Alpet 2022
Terjemahan Lama
1. Arakian, maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa di padang-padang di Moab, di tepi Yarden bertentangan dengan Yerikho, bunyinya: 2. Suruhlah bani Israel memberikan beberapa negeri dari pada bahagian pusakanya kepada orang Lewi, supaya mereka itu duduk di dalamnya, dan lagi hendaklah engkau memberikan kepada orang Lewi itu daerah negeri itu keliling. 3. Maka negeri-negeri itu menjadi tempat kedudukan mereka itu dan tanah daerahnya akan tempat segala kendaraannya dan binatangnya dan segala hidup-hidupan mereka itu. 4. Adapun tanah daerah yang akan kauberikan orang Lewi itu, ia itu akan ada di luar negeri sampai seribu hasta dari pada pagar temboknya keliling. 5. Maka hendaklah kamu mengukur dari pada pagar negeri itu pada penjuru timur dua ribu hasta, dan pada penjuru selatan dua ribu hasta, dan pada penjuru barat dua ribu hasta, dan pada penjuru utara dua ribu hasta, sehingga negeri itu pada sama tengahnya. Demikianlah adanya kelak tanah daerah negeri-negeri mereka itu. 6. Maka di antara segala negeri yang akan kamu berikan orang Lewi itu hendaklah ada enam buah negeri perlindungan yang patut kamu berikan, supaya orang pembunuh boleh lari ke sana; lain dari pada itu hendaklah kamu memberikan mereka itu lagi empat puluh dua buah negeri. 7. Adapun jumlah segala negeri yang hendak kamu berikan orang Lewi itu, ia itu empat puluh delapan buah negeri serta dengan tanah daerahnya. 8. Maka adapun negeri-negeri yang akan kamu berikan kepadanya dari pada milik bani Israel itu: dari pada orang yang ada banyak hendaklah kamu ambil banyak dan dari pada orang yang sedikit hendaklah kamu ambil sedikit, masing-masing sekadar bahagian pusaka yang akan dipusakainya hendaklah diberikannya dari pada negeri-negerinya kepada orang Lewi itu. 9. Dan lagi firman Tuhan kepada Musa demikian: 10. Katakanlah ini kepada bani Israel: Apabila kamu sudah menyeberang Yarden ke negeri Kanaan, 11. hendaklah kamu memilih baik-baik akan beberapa negeri yang senang kedudukannya akan negeri perlindungan bagi kamu, supaya boleh lari ke sana segala orang pembunuh yang telah membunuh orang dengan tiada sengajanya. 12. Maka negeri-negeri itu bagi kamu akan tempat perlindungan dari pada penuntut bela, supaya orang pembunuh itu jangan mati dahulu dari pada ia menghadap majelis hukum. 13. Adapun banyak negeri yang akan kamu tentukan bagi negeri perlindungan itu hendaklah enam buah. 14. Tiga buah negeri hendaklah kamu tentukan di seberang Yarden dan tiga buah negeri pula hendaklah kamu tentukan di tanah Kanaan, semuanya negeri perlindungan adanya. 15. Maka keenam buah negeri ini akan menjadi tempat perlindungan, baik bagi bani Isrel baik bagi segala orang dagang yang menumpang di antara mereka itu, supaya boleh lari ke sana barangsiapa yang telah membunuh orang dengan tiada sengajanya. 16. Maka jikalau barang seorang telah memalu orang lain dengan perkakasan besi, sehingga matilah orang itu, maka ialah orang pembunuh adanya, tak akan jangan orang pembunuh itu mati dibunuh juga hukumnya. 17. Atau jikalau dipalunya akan dia dengan batu yang pada tangannya, yang dari sebabnya orang boleh mati, sehingga matilah orang itu, maka ialah orang pembunuh adanya, tak akan jangan orang pembunuh itu mati dibunuh juga hukumnya. 