Alpet 2022
Terjemahan Lama
1. Sebermula, maka apabila di antara kamu bangunlah seorang nabi atau pemimpi, maka diberikannya akan kamu suatu tanda atau mujizat, 2. lalu jadilah tanda atau mujizat yang telah dijanjinya kepadamu sambil katanya: Mari kita menurut dewa-dewa, yang tiada kamu kenal dahulu, dan kita berbuat bakti kepadanya! 3. janganlah kamu dengar akan kata nabi atau pemimpi itu, karena kamu dicobai oleh Tuhan, Allahmu, hendak diketahui-Nya kalau sungguh-sungguh kamu mengasihi akan Tuhan, Allahmu, dengan segenap jiwamu. 4. Maka hendaklah kamu turut akan Tuhan, Allahmu, serta takut akan Dia dan memeliharakan firman-Nya dan mendengar akan bunyi suara-Nya dan berbuat bakti kepada-Nya dan bersangkut paut kepada-Nya! 5. Tetapi nabi atau pemimpi itu tak akan jangan mati dibunuh hukumnya, sebab telah disuruhnya kamu menjadi murtad kepada Tuhan, Allahmu, yang telah menghantar akan kamu keluar dari negeri Mesir dan yang telah menebus kamu dari dalam tempat perhambaan itu; dan sebab niatnya menyimpangkan kamu dari pada jalan yang disuruh Tuhan, Allahmu, kamu jalani. Maka demikian hendaklah kamu menghapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu. 6. Maka jikalau kiranya saudaramu yang seibu dengan dikau, atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau bini yang diribaanmu, atau sahabatmu yang kekasih hatimu itu membujuk akan kamu sembuni-sembuni, katanya: Mari kita pergi berbuat bakti kepada dewa-dewa yang tiada dikenal oleh kamu atau oleh nenek moyangmupun tidak, 7. dari pada dewa-dewa segala bangsa yang duduk keliling kamu, baik hampir baik jauh, dari pada ujung bumi kepada ujung bumi yang lain, 8. janganlah kamu menurut kehendaknya dan jangan dengar akan katanya, bahkan, jangan hatimu kasihan akan dia dan jangan sayang akan dia dan jangan melindungkan dia, 9. melainkan hendaklah kamu membunuh dia dan pertama-tama tanganmu sendiri melawan akan dia hendak membunuh dia, kemudian tangan segenap bangsa itu. 10. Maka hendaklah kamu melontari dia dengan batu, sehingga matilah ia, karena telah dicobanya mengundurkan kamu dari pada Tuhan, Allahmu, yang telah menghantar akan kamu keluar dari negeri Mesir, dari tempat perhambaan itu. 11. Maka demikian kedengaranlah hal itu kelak kepada segenap Israel, lalu mereka itu akan takut dan tiada berani lagi berbuat perkara yang jahat begitu di tengah-tengah kamu. 12. Maka apabila kamu mendengar kabar akan hal salah sebuah dari pada segala negeri yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu supaya kamu mengedudukinya, mengatakan: 13. Adalah orang-orang jahat keluar dari antara kamu, lalu diajaknya segala orang isi negerinya, katanya: Mari kita pergi berbuat bakti kepada dewa-dewa yang tiada kamu kenal dahulu, 14. maka hendaklah kamu bertanya-tanyakan dan memeriksa dan menyelidik baik-baik akan hal itu, jikalau sesungguhnya benar dan nyatalah perkara itu telah jadi di antara kamu, 15. maka hendaklah kamu memarangkan segala orang isi negeri itu dengan mata pedang, serta menumpaskan negeri itu dengan segala isinya dan segala binatangnya dengan mata pedang juga. 16. Maka segala barang jarahannya hendaklah kamu kumpulkan di tengah-tengah pasarnya, lalu bakarlah kamu akan negeri itu dan akan segala jarahannya habis dengan api bagi Tuhan, Allahmu, maka negeri itupun akan tinggal kerubuhan batu sampai selama-lamanya, jangan ia itu dibangunkan pula. 17. Maka suatupun jangan lekat pada tanganmu dari pada segala yang ditumpas itu, supaya undurlah Tuhan dari pada kehangatan murka-Nya dan ditunjuk-Nya kemurahan-Nya kepadamu dan dikasihani-Nya kamu dan diperbanyakkan-Nya kamu, seperti yang telah Ia berjanji kepada nenek moyangmu pakai sumpah. 18. Maka sebab itu dengarlah olehmu akan bunyi suara Tuhan, Allahmu, supaya kamu memeliharakan segala hukum-Nya, yang kupesan akan kamu sekarang, dengan berbuat perkara yang benar kepada pemandangan Tuhan, Allahmu, adanya.
