Alpet 2022
Terjemahan Lama
1. Sebermula, maka penghulu-penghulu suku bangsa bani Gilead bin Makhir bin Manasye dari pada bani Yusuf itu datang hampir, lalu sembahnya di hadapan Musa dan di hadapan segala penghulu dan segala kepala suku-suku bani Israel, 2. sembahnya: Bahwa firman Tuhan kepada tuan hamba membahagi-bahagi tanah itu kepada bani Israel akan bahagian pusakanya dengan dilontarkan undi, dan lagi firman Tuhan kepada tuan hamba memberikan bahagian pusaka Zelafead, saudara hamba, kepada anak-anaknya perempuan. 3. Maka jikalau kiranya mereka itu menjadi bini orang yang dari pada suku bani Israel yang lain, niscaya pusakanya akan dipotong dari pada pusaka bapa-bapa hamba dan ditambahkan kepada pusaka suku orang yang telah berbinikan mereka itu, demikianlah bahagian pusaka hambapun dikurangkan adanya. 4. Maka apabila bani Israel ada tahun yobel pusaka mereka itu akan ditambahkan kepada bahagian pusaka suku orang yang mempunyai mereka itu, tetapi dari pada bahagian pusaka bapa-bapa hambalah akan dipotong pusaka mereka itu. 5. Maka pada masa itu kata Musa kepada segala bani Israel atas firman Tuhan, bunyinya: Benarlah kata suku bani Yusuf ini. 6. Maka inilah firman Tuhan akan hal anak-anak perempuan Zelafead, bunyinya: Hendaklah mereka itu menjadi bini barangsiapa yang baik kepada pemandangannya, tetapi hendaklah mereka itu menjadi bini orang yang dari pada suku bangsa bapanya sahaja. 7. Begitu pusaka bani Israel itu tiada akan pindah dari pada suatu suku kepada suatu suku yang lain, melainkan hendaklah bani Israel masing-masing memeliharakan bahagian pusaka suku bapanya dengan tiada dikurangkan adanya. 8. Maka mulai dari pada sekarang tiap-tiap anak perempuan yang beroleh bahagian pusaka di antara segala suku bani Israel, ia itu hendaklah menjadi bini seorang yang dari pada suku bangsa bapanya sahaja, supaya dapat bani Israel mempusakai masing-masing akan bahagian pusaka bapanya, 9. dan supaya jangan bahagian pusaka suatu suku pulang kepada suku yang lain, karena tiap-tiap suku bani Israel akan memeliharakan bahagian pusakanya dengan tiada dikurangkan adanya. 10. Hata, maka dibuatlah oleh anak-anak perempuan Zelafead setuju dengan firman Tuhan yang kepada Musa. 11. Karena Makhla, Tirza, Hojla, Milka dan Noa, anak-anak perempuan Zelafead itu, menjadi bini anak-anak laki-laki bapa saudaranya. 12. Maka dari pada bangsa bani Manasye bin Yusuf juga diambilnya orang akan lakinya, sehingga kekallah bahagian pusaka mereka itu dengan suku bapanya. 13. Maka sekalian inilah hukum undang-undang yang firman Tuhan kepada segala bani Israel dengan lidah Musa di padang-padang Moab pada tepi Yarden bertentangan dengan Yerikho.
