Minggu, 21 Januari

2024

Alpet 2022

Terjemahan Lama

KEJ 29:1-30
EST 1-2
MAT 14:1-21

KEJ 29 1-30

1.   Maka Yakubpun berangkat dari sana, lalu berjalan menuju tanah orang Masyrik. 2.   Maka dilihatnya bahwasanya adalah sebuah perigi dalam padang itu, heran, maka adalah di sana tiga kawan kambing berkaparan pada sisinya, karena dari perigi itulah orang memberi minum akan segala kambing itu, maka adalah sebuah batu besar di atas mulut perigi itu. 3.   Maka dikumpulkan oranglah ke sana sekalian kawan binatangnya, lalu digulingkannya batu yang di atas mulut perigi itu, diberilah oleh mereka itu minum akan segala kambing, setelah itu dikembalikannyalah batu itu kepada mulut perigi itu pula kepada tempatnya. 4.   Maka kata Yakub kepada mereka itu: Hai saudara-saudaraku! dari mana kamu ini? Maka sahut mereka itu: Kami ini dari Haran. 5.   Maka katanya kepada mereka itu: Kenalkah kamu akan Laban bin Nahor? Maka sahut mereka itu: Kami kenal. 6.   Maka katanya kepada mereka itu: Adakah ia baik? Maka sahut mereka itu: Adalah ia baik; lihat, itulah Rakhel, anak perempuan, datang membawa kambing dombanya. 7.   Maka kata Yakub: Lihatlah, hari lagi siang, belum ketika mengumpulkan binatang; berilah minum akan segala kambing itu, lalu pergilah menggembalakan dia pula. 8.   Maka sahut mereka itu: Tiada boleh kami sebelum berkumpul semua kawan kambing itu dan digulingkan oranglah batu yang di atas mulut perigi itu, lalu kami beri minum akan segala kambing. 9.   Maka sementara lagi ia berkata-kata dengan mereka itu datanglah Rakhel membawa kambing domba bapanya, karena ia juga seorang gembala adanya. 10.   Demi dilihat oleh Yakub akan Rakhel, anak Laban, yaitu saudara ibunya, dan akan kambing Laban, saudara ibunya, datanglah Yakub hampir, lalu digulingkannyalah batu itu dari atas mulut perigi, diberinya minum akan kawan kambing Laban, saudara ibunya, 11.   dan diciumlah oleh Yakub akan Rakhel, serta menangislah ia dengan nyaring suaranya. 12.   Karena oleh Yakub diberitahu Rakhel, bahwa ia anak saudara bapanya, yaitu anak Ribkah; maka berlari-larilah Rakhel pergi memberitahu bapanya. 13.   Serta didengar oleh Laban akan kabar mengatakan Yakub, anak saudaranya, telah datang, maka berlarilah ia pergi mendapatkan dia, lalu dipeluknya serta diciumnya akan dia dan dibawanya akan dia masuk ke dalam rumahnya. Maka diceriterakanlah oleh Yakub segala hal ihwalnya kepada Laban. 14.   Maka kata Laban kepadanya: Bahwasanya engkaulah sedaging darah dengan aku. Maka duduklah Yakub sertanya genap satu bulan lamanya. 15.   Kemudian kata Laban kepada Yakub: Sebab engkau ini saudaraku, adakah patut kiranya engkau memperhambakan dirimu kepadaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apakah yang akan jadi upahmu. 16.   Maka adalah pada Laban dua anak perempuan: yang sulung bernama Lea dan yang bungsu itu Rakhel namanya. 17.   Maka Lea itu bermata biuku, tetapi Rakhel itu elok parasnya dan cantik sikapnya. 18.   Maka Yakubpun birahilah akan Rakhel, sebab itu katanya kepada Laban: Biarlah aku memperhambakan diriku kepadamu tujuh tahun lamanya karena Rakhel, anakmu yang bungsu itu. 19.   Maka kata Laban: Baik aku berikan dia kepadamu dari pada kuberikan kepada orang lain; tinggallah engkau dengan aku. 20.   Maka Yakubpun memperhambakanlah dirinya tujuh tahun lamanya oleh karena Rakhel, maka pada perasaannya tujuh tahun itulah seperti sedikit hari jua, oleh sebab birahinya akan dia. 21.   Maka kata Yakub kepada Laban: Berikanlah biniku, karena telah genaplah hariku, supaya aku didudukkan dengan dia. 22.   Maka oleh Laban dihimpunkanlah segala orang isi negeri itu, lalu diperbuatnyalah suatu perjamuan. 23.   Maka pada malam hari itupun diambilnya akan Lea, anaknya, lalu dihantarkannya kepada Yakub, maka Yakubpun bersetubuhlah dengan dia. 24.   Maka akan Lea, anaknya itu, diberikan Laban pula Zilpa, sahayanya perempuan, akan seorang sahaya baginya. 25.   Setelah pagi hari, sesungguhnya ia itulah Lea juga; sebab itu kata Yakub kepada Laban: Mengapa maka engkau berbuat akan daku demikian? Bukankah aku telah memperhambakan diriku kepadamu karena sebab Rakhel? Mengapa engkau menipukan daku? 26.   Maka sahut Laban: Dalam negeri kami ini tiada biasa orang berbuat demikian, yaitu memberikan yang bungsu itu dahulu dari pada yang sulung. 27.   Sampaikanlah olehmu tujuh hari bagi anakku ini, maka anak itu juga kuberikan kepadamu kelak karena pekerjaan yang kaukerjakan akan daku lagi tujuh tahun lamanya. 28.   Maka diperbuat oleh Yakub demikian, disampaikannyalah tujuh hari bagi perempuan ini, lalu oleh Laban diberikan Rakhel, anaknya itu, juga kepadanya akan bininya. 29.   Maka kepada Rakhel, anaknya, diberikan oleh Laban Bilha, sahayanya perempuan, akan seorang sahaya baginya. 30.   Maka duduklah pula Yakub dengan Rakhel, dan dikasihinyalah akan Rakhel terlebih dari pada kasihnya akan Lea, maka iapun memperhambakan dirinya kepada Laban pula tujuh tahun lagi.