1. Bahwasanya sekalian ini sudah kutaruh di hatiku, hendak mengerti sekaliannya dengan sahnya, bahwa segala orang yang benar dan alim serta dengan segala pekerjaannya adalah dalam tangan Allah, demikianpun kasih dan benci; sehingga seorangpun tiada dapat tahu barang sesuatu dari pada segala perkara yang di hadapannya. 2. Segala perkara berlaku atas orang sekalian dengan sama perinya! Sama juga untung berlaku atas orang yang benar dan orang yang jahat, atas orang yang suci dan orang yang najis, atas orang yang mempersembahkan korban dan yang tiada mempersembahkan korban; sebagaimana orang yang baik, begitulah orang yang berdosa; seperti orang yang bersumpah, begitulah orang yang takut akan bersumpah. 3. Maka inilah jahat yang besar dari pada segala sesuatu yang jadi di bawah langit, yaitu sama juga untung berlaku atas sekaliannya; tambahan pula hati segala anak Adam penuhlah dengan kejahatan dan seumur hidupnya adalah segala macam sasaran di dalam hatinya, kesudahannya mereka itu sekalian menuju tempat orang mati. 4. Karena siapa gerangan dikecualikan dari padanya? Bahwasanya bagi orang yang hidup adalah lagi harap, dan seekor anjing yang hidup itu baik dari pada seekor singa yang mati. 5. Karena orang yang hidup itu mengetahui akan hal ia mati kelak, tetapi orang yang sudah mati itu tiada tahu apa-apa, dan tiada lagi pahala baginya, apabila peringatan akan mereka itu sudah terlupa. 6. Demikianlah kasihnya dan bencinya dan cemburuannyapun sudah hilang dan tiada lagi pada mereka itu bahagian dalam alam ini dari pada segala sesuatu yang jadi di bawah langit. 7. Sebab itu, hendaklah engkau makan rezekimu dengan berkesukaan dan minumlah air anggurmu dengan kesenangan hatimu; karena sedialah Allah ridla akan perbuatanmu. 8. Hendaklah selalu pakaianmu putih dan pada kepalamu jangan kurang minyak. 9. Hendaklah engkau hidup bersenang-senang dengan bini yang kaukasihi pada segala hari umur hidupmu yang sia-sia adanya, yang telah dikaruniakan Allah kepadamu di bawah langit ini, segala harimu yang sia-sia itu, karena ia itulah bahagianmu dari pada hidup ini dan dari pada segala pekerjaan yang kaukerjakan di bawah langit. 10. Segala sesuatu yang didapat oleh tanganmu akan dibuat, hendaklah kauperbuat dengan sekuat kuasamu, karena tiadalah barang pekerjaan atau kira-kira atau pengetahuan atau hikmat di dalam kubur, yang kautuju itu. 11. Maka kembali aku sudah melihat bahwa di bawah langit perolehan lumba-lumba itu bukan orang pantas punya, dan kemenanganpun bukan orang gagah punya, dan rezekipun bukan orang alim punya, dan kekayaanpun bukan orang budiman punya, dan keridlaanpun bukan orang yang berpengetahuan punya, melainkan masa dan takdir juga berlaku atas sekaliannya. 12. Tambahan pula tiada diketahui orang akan ajalnya, seperti ikan tertangkap dengan pukat celaka, dan seperti burung tertangkap dengan jerat, demikianpun anak-anak Adam terjerat apabila jahat menempuh kepadanya dengan sekonyong-konyong. 13. Lagipun sudah kulihat suatu perkara di bawah langit akan hal hikmat, sehingga besarlah rupanya kepadaku, 14. yaitu, adalah sebuah negeri yang kecil dan sedikit orang isinya, maka datanglah seorang raja yang besar menyerang akan dia, lalu dikepungnya dan diperbuatkannya beberapa kubu yang besar-besar akan melanggar dia. 15. Tetapi di dalam negeri itu didapati orang akan seorang orang miskin yang alim, maka ia juga yang meluputkan negeri itu oleh hikmatnya, tetapi seorangpun tiada yang ingat akan orang miskin itu. 16. Lalu kataku: Baiklah hikmat dari pada gagah; jikalau hikmat orang miskin dicelakan sekalipun dan tiada juga didengar orang akan barang katanya. 