1. Bahwa hati raja adalah dalam tangan Tuhan seperti air sungai, dialirkan-Nya barang ke mana dikehendaki-Nya. 2. Segala jalan orang tampaklah betul kepada pemandangannya sendiri, tetapi ditimbang Tuhan akan segala hati adanya. 3. Akan melakukan keadilan dan hukum itu disuka Tuhan terlebih dari pada akan korban. 4. Mata angkuh dan hati congkak dan cahaya orang jahat itu dosa adanya. 5. Bahwa hemat-hemat orang rajin menjadikan kelimpahan, tetapi orang yang gopoh-gopoh itu mengadakan hanya sedikit jua. 6. Barangsiapa yang hendak mengumpulkan harta dengan lidah penipu, ia itu seperti uap yang dikejar oleh orang yang menuju maut. 7. Kerusakan orang jahat akan makan terus ke dalamnya, sebab engganlah mereka itu akan berbuat benar. 8. Bagi orang yang menanggung berat adalah segala jalan berlekak-lekuk dan bengkang-bengkok, tetapi bagi orang yang tiada kena tanggungan, ringanlah juga segala pekerjaannya. 9. Terlebih baik duduk di penjuru sotoh rumah dari pada duduk serumah dengan bini yang bantahan. 10. Jikalau hati orang fasik menghendaki jahat, maka tiada disayangnya jikalau akan sahabatnya sekalipun. 11. Jikalau pengolok-olok disiksa, maka orang bodoh menjadi berbudi, dan jikalau orang berbudi diajarkan, maka iapun mendapat pengetahuan. 12. Bahwa orang yang benar mencamkan baik-baik hal rumah orang jahat, bila dijatuhkannya dirinya ke dalam kebinasaan. 13. Barangsiapa yang menyumbat telinganya akan tangis orang miskin, maka iapun kelak akan berteriak, tetapi tiada yang mendengar akan suaranya. 14. Dengan persembahan yang sembunyi orang memadamkan murka, dan dengan hadiah orang memperhentikan kehangatan amarah dalam dada. 15. Berbuat benar itulah kesukaan orang yang benar, tetapi itu suatu ketakutan bagi orang yang jahat adanya. 16. Orang yang melarat dari pada jalan akal budi itu kelak turun ke dalam alam barzakh. 17. Orang yang suka menjamu-jamu, ia itu menjadi miskin, dan orang yang suka akan air anggur dan minyak-minyak, ia itu tiada boleh menjadi kaya. 18. Orang fasik menjadi tebusan bagi orang yang benar, dan orang khianat bagi orang yang tulus hatinya. 19. Terlebih baik orang duduk di padang tekukur dari pada duduk serumah dengan bini yang bantahan dan pemarah. 20. Jikalau dalam rumah orang yang berbudi adalah harta benda yang indah-indah dan minyak sekalipun, maka seorang bodoh juga memboroskan dia. 21. Barangsiapa yang menuntut kebenaran dan kemurahan, ia itu kelak akan mendapat selamat dan keridlaan dan hormat. 22. Orang yang berbudi itu memanjat kota benteng orang yang gagah, serta diempaskannya ke bawah kubunya yang tiada teralahkan. 23. Barangsiapa yang memeliharakan mulutnya dan lidahnya, ia itu melepaskan dirinya dari pada beberapa kesusahan. 24. Siapa gerangan orang congkak dan sombong yang kelakuannya jemawa begitu? Ia itulah pengolok-olok namanya. 25. Bahwa keinginan orang pemalas menyebabkan matinya kelak, yaitu makin ditahaninya tangannya dari pada pekerjaan. 26. Orang gelojoh itu ingin pada sepanjang hari, tetapi orang yang benar itu suka memberi dan tiada disayangkannya hartanya. 27. Persembahan orang jahat itu suatu kebencian adanya, istimewa pula jikalau dibawanya dengan niat yang jahat. 28. Saksi dusta kelak akan binasa, apabila orang yang mendengar dia memberi kemenangan akan kebenaran. 29. Bahwa orang jahat mengeraskan mukanya, tetapi orang yang benar itu menentukan jalannya. 30. Tak adalah hikmat, tak adalah akal, tak adalah bicara akan melawan Tuhan! 31. Bahwa kuda dilengkapkan bagi perang, tetapi kemenangan itu hanya dari pada Tuhan jua.