EST 1

1.   Sebermula, maka pada sekali peristiwa, pada zaman raja Ahasyweros, ia itu Ahasyweros yang kerajaan dari pada Hindi sampai ke tanah Kusy atas seratus dua puluh tujuh bahagian tanah, 2.   pada zaman raja Ahasyweros itu bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam kota Susan, 3.   pada tahun yang ketiga dari pada kerajaannya, diperbuat baginda suatu perjamuan akan segala penghulu dan pegawainya, segala orang besar-besar di Farsi dan Medi, segala khalifat dan penghulu negeri-negeri, di hadapan hadiratnya. 4.   Maka kepadanya dinyatakannya segala kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan perhiasan kebesarannya beberapa hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari. 5.   Setelah genaplah segala hari itu maka diperbuat baginda suatu perjamuan pula akan segala orang yang terdapat di dalam kota Susan, baik besar baik kecil, tujuh hari lamanya, di dalam penghadapan taman istana baginda. 6.   Maka tirai kelambu putih, hijau dan biru laut tersingkat dengan tali kapas yang ungu warnanya dalam halkat perak pada tiang-tiang batu marmar, maka beberapa geta dari pada emas dan perakpun terhantar di atas dasar pualam dan batu marmar dan hablur dan lazurdi. 7.   Maka minumanpun diperidarkan oranglah dalam piala keemasan, dan piala itu tiap-tiap kali ditukar dengan piala yang lain, maka berkelimpahanlah air anggur kerajaan, hanya baginda juga yang dapat mengaruniakan yang demikian. 8.   Adapun angkapan minuman itu adalah syaratnya, jangan orang minum terpaksa, karena demikianlah sudah ditentukan oleh baginda bagi segala orang besar-besar yang di dalam istana baginda, bahwa masing-masing akan berbuat sekadar suka hatinya. 9.   Hata, maka Wasti permaisuri itupun sudah berbuat lagi suatu perjamuan akan segala orang perempuan di dalam maligai yang pada baginda raja Ahasyweros. 10.   Maka pada hari yang ketujuh, tatkala bersukacitalah hati baginda oleh minum air anggur itu, titah baginda kepada Mehuman dan Bizta dan Kharbona dan Bijta dan Abajta dan Zetar dan Kharkhasy, ketujuh penjawat istana yang berkhidmat di hadapan hadirat baginda raja Ahasyweros, 11.   supaya dipersilakannya Wasti, permaisuri itu, datang menghadap baginda dengan berpakaikan makota kerajaan, hendak diperlihatkannya keelokan permaisuri itu kepada segala orang dan segala penghulu itu, karena sangat elok parasnya. 12.   Tetapi engganlah permaisuri Wasti datang dengan titah baginda yang disampaikan oleh penjawat itu kepadanya, maka sangatlah murka baginda, sehingga bernyala-nyala murkanya. 13.   Maka titah baginda kepada segala hakim yang tahu akan barang yang patut dalam hal ini (karena demikianlah adat dibicarakan segala hal ihwal kerajaan dalam majelis segala orang yang mengetahui hukum dan syarat; 14.   adapun orang yang terhampir kepada baginda itu, ia itu Karsena dan Setar dan Admata dan Tarsis dan Meresy dan Marsena dan Memukhan, ketujuh penghulu Farsi dan Medi, yang menghadap hadirat baginda dan duduk pada tempat yang mulia-mulia dalam kerajaan itu); 15.   yang patut dipengapakan permaisuri Wasti seturut bunyi hukum, sebab tiada diturutnya titah baginda raja Ahasyweros yang disampaikan oleh penjawat itu kepadanya? 16.   Maka sembah Memukhan di hadapan hadirat baginda dan segala penghulu itu: Adapun permaisuri Wasti itu bersalah bukan kepada tuanku seorang jua, melainkan lagi kepada segala penghulu dan segala bangsa yang di dalam segala negeri duli tuanku Ahasyweros. 17.   Karena kelakuan permaisuri ini kedengaranlah kelak kepada segala orang perempuan, sehingga lakinya akan berkecelaan kepada pemandangannya, serta katanya: Bahwa baginda raja Ahasyweros sudah bertitah mempersilakan permaisuri Wasti datang menghadap hadirat baginda, tetapi engganlah ia datang. 18.   Maka mulai dari pada hari ini juga segala bini penghulu Farsi dan Medi, apabila didengarnya kelakuan permaisuri itu, niscaya iapun akan bertutur demikian kepada segala penghulu tuanku, sehingga tiada akan kurang kecelaan dan kemarahan. 19.   Maka jikalau berkenan kepada tuanku, hendaklah kiranya keluar suatu titah dari pada hadirat tuanku, dan disuratkan titah itu di dalam hukum Farsi dan Medi, yang tiada dapat dilalui, bahwa Wasti tiada boleh lagi menghadap hadirat baginda raja Ahasyweros, dan kebesarannyapun dikaruniakan oleh tuanku kepada seorang lain yang baik dari padanya. 20.   Maka masyhurlah kelak titah tuanku yang akan dimaklumkan dalam seluruh kerajaan tuanku, berapa besarnya sekalipun, maka segala orang perempuan itu kelak memberi hormat akan lakinya dari pada besar dan kecil. 21.   Maka bicara ini baiklah kepada pemandangan baginda dan segala penghulu itu, maka diperbuat baginda seperti sembah Memukhan itu. 22.   Maka dilayangkannya beberapa pucuk surat kiriman kepada segala negeri baginda, kepada tiap-tiap negeri seperti khatnya dan kepada tiap-tiap bangsa seperti logatnya, bunyinya: Patutlah tiap-tiap orang laki itu jadi tuan dalam rumahnya dan memberi perintah setuju dengan adat bangsanya.