18. Atau jikalau dipalunya akan dia dengan perkakasan kayu yang pada tangannya, yang dari sebabnya orang boleh mati, sehingga matilah juga orang itu, maka ialah orang pembunuh adanya, tak akan jangan orang pembunuh itu mati dibunuh juga hukumnya. 19. Maka hendaklah orang penuntut bela itu membunuh orang pembunuh itu, barang di mana didapatinya akan dia boleh dibunuhnya juga akan dia. 20. Atau jikalau dengan dengkinya telah ditumbuknya akan dia atau dari benci sudah lama telah dilemparnya akan dia sampai mati, 21. atau dari pada perseteruan telah ditamparnya akan dia sampai mati, maka tak akan jangan orang yang telah menampar demikian itu akan mati dibunuh kelak, sebab ialah orang pembunuh adanya, maka penuntut bela itu akan membunuh orang pembunuh itu barang di mana didapatinya akan dia. 22. Tetapi jikalau dengan tiada niatnya dan dengan tiada berseteruan telah ditumbuknya akan dia atau dilemparnya akan dia barang sesuatu dengan tiada berdengki, 23. jikalau dengan batu yang dapat menyebabkan mati orang sekalipun, jikalau ditimpakannya kepadanya dengan tiada diketahuinya, sehingga matilah ia, maka tiada ia beseteru dengan dia dan tiada disengajakannya jahat akan dia, 24. maka hendaklah majelis itu memutuskan hukum antara orang yang telah memalu itu dengan penuntut bela setuju dengan undang-undang ini. 25. Maka hendaklah majelis itu melepaskan orang pembunuh itu dari pada tangan penuntut bela serta memberi izin akan dia duduk dalam negeri perlindungan yang telah ia lari ke dalamnya, maka hendaklah ia duduk di sana sampai mati imam besar, yang telah disiram dengan minyak suci. 26. Tetapi jikalau orang pembunuh itu barangkali keluar dari pada perhinggaan negeri perlindungannya, yang telah ia lari ke dalamnya, 27. lalu didapati penuntut bela akan dia di luar perhinggaan negeri perlindungannya, maka boleh dibunuh oleh penuntut bela akan orang pembunuh itu, ia itu bukan utang darah padanya. 28. Karena patutlah iapun tinggal dalam negeri perlindungannya sampai mati imam besar, tetapi kemudian dari pada mati imam besar bolehlah orang pembunuh itu kembali kepada tanah miliknya. 29. Maka sekalian inilah hukum undang-undang bagi kamu turun-temurun pada segala tempat kedudukan kamu. 30. Barangsiapa yang telah membunuh orang, maka atas kata orang-orang saksi hendaklah dibunuh oranglah akan pembunuh itu, tetapi hanya saksi seorang jua itu tiada cukup bagi menghukumkan orang mati dibunuh. 31. Maka janganlah kamu menerima uang bangun karena jiwa seorang pembunuh yang patut mati, melainkan hendaklah ia mati dibunuh juga hukumnya. 32. Demikianpun jangan kamu menerima uang bangun karena orang yang telah lari ke dalam negeri perlindungannya, sehingga ia dapat kembali akan mengeduduki tanahnya dahulu dari pada mati imam besar. 33. Janganlah kamu menajiskan demikian negeri yang kamu duduk dalamnya, karena darah itu menajiskan negeri, dan tiada boleh diadakan gafirat atas negeri itu dari pada darah yang telah ditumpahkan dalamnya, melainkan dengan darah orang juga yang telah menumpahkan dia. 34. Maka sebab itu janganlah kamu menajiskan negeri yang akan dikeduduki olehmu dan yang Akupun akan diam dalamnya, karena Akulah, Tuhan, ada duduk di tengah-tengah bani Israel!