1. Bahwa nama yang baik itu terlebih baik dari pada kekayaan besar, dan pengasihan itu terlebih baik dari pada emas dan perak. 2. Orang kaya dan miskin bertemu seorang dengan seorang, maka telah dijadikan Tuhan akan mereka itu sekalian. 3. Orang bijaksana itu serta dilihatnya jahat, maka disembunyikannya dirinya, tetapi orang bodoh melangsung juga lalu kena. 4. Dari pada rendah hati dan takut akan Tuhan terbitlah kekayaan dan hormat dan selamat. 5. Duri dan jerat adalah pada jalan orang angkara; barangsiapa yang hendak memeliharakan nyawanya, ia itu menjauhkan dirinya dari sana. 6. Ajarkanlah seorang budak segala permulaan jalannya yang patut, maka pada masa tuanya tiada ia akan undur dari padanya. 7. Orang kaya memerintah orang miskin, dan yang berutang menjadi hamba kepada orang yang mengutangi. 8. Barangsiapa yang menabur jahat, ia itu akan menuai celaka, maka hilanglah tongkat geramnya. 9. Orang yang baik matanya itu akan diberkati, karena telah diberikannya dari pada rezekinya kepada orang-orang miskin. 10. Halaukanlah orang pengolok-olok itu ke luar, maka perkelahianpun akan keluar sertanya, dan perselisihan dan kecelaanpun akan berhenti. 11. Barangsiapa yang suci hatinya, ia itu dikasihi raja dan yang petah lidah, ia itulah sahabatnya. 12. Bahwa mata Tuhan memeliharakan pengetahuan, tetapi perkataan orang murtad dibongkar-bangkir-Nya. 13. Kata si pemalas: Adalah singa di luar, kalau-kalau aku dibunuh kelak di tengah-tengah jalan raya! 14. Mulut perempuan jalang itu seperti telaga yang dalam, maka orang yang dibenci Tuhan kelak akan jatuh ke dalamnya. 15. Jikalau hati budak bersangkut dengan bodoh, tak akan jangan sesah rotan menceraikan dia dari padanya. 16. Barangsiapa yang menganiayakan orang miskin, ia itu menjadikan dia kaya; dan orang yang memberi hadiah akan orang kaya, ia itu membawa akan dia kepada kepapaan. 17. Cenderungkanlah telingamu dan dengarlah olehmu akan perkataan orang yang berbudi dan perhatikanlah pengajaranku; 18. karena selamatlah bagimu, jikalau engkau menaruh akan dia dalam hatimu dan selalu ia sedia pada bibirmu; 19. supaya harapmu bergantung kepada Tuhan, maka aku beritahu dia kepadamu pada hari ini, bahkan, aku memberitahu dia kepadamu juga. 20. Bukankah sudah kusuratkan bagimu beberapa perkara yang indah-indah dari hal nasehat dan pengetahuan? 21. Supaya diketahui olehmu akan pegajaran kebenaran yang tertentu, dan engkau dapat memberi jawab kepada orang yang bertanyakan dikau dari hal kebenaran itu. 22. Janganlah rampas harta orang miskin, sebab miskinlah ia, dan jangan memijak orang papa dalam hukum. 23. Karena Tuhan juga akan membicarakan halnya serta membinasakan segala orang yang membinasakan mereka itu. 24. Janganlah bersahabat dengan orang pemarah, dan janganlah berjinak-jinakan dengan orang garang; 25. supaya jangan engkau belajar tingkah lakunya serta memasang jerat akan jiwamu. 26. Janganlah engkau masuk bilangan orang yang berjanji dengan bertampar tangan, dan yang mengaku utang orang lain. 27. Kalau-kalau tiada padamu yang dibuat pembayar utang, maka diambil orang akan tilam yang di bawah tubuhmu. 28. Janganlah engkau memindahkan tanda perhinggaan tanah, yang telah dibubuh oleh nenek moyangmu. 29. Sudahkah engkau melihat seorang yang rajin pada pekerjaannya, maka iapun akan menghadap raja-raja, tetapi janganlah ia berdiri di hadapan orang hina.
