Alpet 2022
Terjemahan Lama
9. Maka apabila kamu sudah masuk ke dalam negeri yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu, jangan kamu belajar berbuat seperti perbuatan kebencian bangsa-bangsa itu. 10. Jangan di antara kamu didapati akan seorang juapun yang menyuruh anaknya laki-laki atau perempuan menerusi api, atau yang bertenung atau orang hobatan atau yang melihat dalam nujum atau orang sulapan, 11. atau juru mantera yang membaca manteranya, atau yang bertanyakan hantu syaitan, atau yang tahu ilmu ramal, atau yang bertanyakan orang mati. 12. Karena segala orang yang berbuat perkara yang demikian, yaitu kebencian kepada Tuhan, dan sebab perbuatan kebencian yang demikian dihalaukan Tuhan, Allahmu, akan mereka itu di hadapanmu dari dalam miliknya. 13. Maka hendaklah kamu bersangkut-paut kepada Tuhan, Allahmu, dengan tiada bercabang hatimu. 14. Karena adapun bangsa-bangsa yang kamu pergi mengambil pusakanya akan milikmu, ia itu telah mendengar akan orang hobatan dan petenung, tetapi tiada diberi Tuhan, Allahmu, akan kamu berbuat demikian. 15. Bahwa seorang nabi dari tengah-tengah kamu, dari antara segala saudaramu, dan yang seperti aku ini, ia itu akan dijadikan oleh Tuhan, Allahmu, bagi kamu, maka akan dia patutlah kamu dengar. 16. Setuju dengan segala yang telah kamu pinta kepada Tuhan, Allahmu, di Horeb, pada masa orang banyak itu ada berhimpun, katamu: Jangan kiranya kami mendengar pula bunyi suara Tuhan, Allah kami, dan api yang besar ini jangan kiranya kami lihat lagi, supaya jangan kami mati! 17. Maka pada masa itu berfirmanlah Tuhan kepadaku: Benarlah kata mereka itu. 18. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau, dan Aku akan memberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia. 19. Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tiada mau dengar akan segala firman-Ku yang akan dikatakan olehnya dengan nama-Ku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu. 20. Tetapi adapun nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan nama-Ku yang tiada Kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang nabi itu akan mati dibunuh hukumnya. 21. Maka jikalau kiranya kamu berkata dalam hatimu demikian: Dengan apakah boleh kami ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya? 22. Bahwa jikalau nabi itu berkata demi nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tiada jadi atau tiada datang, ia itulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya, maka nabi itupun telah berkata dengan sombongnya, janganlah kamu takut akan dia.
1. Arakian, maka apabila Tuhan, Allahmu, sudah menumpas segala bangsa yang tanahnya akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu, dan apabila kamu sudah menghalaukan mereka itu dari pada pusakanya dan kamupun mengeduduki negeri-negerinya dan rumah-rumahnya, 2. hendaklah kamu menentukan tiga buah negeri di tengah-tengah tanahmu, yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu akan milikmu pusaka. 3. Maka jalan ke sana hendaklah kamu peliharakan tersedia selalu, dan bahagikanlah perhinggaan tanah yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu akan bahagian pusaka itu menjadi tiga bahagian, yaitu supaya tiap-tiap orang pembunuh dapat lari ke sana. 4. Maka inilah hal orang pembunuh yang boleh lari berlindung ke sana, supaya tinggal ia dengan hidupnya: barangsiapa yang telah membunuh samanya manusia dengan tiada diketahuinya, sedang tiada dibencinya akan dia kelemarin atau kelemarin dahulu. 5. Atau kalau orang sudah masuk hutan serta dengan kawannya hendak meramu kayu, maka dengan tangannya digertakkannya kapak hendak menebang pohon kayu, lalu besi kapak itupun lucut dari pada hulunya dan terkena kepada kawannya, sehingga matilah ia, maka orang itupun boleh berlepas jiwanya dengan lari kepada salah sebuah negeri ini. 6. Supaya jangan penuntut bela itu mengusir pembunuh itu dari belakang dengan kepanasan hatinya, dan ditangkapnya akan dia sebab terlalu jauh jalannya, dan dibunuhnya akan dia, jikalau tiada patut ia mati dibunuh sekalipun, sedang tiada dibencinya akan dia kelemarin atau kelemarinnya. 7. Maka sebab itu pesan-Ku kepadamu ini: hendaklah kamu mengasingkan bagi dirimu tiga buah negeri. 