Kamis, 16 Mei

2024

Alpet 2022

Terjemahan Lama

BIL 33:50-34:29
AMS 17-18
2KOR 3

BIL 33 50-56

50.   Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa di padang-padang Moab, di tepi Yarden bertentangan dengan Yerikho, demikian bunyinya: 51.   Katakanlah ini kepada bani Israel: Apabila kamu sudah menyeberang Yarden lalu masuk ke dalam negeri Kanaan, 52.   hendaklah kamu menghalaukan segala orang isi negeri itu dari hadapanmu keluar dari pada miliknya, dan pecahkanlah segala patungnya yang dari pada batu dan hancurkanlah segala patungnya perbuatan tuangan, dan pecahkanlah segala panggungnya. 53.   Maka hendaklah kamu mengambil tanah itu akan milik pusaka serta duduklah di sana, karena tanah itu telah Kukaruniakan kepadamu, supaya kamu mempusakainya. 54.   Maka tanah itupun hendaklah kamu bahagi kepada suku-suku bangsamu dengan membuang undi, bagi suku yang banyak bilangannya hendaklah kamu besarkan bahagian pusakanya dan bagi yang sedikit bilangannya hendaklah kamu kecilkan bahagian pusakanya; maka barang yang ditentukan bagi masing-masing oleh undi itu, ia itulah akan bahagiannya, maka sekadar suku-suku bangsamu kamu akan beroleh bahagianmu pusaka. 55.   Tetapi jikalau tiada kamu menghalaukan orang isi negeri itu dari hadapanmu keluar dari miliknya, niscaya akan jadi kelak, bahwa barangsiapa yang kamu tinggalkan dari pada mereka itu, ia itu akan menjadi seperti duri dalam matamu dan penyucuk pada lambungmu, maka mereka itupun akan mengimpit kamu dalam negeri tempat kedudukan kamu. 56.   Bahkan, akan jadi kelak, bahwa Aku membuat akan kamu barang yang niat-Ku sekarang hendak Kuperbuat akan mereka itu.

BIL 34 1-29

1.   Arakian, maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa demikian: 2.   Katakanlah kepada bani Israel demikian ini: Apabila kamu sudah sampai ke dalam negeri Kanaan, maka inilah akan menjadi perhinggaan negeri yang bahagian pusaka kamu dari pada negeri Kanaan itu. 3.   Bahwa ujung selatan tanah yang di sebelah Edom itu kamu punya, mulai dari padang Zin sampai perhinggaan pada sebelah selatan itu putus di sebelah timur pada tepi Tasik-Masin, 4.   maka dari sanalah perhinggaan selatan akan melengkung ke kenaikan Akrabim, lalu ke Zin sampai ke sebelah selatan Kades-Barnea, maka dari sana jalannya ke Hazar-Adar, lalu terus ke Azmon. 5.   Kemudian perhinggaan ini akan balik dari Azmon ke sungai Mesir, yaitu ujungnya sebelah barat. 6.   Maka perhinggaan kamu di sebelah barat itu lautan besar; ia itu perhinggaan negerimu pada sebelah barat. 7.   Adapun perhinggaan kamu disebelah utara: dari lautan besar hendaklah kamu menentukan peminggir sampai ke gunung Hor, 8.   dan dari gunung Hor itu hendaklah kamu menentukan peminggir sampai ke tempat orang masuk ke Hamat dan dari sana perhinggaan itu lalu sampai ke Zedad. 9.   Maka dari sana perhinggaan itu akan sampai ke Ziferon dan ujungnya akan ada di Hazar-Enan. Ia itulah perhinggaan kamu di sebelah utara. 10.   Maka akan perhinggaan kamu di sebelah timur hendaklah kamu menentukan peminggir dari Hazar-Enan lalu ke Sefam. 11.   Maka perhinggaan itu akan turun dari Sefam ke Ribla di sebelah timur mata air Yarden, lalu perhinggaan itu akan turun lagi sambil menyusur tepi tasik Kineret pada sebelah timur. 12.   Maka dari sana perhinggaan itu akan turun sepanjang Yarden sampai kesudahannya di Tasik-Masin. Demikianlah tanahmu kelak dengan perhinggaannya keliling. 13.   Arakian, maka berpesanlah Musa kepada bani Israel, katanya: Bahwa inilah tanah yang hendak kamu ambil akan bahagianmu pusaka dengan membuang undi dan yang telah disuruh Tuhan berikan kepada suku bangsa yang sembilan itu dan kepada setengah suku bangsa Manasye. 14.   Karena suku bani Rubin dengan bangsanya dan suku bani Gad dengan bangsanya dan setengah suku Manasyepun telah beroleh bahagian pusakanya. 15.   Dua suku setengah telah beroleh bahagian pusakanya di seberang Yarden bertentangan dengan Yerikho, di sebelah timur arah ke matahari terbit. 16.   Dan lagi firman Tuhan kepada Musa demikian: 17.   Bahwa inilah nama-nama segala orang yang akan membahagi-bahagi tanah itu kepadamu akan pusaka; yaitu Eliazar, yang imam, dan Yusak bin Nun. 18.   Dan bagi tiap-tiap suku bangsa hendaklah kauambil seorang penghulu, supaya dibahagikannya tanah itu akan pusaka. 19.   Maka inilah nama-nama orang itu: bagi suku Yehuda itu Kaleb bin Yefuna, 20.   dan bagi suku bani Simeon itu Semuel bin Amihud, 21.   dan bagi suku Benyamin itu Elidad bin Kislon, 22.   dan bagi suku bani Dan itu penghulu Buki bin Yojli, 23.   dan akan bani Yusuf bagi suku bani Manasye penghulu Haniel bin Efod, 24.   dan bagi suku bani Efrayim penghulu Kemuil bin Siftan, 25.   dan bagi suku bani Zebulon itu penghulu Elizafan bin Parnakh, 26.   dan bagi suku bani Isakhar penghulu Paltiel bin Azan, 27.   dan bagi suku bani Asyer penghulu Akhihud bin Selomi, 28.   dan bagi suku bani Naftali penghulu Pedail bin Amihud. 29.   Maka sekalian inilah orang yang telah disuruh Tuhan menentukan bahagian pusaka dalam negeri Kanaan kepada segala bani Israel.