EST 2

1.   Hata, maka kemudian dari pada yang tersebut itu, setelah padamlah murka baginda raja Ahasyweros, teringatlah baginda akan Wasti dan akan barang yang telah dibuatnya dan akan barang yang telah ditentukan atasnya. 2.   Maka sembah segala orang muda baginda yang berkhidmat kepadanya: Baiklah dicahari akan tuanku beberapa orang perempuan muda, yaitu anak dara, yang elok parasnya. 3.   Hendaklah kiranya tuanku memberi titah kepada orang besar-besar dalam segala negeri kerajaan tuanku, supaya dihimpunkannya kepada tuanku segala perempuan muda, yaitu anak dara yang elok parasnya, ke dalam kota Susan dan ke dalam maligai, di bawah perintah Hejai, sida-sida tuanku, yang menunggui segala perempuan, dan hendaklah diberikan perlulutannya kepadanya. 4.   Maka anak dara yang berkenan kepada pemandangan tuanku itu hendaklah diangkat permaisuri akan ganti Wasti. Maka benarlah sembah ini kepada pemandangan baginda, lalu dibuat baginda demikian. 5.   Hata, maka di dalam kota Susan itu adalah seorang orang Yahudi, bernama Mordekhai bin Yait bin Simai bin Kisy, seorang orang Benyamin, 6.   yang sudah dipindahkan dari Yeruzalem serta dengan segala orang tawanan yang dipindahkan dengan Yekhonia, raja Yehuda, yang dipindahkan oleh Nebukadnezar, raja Babil. 7.   Maka ialah bapa angkat Hadasa, yaitu Ester, anak perempuan mamaknya, karena anak itupun tiada lagi beribu bapa, dan lagi anak dara itu cantik rupanya dan elok parasnya, maka pada masa mati ibu bapanya diangkat Mordekhai anak akan dia. 8.   Hata, setelah termasyhurlah titah baginda dan hukum itu dan beberapa berapa anak darapun sudah dihimpunkan di dalam kota Susan di bawah perintah Hejai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana baginda di bawah perintah Hejai, penunggu segala perempuan itu. 9.   Maka berkenanlah anak dara itu kepada matanya, sehingga diperolehnya keridlaan di hadapannya, maka sebab itu dengan segera juga diberikannya perlulutannya kepadanya dan bahagian yang ditentukan kepadanya dan lagi tujuh orang dayang-dayang yang layak dari dalam istana baginda, maka dipindahkannya dia serta segala dayang-dayangnya ke dalam tempat maligai yang terbaik. 10.   Adapun Ester itu tiada dinyatakannya bangsanya dan kaum keluarganya, karena pesan Mordekhai kepadanya jangan ia itu dinyatakan olehnya. 11.   Maka pada tiap-tiap hari berjalanlah Mordekhai lalu lalang di penghadapan maligai hendak mengetahui perihal selamat Ester dan barang yang dipengapakan dia. 12.   Bermula, apabila sampailah giliran masing-masing anak dara akan masuk menghadap baginda raja Ahasyweros, setelah sudah dua belas bulan lamanya dibuat padanya seperti adat dalam maligai itu, karena baharu genaplah segala hari perlulutannya setelah sudah enam bulan lamanya diperlulut dengan minyak mur dan enam bulan lamanya dengan bau-bauan dan pelbagai perlulutan perempuan itu. 13.   