8. Maka apabila Tuhan, Allahmu, telah meluaskan perhinggaan tanahmu secukup-cukup luasnya, seperti yang telah dijanji-Nya kepada nenek moyangmu pakai sumpah, dan apabila sudah dikaruniakan-Nya kepadamu segala tanah yang telah dijanji-Nya kepada nenek moyangmu hendak mengaruniakan dia, 9. dan apabila kamu memeliharakan segala hukum yang kupesan kepadamu sekarang, dan kamu melakukan dia dengan takut akan Tuhan, Allahmu, dan dengan menjalani jalannya pada segala hari, maka hendaklah kamu menambahi tiga buah negeri ini dengan tiga buah negeri lagi. 10. Supaya jangan tertumpah darah orang yang tiada bersalah di tengah-tengah negeri yang dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu akan bahagian pusaka, dan supaya jangan ia itu menjadi utang darah padamu. 11. Tetapi jikalau barang seorang benci akan samanya manusia serta diadangnya akan dia dan diterpanya dan dipalunya sampai putus nyawanya, lalu orang itupun lari kepada salah sebuah negeri itu, 12. maka hendaklah segala tua-tua negerinya menyuruhkan orang pergi mengambil dia dari sana, dan menyerahkan dia ke tangan penuntut bela, supaya matilah ia dibunuh. 13. Jangan kamu sayang akan dia, melainkan darah orang yang tiada bersalah itu hendaklah kamu hapuskan dari antara Israel, supaya selamatlah kamu. 14. Jangan kamu menggingsirkan perhinggaan tanah kawanmu, yang telah ditentukan oleh nenek moyang dalam bahagian pusaka yang akan kamu peroleh dalam negeri yang dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu akan milik pusaka. 15. Maka hanya seorang orang saksi tak boleh naik melawan barang seorang atas barang sesuatu kejahatan atau sesuatu dosa, atau sesuatu salah yang telah dibuatnya, melainkan atas kesaksian dua orang saksi, atau atas kesaksian tiga orang saksi akan ditentukan suatu perkara. 16. Maka jikalau kiranya bangkitlah berdiri seorang saksi yang garang atas hal barang seorang hendak menuduh barang sesuatu salah atasnya, 17. maka hendaklah kedua orang yang punya perkara itu berdiri di hadapan hadirat Tuhan dan di hadapan segala imam dan hakim, yang akan ada pada masa itu. 18. Maka oleh hakim itu akan diselidik baik-baik; jikalau nyata bahwasanya ialah saksi dusta, yang telah menuduh saudaranya dengan bohong, 19. maka hendaklah kamu berbuat akan dia barang yang hendak diadakannya pada saudaranya dengan dengkinya, demikianpun patutlah kamu membuang jahat ini dari tengah-tengahmu. 20. Maka akan kedengaranlah kelak hal itu kepada segala orang lain, sehingga mereka itu takut dan tiada berani berbuat perkara yang jahat begitu lagi. 21. Maka jangan kamu sayang akan dia, melainkan jiwa akan ganti jiwa, dan mata akan ganti mata, dan gigi akan ganti gigi, dan tangan akan ganti tangan, dan kaki akan ganti kaki adanya.
1. Bagaimana cantik segala langkahmu dengan kasut itu, hai putera raja! lengkung pahamu seperti perhiasan perbuatan tangan orang pandai. 2. Pinggangmu bagaikan piala bulat, jangan kurang minuman dalamnya. Ribaanmu seperti suatu timbunan gandum yang berpagarkan bunga bakung. 3. Kedua belah susumu itu bagaikan anak kijang sepasang yang kembar. 4. Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan kolam yang di Hezbon dekat pintu Bat-Rabim; hidungmu bagaikan menara di Libanon, yang arah ke Damsyik. 5. Kepala yang di atasmu itu seperti Karmel; anyaman rambutmu seperti warna ungu, seorang raja terjerat dengan ikal-ikal rambutmu. 6. Bagaimana elok engkau, bagaimana manis, hai pengasihan, dengan pelbagai lezat! 7. Lembagamu boleh diumpamakan dengan pokok kurma dan susumu dengan tandan buah-buah. 8. Maka kataku: Aku memanjat kelak pokok kurma itu dan memegang pelepahnya; hendaklah kiranya kedua belah susumu seperti tandan buah anggur dan nafasmu seperti harum buah limau manis, 9. dan langitan mulutmu seperti air anggur yang baik, yang memancar ke atas bagi kekasihku, dan mengalir perlahan-perlahan masuk bibir mulut orang tidur. 10. Bahwa aku ini kekasihku punya, dan akan daku adalah segala rindu hatinya. 11. Marilah, hai kekasihku! hendaklah kita keluar ke padang, hendaklah kita bermalam di dusun-dusun. 12. Hendaklah pagi-pagi kita pergi ke bukit kebun anggur serta melihat kalau pokok anggur bertunas dan bunganyapun berkembang, kalau pokok delima berbunga! Di sana aku hendak menunjuk kasihku akan dikau. 13. Bahwa semerbaklah bau buah dudayim dan pada pintu kita adalah pelbagai buah-buah yang indah-indah, dari pada yang baharu dan lama; itu sudah kutaruh bagimu, hai kekasihku!