AMS 17

1.   Bahwa sesuap nasi yang kering, asal disertai kesenangan hati, itu terlebih baik dari pada rumah penuh dengan binatang sembelihan yang tambun-tambun, tetapi disertai perbantahan. 2.   Seorang hamba yang berbudi itu akan memerintahkan kelak anak yang mendatangkan malu, dan iapun akan beroleh bahagian pusaka di antara segala saudara-saudara. 3.   Bahwa kui adalah bagi perak dan dapurpun bagi emas, tetapi Tuhan yang menguji akan segala hati. 4.   Orang yang hendak berbuat jahat itu mengindahkan mulut yang salah, dan seorang pembohong mencenderungkan telinganya kepada lidah bercabang. 5.   Barangsiapa yang mengolok-olok akan orang miskin, ia itu mencela akan Khaliknya, maka orang yang suka akan celaka orang lain, ia itu tiada akan terlepas dari pada hukum. 6.   Bahwa anak cucu cicit menjadi makota orang tua-tua, maka kemuliaan anak-anak ia itulah bapa-bapanya. 7.   Tiada patut sekali-kali seorang peloba menjanji perkara besar-besar, istimewa pula jikalau seorang bangsawan tiada menyampaikan janjinya. 8.   Bahwa hadiah itu laksana permata yang indah-indah kepada orang yang empunya dia, bagaimana di balik-balikkannya, maka bercahaya juga rupanya. 9.   Orang yang menudungkan salah itu menuntut kasih, tetapi yang membongkar-bangkir perkara, ia itu menjauhkan dari padanya jikalau sahabatnya yang terbaik sekalipun. 10.   Sekali punya tegur itu lebih masuk ke dalam hati orang yang berbudi dari pada palu seratus sebat ke dalam orang bodoh. 11.   Barangsiapa yang hendak mendurhaka, ia itu menuntut jahat belaka, maka sebab itu pesuruhan bengis kelak disuruhkan kepadanya. 12.   Baiklah bertemu dengan beruang betina yang kecurian anak-anaknya dari pada bertemu dengan orang bodoh dalam kebodohannya. 13.   Barangsiapa yang membalas baik dengan jahat, maka jahatpun tiada akan bercerai dari pada rumahnya. 14.   Permulaan perkelahian itu seumpama air tiris, sebab itu tinggalkanlah akan perbantahan dahulu dari pada ia menjadi air bah yang bergelora. 15.   Barangsiapa yang membenarkan orang jahat dan yang menyalahkan orang benar, keduanya itu kebencian bagi Tuhan. 16.   Betapa uang pembelian itu pada tangan orang bodoh? Hendak ia membeli kepandaian tiada dengan akal budi! 17.   Barangsiapa yang menaruh kasih pada sediakala, ia itulah seorang sahabat; maka seorang saudara menjadi bagi hal kesukaran. 18.   Barangsiapa yang suka berjanji dengan bertampar tangan dan menjadi pengaku kepada samanya manusia, ia itu kurang akal adanya. 19.   Barangsiapa yang suka akan perbantahan, iapun suka akan dosa, dan barangsiapa yang meninggikan pintunya, ia itu mencahari kebinasaan. 20.   Barangsiapa yang terbalik hatinya itu tiada akan mendapat kebajikan, dan orang yang bercabang lidah itu akan terperosok ke dalam celaka. 21.   Orang yang telah memperanakkan seorang bodoh, ia itu akan mendapat susah, maka bapanya seorang bodoh tiada akan bersukacita. 22.   Hati yang bersukacita itu akan membaiki obat, tetapi hati yang berdukacita itu mengeringkan tulang. 23.   Bahwa orang fasik mengambil hadiah dari dalam ribaan akan memutar-balikkan segala jalan hukum. 24.   Bahwa hikmat adalah di hadapan mata orang yang berbudi, tetapi mata orang bodoh sampailah kepada tepi bumi. 25.   Seorang anak bodoh menjadi kedukaan kepada bapanya, dan kepahitan kepada ibunya, yang telah memperanakkan dia. 26.   Adapun mendendai seorang yang tiada bersalah itu jahatnya sama dengan menyesah seorang yang benar karena sebab kebajikannya. 27.   Barangsiapa yang berpengetahuan itu menahani perkataannya, dan orang yang berakal ia itu mahal budinya. 28.   Jikalau seorang bodoh sekalipun, selama ia diam, maka dibilang orang akan dia seorang yang berbudi, dan selama terkatuplah mulutnya dibilangnya akan dia seorang yang berakal adanya.