1. Orang miskin yang melakukan dirinya dengan tulus hati itu terlebih baik dari pada orang yang bercabang lidah, jikalau kaya sekalipun. 2. Amarah dengan tiada budi itu tak baik, dan orang yang berjalan terlalu pantas itu lekas jatuh. 3. Apabila orang masuk ke dalam celaka oleh sebab kebodohannya sendiri, maka hatinya bersungut-sungut akan luput. 4. Bahwa kekayaan memperbanyakkan sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan oleh sahabat yang ada padanya. 5. Seorang saksi dusta tiada akan terlepas dari pada hukum dan seorang yang bernafas bohong itupun tiada akan luput. 6. Banyaklah orang yang memuji-muji akan orang bangsawan, dan masing-masing orang hendak bersahabat dengan orang yang memberikan anugerah. 7. Bahwa seorang miskin dibenci jikalau oleh saudara-saudaranya sekalipun, istimewa pula segala sahabatnya akan menjauhkan dirinya dari padanya. Maka ia mengejar akan mereka itu dengan katanya, tetapi tiada diindahkannya. 8. Barangsiapa yang membeli akal budi itu mengasihi akan jiwanya, dan orang yang membekalkan pengetahuan itu mendapat barang yang terutama. 9. Seorang saksi dusta tiada akan terlepas dari pada hukum dan seorang yang bernafas bohong itu akan binasa kelak. 10. Bahwa lezat kemuliaan tiada berpatutan dengan orang bodoh yang kaya, demikianpun tiada patut seorang hamba memerintahkan raja. 11. Adapun perhiasan orang alim ia itu panjang sabar, dan mengampuni salah ia itulah makotanya. 12. Bahwa murka raja itu seperti singa yang mengaum-aum, dan keridlaannyapun seperti embun yang turun kepada pokok muda-muda. 13. Bahwa seorang anak jahat itu seperti suatu telaga kesukaran bagi ibu bapanya dan bini yang bantahanpun seperti bocoran yang bertitik-titik selalu. 14. Rumah dan harta benda itulah pusaka orang tua-tua, tetapi seorang bini yang berakal budi itulah karunia Tuhan. 15. Bahwa malas itu mendatangkan tidur lelap, dan seorang yang lalai merasai lapar kelak. 16. Barangsiapa yang memperhatikan hukum, ia itu memeliharakan nyawanya, tetapi orang yang mengalpakan jalannya itu matilah kelak. 17. Barangsiapa yang mengasihani orang miskin, ia itu memberi pinjam kepada Tuhan, maka Tuhanpun akan membalas kebajikannya. 18. Ajarilah anakmu, maka boleh engkau lagi menaruh harap; masakan engkau menghendaki matinya. 19. Orang yang pemarah besar itu kelak merasai siksa, jikalau kiranya engkau membiarkan dia, niscaya engkau menambahi jahatnya. 20. Dengarlah akan nasihat dan terimalah akan pengajaran, supaya pada akhirnya engkau boleh menjadi orang berbudi. 21. Banyaklah niat dalam hati orang, tetapi tak dapat tiada hanya takdir Tuhan juga akan jadi. 22. Bahwa kehendak orang kecil itulah kebajikannya; maka lebih baik orang yang miskin dari pada orang kaya yang tiada menaruh hati murah. 23. Bahwa takut akan Tuhan itu mendatangkan selamat, demikianlah orang berbaring tidur dengan kenyang dan tiada ia kena barang sesuatu jahat. 24. Bahwa si pemalas itu membiarkan tangannya pada pinggan, maka tiada diangkatnya akan dia ke mulutnya pula. 25. Jikalau dipalu akan orang pengolok-olok maka orang bodoh akan bijak kelak, jikalau ditegur akan orang yang berakal, maka dinyatakannya pengetahuan kelak. 26. Orang yang memboroskan harta bapanya atau yang menghalaukan ibunya, ia itu seorang anak yang mendatangkan malu dan yang mengadakan kecelaan. 27. Hai anakku, jikalau engkau berhenti dari pada mendengar akan pengajaran, maka sesatlah engkau kelak dari pada jalan pengetahuan. 28. Seorang fasik yang bersaksi, ia itu menghinakan hukum, dan mulut orang jahat itu menelan kejahatan. 29. Bahwa hukum siksa adalah tersedia bagi orang pengolok-olok dan palupun bagi belakang orang jahil.
