah-rempah yang harum dan minyak bau-bauan.