AMS 18

1.   Barangsiapa yang berasing dirinya itu menurut kehendaknya sendiri dan iapun melawan segala akal budi. 2.   Bahwa orang bodoh tiada suka akan akal budi, melainkan akan membuka segala rahasia hatinya. 3.   Barang di mana masuklah dosa, di sanapun masuklah kehinaan, karena arang di muka itu selalu disertakan malu. 4.   Perkataan beberapa orang adalah seperti air yang dalam-dalam, tetapi mata air hikmat itu memancarkan anak sungai yang jernih. 5.   Adapun menilik muka orang yang bersalah, jahatnya sama dengan menjatuhkan orang benar dalam hukum. 6.   Bahwa lidah orang bodoh memasukkan dia ke dalam perselisihan, dan mulutnyapun berteriak-teriak minta ditampar. 7.   Bahwa mulut orang bodoh membawa dia kepada kebinasaan, dan lidahnyapun menjadi jerat akan nyawanya. 8.   Bahwa perkataan orang pengumpat itu laksana suap yang sedap-sedap, maka turunlah itu ke dalam hati dengan manis-manisnya. 9.   Maka orang yang malas pada pekerjaannya itu saudaralah ia kepada orang pemboros. 10.   Nama Tuhan itu laksana bangun-bangun yang teguh, bahwa orang yang benar itu lari ke sana, dan iapun dimasukkan ke dalam tempat perlindungan yang tinggi. 11.   Bahwa pada sangka orang kaya harta bendanya baginya akan kota benteng dan akan pagar tembok yang tinggi. 12.   Dahulu dari pada binasa orang membesarkan dirinya dalam hatinya, tetapi rendah hati adalah dahulu dari pada hormat. 13.   Menyahut dahulu dari pada mendengar betul, itulah kurang ajar dan mendatangkan malu. 14.   Bahwa keberanian membantu orang dalam menanggung sengsara, tetapi hati yang murung siapa gerangan dapat menghiburkan dia? 15.   Bahwa hati orang yang berakal itu menuntut pengetahuan dan telinga orang yang berbudi itu mencahari pengetahuan. 16.   Bahwa hadiah seorang memberi tempat akan dia serta membawa akan dia ke hadapan orang besar-besar. 17.   Orang yang pertama-tama dalam acaranya sendiri, tampaklah juga benar, tetapi kemudian datanglah kawannya menyelidik akan dia. 18.   Bahwa buang undi itu memutuskan perselisihan serta menceraikan orang yang berkuasa. 19.   Bahwa peri mengalahkan kota benteng dan memperhentikan perkelahian itu lebih payah dari pada membukakan kancing pintu maligai. 20.   Bahwa buah-buah mulut tiap-tiap orang akan mengenyangkan perutnya, dan hasil lidahnyapun akan memadamkan dia. 21.   Mati dan hidup adalah dalam kuasa lidah, dan barangsiapa yang suka akan dia itu kelak akan makan buah-buahnya. 22.   Barangsiapa yang telah mendapat bini, ia itu mendapat benda yang baik dan iapun beroleh keridlaan dari pada Tuhan. 23.   Bahwa orang miskin berkata dengan memohon-mohon, tetapi orang kaya menyahut dengan kasar. 24.   Orang yang bersahabat dengan sebarang orang, ia itu mengadakan suah akan dirinya, tetapi sahabat yang betul itu lebih bersangkut paut dari pada seorang saudara.