1. Bahwa air anggur itu laksana pengolok-olok dan minuman yang pedas itu pengusik adanya; barangsiapa yang sesat dalamnya, ia itu tiada berakal. 2. Bahwa murka raja itu seperti pengaum-aum singa, barangsiapa yang menerbitkan dia, ia itu mempermainkan nyawanya sendiri. 3. Bahwa kepujianlah bagi orang, jika berhenti dari pada perbantahan, tetapi bodohlah orang yang memasukkan dirinya kepadanya. 4. Bahwa orang pemalas tiada mau membajak sebab takut akan sejuk, maka sebab itu ia akan minta sedekah pada musim menuai, satupun tiada dapat. 5. Jikalau niat dalam hati orang bagaikan air yang dalam-dalam sekalipun, maka orang yang berakal budi itu dapat mengeluarkan dia. 6. Berapa banyak orang sekalipun, maka masing-masingnya memuji kebajikannya sendiri, tetapi seorang yang setiawan betul, siapa gerangan boleh mendapat dia? 7. Orang yang benar itu melakukan dirinya dengan tulus hatinya; berbahagialah kiranya segala anak-anaknya kemudian kelak. 8. Seorang raja yang duduk di atas kursi pengadilan itu membuangkanlah segala jahat hanya dengan matanya jua. 9. Siapa gerangan boleh berkata demikian: Aku sudah menyucikan hatiku, dan sucilah aku dari pada dosa? 10. Bahwa dua macam batu timbangan dan dua macam takaran, keduanya itu sama kebencian kepada Tuhan. 11. Jikalau budak sekalipun, maka suka ia berpura-pura dalam perbuatannya, seolah-olah semuanya betul dan benar barang yang diperbuatnya itu. 12. Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, keduanya itu telah dijadikan oleh Tuhan. 13. Janganlah suka tidur, asal jangan engkau kepapaanlah kelak, melainkan celikkanlah matamu, supaya kenyanglah engkau dengan makanan. 14. Tak baik, tak baik! kata orang yang empunya, tetapi setelah sudah hilang, maka dipujinya dengan tiada perhinggaan. 15. Adalah emas dan beberapa banyak manikam, tetapi mulut yang berpengetahuan itu indah-indah seperti permata intan. 16. Jikalau orang telah menjadi pengaku orang dagang, maka ambillah jubahnya, gadaikanlah karena orang keluaran. 17. Kendatilah roti tipu daya itu manis rasanya, kemudian kelak mulut dipenuhi dengan batu kelikir. 18. Segala maksud disampaikan dengan bicara, maka sebab itu lakukanlah perang dengan memakai budi bicara. 19. Barangsiapa yang berjalan ke sana ke mari dengan membawa mulut, ia itu membukakan rahasia; maka sebab itu janganlah engkau berjinak-jinakan dengan orang yang tiada dapat mengatupkan mulutnya. 20. Barangsiapa yang mengutuki bapanya atau ibunya, maka suluhnya akan terpadam kelak, sehingga menjadi gelap gulita. 21. Jikalau pusaka pada mulanya disegerakan, maka pada akhirnya tiada ia itu keberkatan. 22. Janganlah katamu: Aku hendak membalas jahat! melainkan nantilah akan Tuhan, maka Iapun akan membenarkan halmu. 23. Dua macam batu timbangan menjadi suatu kebencian kepada Tuhan dan neraca penipu itu sangat jahat. 24. Bahwa segala langkah orang dari pada Tuhan juga asalnya, maka bagaimana gerangan orang dapat mengerti jalannya sendiri? 25. Bahwa menjadi jeratlah kepada orang, kalau menelan barang yang suci, dan setelah sudah bernazar kemudian bertanya pula. 26. Seorang raja yang berbudi itu menampi orang-orang yang jahat dan menjalankan jantera pengirikan dari atasnya. 27. Bahwa nyawa manusia seperti pelita Tuhan, yang menyelidik segala rahasia yang di dalam dadanya. 28. Kemurahan dan kebenaran memeliharakan raja, maka dengan kebajikan ditetapkannya takhtanya. 29. Makota orang muda itulah kuatnya, dan rambut putih menjadi kemuliaan orang tua. 30. Bilur rotan menjadi penyuci orang jahat, dan lagi palu yang masuk sampai ke dalam tulangnya.