Setelah itu maka masuklah anak dara itu menghadap baginda, dan segala sesuatu yang dikatakannya itupun diberikan kepadanya akan dibawa sertanya dari dalam maligai masuk ke dalam istana baginda. 14.   Adapun ia masuk pada petang hari, dan pada pagi hari kembalilah ia ke dalam maligai yang kedua, yang di bawah perintah Saasyjaz, sida-sida baginda yang menunggui segala gundik; maka tiada pula ia masuk menghadap baginda, melainkan apabila baginda berahikan dia dan iapun dipanggil dengan namanya. 15.   Maka apabila sampailah giliran Ester, anak Abikhail, mamak Mordekhai, yang sudah mengangkat anak akan dia, bahwa iapun masuk menghadap baginda, maka satupun tiada dikehendakinya melainkan barang yang dikatakan oleh Hejai, sida-sida baginda, yang menunggui segala perempuan itu, maka Esterpun berkenan kepada pemandangan segala orang yang melihat dia. 16.   Demikianlah peri Ester dibawa menghadap baginda raja Ahasyweros ke dalam istana baginda pada bulan yang kesepuluh, yaitu bulan Tebet, pada tahun yang ketujuh dari pada kerajaannya. 17.   Maka kasihlah baginda akan Ester terlebih dari pada kasihnya akan segala perempuan yang lain itu, sehingga iapun beroleh kasihan dan keridlaan di hadapan hadirat baginda terlebih dari pada segala anak dara itu, maka dikenakan baginda makota kerajaan pada kepalanya dan iapun dijadikan baginda permaisuri akan ganti Wasti. 18.   Maka bagindapun membuat suatu perjamuan yang besar akan segala penghulu dan pegawainya, yaitu perjamuan karena Ester, maka diringankan baginda upeti yang dibayar oleh segala negeri itu, dan dikaruniakan baginda anugerah sekadar kebesarannya. 19.   Maka pada masa segala anak dara itu dipindahkan kepada maligai yang kedua itu, adalah Mordekhai duduk di dalam pintu istana baginda. 20.   Maka tiada dinyatakan Ester kaum keluarganya dan bangsanya, seperti pesan Mordekhai kepadanya, karena Esterpun menurutlah kata Mordekhai, seperti pada masa ia lagi dipeliharakan olehnya. 21.   Bermula, maka pada masa Mordekhai duduk di dalam pintu istana baginda berbangkitlah amarah Bijtan dan Teresy, kedua penjawat baginda dari pada segala penunggu ambang, maka dicaharinya jalan hendak membunuh baginda raja Ahasyweros. 22.   Maka ketahuanlah perkara ini kepada Mordekhai, lalu diberinya tahu permaisuri Ester, dan Esterpun mempersembahkan hal itu kepada baginda atas nama Mordekhai. 23.   Maka apabila diselidik hal itu didapatinya benarlah demikian, lalu kedua orang itupun digantungkan pada kayu, maka disuratkan perkara itu dalam kitab tawarikh di hadapan hadirat baginda.