17. Perkataan orang alim patut didengar dengan berdiam diri, terlebih dari pada teriak seorang pemerintah yang jahil. 18. Baiklah hikmat dari pada segala alat peperangan, tetapi seorang orang berdosa itu dapat membinasakan banyak perkara yang baik.
1. Bahwa seekor lalat mati membusukkan dan memuaikan minyak harum tukang obat, demikianpun sedikit kebodohan pada seorang yang indah-indah hikmatnya dan kemuliaannya. 2. Bahwa hati orang alim itu bagaikan tangan kanannya, tetapi hati orang yang jahil itu bagaikan tangan kirinya. 3. Jikalau seorang bodoh berjalan sepanjang jalan sekalipun, diberinya tahu juga kepada orang sekalian ia kekurangan akal dan lagi orang bodoh adanya. 4. Apabila berbangkitlah murka yang dipertuan akan dikau, hendaklah jangan engkau meninggalkan tempatmu, karena sabar dapat membatalkan dosa yang besar-besar. 5. Adalah pula suatu kejahatan telah kulihat di bawah langit, seolah-olah sesatan yang terbit dari pada hadirat pemerintahan; 6. yaitu orang hina diangkat kepada jawatan yang besar-besar, dan orang muliapun tinggal di bawah. 7. Sudah kulihat orang hamba mengendarai kuda dan raja-raja berjalan kaki seperti hamba sahaya. 8. Barangsiapa yang menggali pelobang iapun akan jatuh ke dalamnya, dan barangsiapa yang menetas pagar, iapun akan dipagut ular. 9. Barangsiapa yang mengangkut batu, iapun akan kena luka olehnya, dan barang siapa yang membelah kayu, iapun dalam bahaya olehnya. 10. Jikalau besi sudah tumpul, tiada lagi tajamnya, baiklah diasah akan dia, maka besarlah kuasanya kelak; demikianlah peri hikmat, istimewa pula ia akan membetulkan barang sesuatu. 11. Jikalau ular memagut dahulu dari pada dipakai penawar, maka tiada berguna lagi tukang penawar yang terpandai. 12. Adapun perkataan yang terbit dari pada mulut orang alim, ia itu mendatangkan keridlaan kepadanya, tetapi lidah orang bodoh membawa akan dia kepada kebinasaan. 13. Mula-mula perkataan mulutnya itu kebodohan adanya, pada kesudahannya ia itu akan gila belaka. 14. Dan lagi orang bodohpun memperbanyakkan perkataannya. Bahwa manusia tiada tahu apa akan jadi, maka barang yang berlaku atasnya kelak, siapa gerangan memberitahu dia kepadanya? 15. Kesusahan orang bodoh tersangat memenatkan orang yang tiada tahu jalan ke negeri. 16. Wai bagi negeri, jikalau rajanya selaku budak kecil dan orang besar-besarnya suka makan minum sampai waktu dini hari. 17. Berbahagialah negeri, jikalau rajanya asal orang bangsawan adanya dan orang besar-besarnyapun makan minum pada ketikanya akan mengenyangkan dirinya sahaja, bukan akan kemewahan. 18. Oleh kesangatan malas rapuhlah kasau, dan oleh kelemahan tangan bocorlah rumah. 19. Bahwa perjamuan dijadikan akan tertawa, dan air anggur akan menyukakan hati orang yang hidup, maka uang itu menanggung semuanya. 20. Janganlah engkau mengutuki raja, jikalau di dalam tempat tidurmu sekalipun, dan janganlah engkau mengutuki orang yang berkuasa, jikalau di dalam bilikmu bersekat sekalipun, kalau-kalau burung di udara membawa akan bunyi suaramu, dan unggaspun memberitahu perkataanmu kelak.