1. Sebab itu sedang kami memegang jawatan ini, sebagaimana kami telah beroleh rahmat, maka tiadalah kami tawar hati, 2. tetapi kami sudah membuangkan segala perkara tersembunyi yang mendatangkan malu, dan tiada kami melakukan diri dengan tipu daya atau memutarkan firman Allah, melainkan dengan menyatakan yang benar itu kami mengenalkan diri kami kepada perasaan hati orang sekalian di hadirat Allah. 3. Akan tetapi jikalau Injil kami terlindung, maka terlindunglah ia kepada orang yang akan binasa, 4. yang telah dibutakan oleh penghulu dunia mata hati orang yang tiada percaya itu, supaya jangan mereka itu diterangi oleh cahaya Injil kemuliaan Kristus, yaitu bayang-bayang Allah. 5. Karena kami bukannya memasyhurkan diri kami sendiri, melainkan Kristus Yesus, bahwa Ialah Tuhan, dan kami ini sendiri hambamu oleh sebab Yesus. 6. Karena Allah yang sudah berfirman: Hendaklah terang itu bercahaya dari dalam gelap, Ialah juga bercahaya di dalam hati kami menerangkan orang dengan makrifat kemuliaan Allah di dalam wajah Kristus. 7. Tetapi benda yang mulia ini ada pada kami di dalam bekas yang daripada tanah, supaya kelebihan kuasanya nyata asal daripada Allah dan bukanlah daripada kami sendiri. 8. Maka kami disesakkan di dalam segala sesuatu, tetapi tiada terapit; kami bimbang hati, tetapi tiada putus harap; 9. kami terkena aniaya, tetapi tiada ditinggalkan, kami diempaskan, tetapi tiada binasa. 10. Senantiasa kami menanggung sengsara kematian Yesus di dalam tubuh kami di mana-mana kami pergi, supaya kehidupan Yesus itu juga dinyatakan kepada tubuh kami. 11. Karena kami yang hidup ini senantiasa terserah kepada maut dari sebab Yesus, supaya kehidupan Yesus itu juga dinyatakan kepada tubuh kita yang akan mati itu. 12. Dengan demikian maut itu bekerja di dalam kami, tetapi hidup itu di dalam kamu. 13. Tetapi sedangkan kami menaruh roh iman itu juga, sebagaimana yang tersurat: Bahwa aku sudah percaya, maka itulah sebabnya aku sudah berkata; demikianlah juga kami ini pun percaya, maka itulah sebabnya kami berkata-kata juga. 14. Sebab mengetahui bahwa Allah yang sudah membangkitkan Tuhan Yesus akan membangkitkan kami juga dengan Yesus itu, dan akan menghadapkan kami dengan kamu. 15. Sebab segala perkara ini jadi karena kamu, supaya anugerah, yang bertambah-tambah dari sebab makin besar bilangan orang itu, memperbanyakkan syukur itu kepada kemuliaan Allah. 16. Sebab itu tiada kami tawar hati, karena meskipun keadaan kami yang lahir ini dibinasakan, tetapi keadaan yang batin kami itu dibaharui sehari-hari. 17. Karena kesukaran kami yang ringan seketika lamanya itu, mengerjakan berlimpah-limpah bagi kami suatu kemuliaan kekal yang penuh, 18. karena kami tiada memandang barang yang kelihatan itu, melainkan yang tiada kelihatan, sebab barang yang kelihatan itu sementara sahaja; tetapi barang yang tiada kelihatan itu kekal adanya.