2KOR 3

1.   Adakah kami ini pula mulai memuji diri kami sendiri? Atau perlukah kami akan surat kepujian, seperti beberapa orang, kepada kamu atau daripada kamu? 2.   Bahkan, kamulah surat kiriman kami, yang tertulis di dalam hati kami, dan yang dikenal dan dibaca oleh orang sekalian. 3.   Maka nyatalah kamu menjadi surat Kristus yang ditulis oleh kami, tertulis oleh kami, tertulis bukannya dengan dawat, melainkan dengan roh Allah yang hidup, bukannya di atas loh batu, melainkan pada loh, yaitu hati manusia. 4.   Maka pengharapan yang sedemikian itu kepada Allah, kami peroleh dengan berkat Kristus. 5.   Bukan pula kami ini sendiri pandai akan mengira barang sesuatu dengan kepandaian sendiri, melainkan kepandaian kami itu datang daripada Allah. 6.   Ialah juga menjadikan kami pandai menjadi pesuruh perjanjian baharu, bukan pula menurut seperti huruf, melainkan menurut Roh; karena huruf itu mematikan, tetapi Roh itu menghidupkan. 7.   Tetapi jikalau jawatan yang membawa maut dengan tulisan yang terukir pada loh batu itu telah datang dengan kemuliaannya, sehingga bani Israel tiada dapat merenung muka Musa oleh sebab (cahaya) kemuliaan mukanya, yaitu (cahaya) kemuliaan yang akan lenyap, 8.   bukankah jawatan Roh itu terlebih kemuliaannya? 9.   Karena jikalau jawatan yang mendatangkan hukum itu menaruh kemuliaan, apatah lagi jawatan yang mendatangkan kebenaran melimpah dengan kemuliaan. 10.   Karena dengan sebenarnya yang dahulu dimuliakan itu, bukanlah dimuliakan di dalam hal ini, dari sebab kemuliaan inilah, yang terlampau sangat itu. 11.   Karena jikalau yang akan lenyap itu ada dengan kemuliaannya, maka terlebih lagi yang kekal itu di dalam kemuliaan. 12.   Maka oleh sebab kami menaruh pengharapan yang demikian itu, beranilah kami berkata-kata, 13.   dan bukanlah seperti Musa yang berselubung, supaya bani Israel jangan dapat merenung kesudahan hal yang akan lenyap itu. 14.   Tetapi pikiran mereka itu sudah dikeraskan, karena sehingga sampai kepada hari ini masa membaca perjanjian lama selubung itu ada lagi, belum tersingkap, sebab selubung itu hanya ditiadakan oleh Kristus. 15.   Bahkan, sehingga sampai kepada hari ini, apabila kitab Musa dibaca, maka selubung itu meliputi hati mereka itu. 16.   Tetapi apabila hatinya itu berpaling kepada Tuhan, maka selubung itu akan terbuang. 17.   Adapun Tuhan itu Roh, dan barang di mana ada Roh Tuhan, di situlah kebebasan. 18.   Tetapi kita sekalian dengan muka tiada berselubung ini, membayangkan kemuliaan Tuhan seperti suatu cermin muka, dan berubah kepada rupa itu juga, daripada kemuliaan kepada kemuliaan, sebagaimana daripada Tuhan Roh itu.

Sistem Design By