1. Maka masuklah pula Yesus ke dalam rumah sembahyang, maka adalah di situ seorang yang mati tangan sebelah. 2. Maka orang pun mengintai Dia, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabbat, supaya dapat menyalahkan Dia. 3. Maka kata Yesus kepada orang yang mati tangan sebelah itu, "Berdirilah engkau di tengah-tengah." 4. Lalu kata-Nya kepada mereka itu sekalian, "Patutkah pada hari Sabbat berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa atau membunuh?" Maka diamlah mereka itu. 5. Lalu Yesus memandang sekeliling kepada mereka itu dengan marah sambil berdukacita, sebab keras hati mereka itu, lalu kata-Nya kepada orang sakit itu, "Kedangkanlah tanganmu!" Maka dikedangkannya, lalu sembuhlah tangannya itu. 6. Apabila orang Parisi itu keluar, langsunglah mereka itu berpakat dengan orang Herodiani ke atas Yesus, bagaimana dapat membunuh Dia. 7. Maka berangkatlah Yesus dengan murid-murid-Nya menuju ke tasik, maka terlalu banyak orang mengikut Dia, yaitu orang dari Galilea dan dari Yudea, 8. dari Yeruzalem dan dari Idumea, dan lagi dari seberang Sungai Yarden dan orang dari daerah Tsur dan Sidon, terlalu banyak orang datang kepada-Nya setelah didengarnya akan segala perbuatan-Nya yang ganjil itu. 9. Maka disuruh-Nya murid-murid-Nya selalu menyediakan sebuah perahu kecil bagi-Nya, supaya jangan orang menyesak Dia. 10. Karena banyak orang sudah disembuhkan-Nya, sehingga seberapa orang pun yang ditimpa barang penyakit datang mendesak-desakkan Dia, hendak menjamah Dia sahaja. 11. Maka segala orang yang dirasuk setan itu pun, apabila dilihatnya akan Yesus, mereka itu meniarap ke hadapan-Nya sambil berteriak, katanya, "Engkaulah Anak Allah." 12. Maka berpesanlah Yesus sangat-sangat kepada mereka itu, supaya jangan mereka itu memasyhurkan Dia. 13. Maka naiklah Yesus ke atas sebuah gunung, lalu dipanggil-Nya barangsiapa yang dikehendaki-Nya, maka datanglah mereka itu kepada-Nya. 14. Maka ditetapkan-Nya dua belas orang, supaya mereka itu bersama-sama dengan Dia, dan supaya mereka itu disuruh-Nya pergi mengajar orang, 15. dan lagi akan beroleh kuasa membuangkan setan. 16. Maka ditetapkan-Nya kedua belas orang itu, yaitu Simon, yang digelar-Nya Petrus, 17. dan Yakub anak Zabdi, dan Yahya saudara Yakub; keduanya itu digelar-Nya Buanergis, artinya, anak-anak guruh. 18. Dan Andreas, dan Pilipus, dan Bartolomius, dan Matius, dan Tomas, dan Yakub anak Alpius, dan Tadius, dan Simon orang Kanani, 19. dan Yudas Iskariot, yaitu yang menyerahkan Yesus.