1. Karena kami mengetahui bahwa jikalau kemah tempat kami diam di dalam dunia ini dirobohkan, kami beroleh sebuah rumah daripada Allah, yaitu suatu tempat kediaman, bukan diperbuat dengan tangan, hanya kekal di surga. 2. Karena itulah sebabnya kami mengeluh di sini serta rindu hendak bersalut dengan rumah kami yang dari surga itu. 3. Jikalau kami bersalut, tiadalah kami didapati bertelanjang. 4. Karena selagi kami di dalam kemah ini, kami mengeluh sebab berat tanggungan, karena tiada kami suka ditelanjangkan, melainkan disalutkan, supaya yang akan mati itu diliputi oleh hidup. 5. Maka yang menyediakan kami kepada hal itu, ialah Allah, yang sudah mengaruniakan kita cengkeram Roh. 6. Oleh yang demikian senantiasalah kami menetapkan hati kami sebab mengetahui, bahwa selagi kami diam di dalam tubuh ini, maka kami berjauhan dengan Tuhan. 7. Karena perjalanan kami dengan iman, bukannya dengan penglihatan. 8. Tetapi kami tetap hati dan terlebih suka kami bercerai dengan tubuh, lalu diam beserta dengan Tuhan. 9. Oleh sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalamnya baik kami diam di luarnya, menjadi berkenan kepada-Nya. 10. Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi nyata di hadapan kursi pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh tubuh itu, baik atau jahat. 11. Sedang kami mengetahui dari hal takut akan Tuhan, maka itulah sebabnya kami mengajak orang, tetapi kepada Allah sudahlah kami nyata; maka haraplah aku juga nyata kepada perasaan hati kamu. 12. Maka tak usah lagi kami menyatakan hal diri kami sendiri kepada kamu, melainkan kami memberi kamu suatu sebab bagi memegahkan pihak kami, supaya dapat kamu menjawab kepada orang yang memegahkan diri dari hal perkara lahir, tetapi bukannya dari hal perkara batin. 13. Karena jikalau kami hilang akal, maka kepada Allahlah; atau jikalau kami berakal yang nyaman, bagi kamulah. 14. Karena kasih Kristus itu menggerakkan hati kami, sebab kami yakin, bahwa Seorang telah mati karena orang sekalian, itulah sebabnya sekaliannya telah mati. 15. Dan Ia telah mati karena orang sekalian, supaya orang yang lagi hidup itu jangan lagi hidup bagi dirinya sendiri, melainkan bagi Dia itu, yang telah mati dan bangkit pula karena mereka itu. 16. Oleh sebab itu daripada sekarang ini tiada kami mengenal seorang juapun atas peri manusianya. Meskipun kami sudah mengenal Kristus atas peri manusianya, tetapi sekarang ini tiada lagi kami mengenal Dia seperti yang demikian. 17. Sebab itulah jikalau barang seorang hidup di dalam Kristus, maka ialah kejadian yang baharu; maka perkara-perkara yang lama itu sudah lenyap, bahkan, yang baharu sudah terbit. 18. Tetapi segala perkara itu asalnya daripada Allah, yang sudah memperdamaikan kita dengan diri-Nya sendiri oleh sebab Kristus, dan yang mengaruniai kita jawatan perdamaian. 19. Karena Allah di dalam Kristus itu adalah memperdamaikan isi dunia ini dengan diri-Nya sendiri, serta tiada menghitungkan dosa mereka itu ke atas mereka itu, dan sudah menanggungkan ke atas kami kabar perdamaian itu. 20. Sebab itu kami menjadi utusan bagi pihak Kristus, seolah-olah Allah minta dengan lidah kami. Maka kami mintalah bagi pihak Kristus: Biarlah kamu diperdamaikan dengan Allah! 21. Maka Ia, yang tiada mengenal dosa, telah dijadikan-Nya dosa ganti kita, supaya kita ini akan menjadi kebenaran Allah di dalam Dia.