MAT 14 1-21

1.   Pada masa itu kedengaranlah kabar dari hal Yesus kepada Herodes, yang digelar raja seperempat negeri. 2.   Lalu bersabdalah baginda kepada segala hambanya, "Inilah Yahya Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya dapat memperbuat segala mujizat ini." 3.   Adapun Herodes itu sudah menangkap Yahya, lalu diikatnya dia, dan dimasukkannya ke dalam penjara oleh sebab Herodiah, isteri Pilipus, saudaranya itu; 4.   karena Yahya telah berkata kepada Herodes, "Haramlah bagimu beristerikan dia." 5.   Maka Herodes hendak membunuh dia, tetapi takut pula ia akan orang banyak, karena mereka itu menilik Yahya itu seorang nabi. 6.   Tetapi pada perjamuan hari lahir Herodes, menarilah anak Herodiah yang perempuan itu di tengah orang, serta menyukakan hati baginda. 7.   Oleh sebab itu bersumpah janjilah Herodes akan memberi padanya barang apa yang dipintanya. 8.   Maka anak perempuan itu telah diasut oleh bundanya, sebab itu katanya, "Berilah kepada patik kepala Yahya Pembaptis di sini di dalam sebuah dulang." 9.   Maka berdukacitalah hati baginda, tetapi oleh sebab sumpah itu, dan lagi oleh sebab segala orang yang duduk santap sehidangan dengan dia, dititahkannya berikan juga. 10.   Lalu disuruhkannya orang pergi memancung kepala Yahya di dalam penjara. 11.   Maka kepala itu pun dibawa oranglah di dalam sebuah dulang, dan diberikan kepada anak perempuan itu, maka ia pun membawa kepada bundanya. 12.   Maka datanglah murid-murid Yahya mengambil mayatnya, lalu menguburkan dia; maka pergilah mereka itu memberi tahu kepada Yesus. 13.   Apabila didengar oleh Yesus akan kabar itu, undurlah Ia dari sana berperahu ke tempat yang sunyi seorang diri-Nya. Setelah orang banyak mendengar hal itu, masing-masing pun keluarlah dari negerinya mengikut Dia mendarat. 14.   Maka Yesus pun sampailah, lalu dilihat-Nya orang teramat banyak; maka jatuhlah kasihan-Nya akan mereka itu, lalu disembuhkan-Nya segala orang sakit. 15.   Setelah hari petang, maka datanglah murid-murid itu kepada-Nya serta berkata, "Tempat ini sunyi, dan hari pun sudah suntuk, suruhkanlah orang banyak ini pulang, supaya mereka itu pergi ke kampung-kampung membeli makanan bagi dirinya." 16.   Tetapi kata Yesus kepada mereka itu, "Tak usahlah orang-orang itu ke mana-mana, kamu berilah mereka itu makan." 17.   Maka kata murid-murid itu kepada-Nya, "Kami tiada menaruh barang sesuatu di sini, hanyalah roti lima ketul dan ikan dua ekor sahaja." 18.   Maka kata-Nya, "Bawalah dia ke mari kepada-Ku." 19.   Maka disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput; maka diambil-Nya roti lima ketul dan ikan dua ekor itu, lalu Ia menengadah ke langit serta memberi berkat, kemudian Ia memecahkan roti itu serta memberikan kepada murid-murid-Nya, dan murid-murid pula memberikan kepada orang banyak itu. 20.   Lalu makanlah sekaliannya hingga kenyang. Maka diangkat oranglah segala sisanya, penuh dua belas bakul banyaknya. 21.   Adapun yang makan roti itu ada kira-kira lima ribu orang laki-laki, lain pula segala perempuan dan kanak-kanak.

Sistem Design By