1. Hai! jikalau kiranya engkau bagiku akan saudara, yang sudah mengisap susu ibuku, apabila aku bertemu dengan dikau di luar, niscaya aku mencium engkau, maka seorangpun tiada mencelakan daku karena sebab itu. 2. Niscaya kupimpin akan dikau, kuhantar akan dikau masuk ke dalam rumah ibuku, yang sudah mengajar aku; niscaya kuberi minum engkau air anggur bercampur rempah-rempah dan air buah delimaku. 3. Hendaklah kiranya tangannya kiri menyangga kepalaku, dan tangannya kanan memeluk aku. 4. Bahwa aku menyumpahi kamu, hai segala puteri Yeruzalem! janganlah kamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan birahi itu dahulu dari pada dikehendakinya! 5. Siapa gerangan dia yang datang naik dari padang belantara sambil bersandar pada kekasihnya dengan manis lakunya? Di bawah pokok limau itu telah kusadarkan kasihmu, di sanapun ibumu sudah bertunangkan dikau dengan aku; ia yang sudah memperanakkan dikaupun bertunangkan dikau dengan aku. 6. Taruhlah akan daku dalam hatimu bagaikan meterai, bagaikan meterai pada lenganmu; karena kuat kasih itu seperti kuat maut, dan cemburuan itu hebat seperti alam barzakh, nyalanya seperti nyala api, seperti halilintar Tuhan. 7. Air banyakpun tiada dapat memadamkan kasih ini dan segala sungaipun tiada dapat meliputi dia. Jikalau kiranya orang hendak memberikan segala harta benda yang dalam rumahnya karena kasih ini, niscaya dicelakan juga akan dia. 8. Bahwa adalah pada kita seorang adik perempuan yang belum akil balig. Kita pengapakan adik kita itu pada hari orang berkata-kata akan halnya? 9. Jikalau bagai dewala adanya, kitapun akan membuat maligai perak di atasnya; jikalau bagai pintu adanya, kitapun akan menyakatkan dia dengan papan kayu araz. 10. Bahwa akulah bagai dewala dan susuku bagai kota, maka sebab itu akulah pada pemandangannya seperti seorang yang sudah mendapat selamat. 11. Bermula, maka pada Sulaiman adalah sebuah kebun anggur di Baal Hamon, maka kebun anggur itu telah diserahkannya kepada orang penunggu, maka karena hasilnya masing-masing mereka itu membawa masuk ke dalam seribu keping perak. 12. Adapun kebun anggurku, ia itu kebun anggurku sendiri, hendak kutunggui, maka seribu keping perak itu kubiarkan bagimu, hai Sulaiman, dan lagi dua ratus keping bagi orang yang menunggui buahnya. 13. Hai engkau yang mengeduduki taman! segala sahabat mendengar akan bunyi suaramu; biarlah aku juga mendengar dia! 14. Marilah dengan segera, hai kekasihku! hendaklah engkau bagaikan kijang atau anak rusa di atas bukit rempah-rempah!
21. Setelah Yesus kembali pula menyeberang dengan perahu itu ke seberang, lalu berhimpunlah banyak orang mendapatkan Dia, maka Ia pun ada dekat tasik. 22. Maka datanglah seorang penghulu rumah sembahyang, bernama Yairus; serta dilihatnya Yesus, maka sujudlah ia pada kaki-Nya, 23. sambil memohonkan Dia amat sangat, katanya, "Anak kecil hamba yang perempuan hampir mati, datanglah kiranya meletakkan tangan-Mu atasnya, supaya ia sembuh dan hidup." 24. Lalu pergilah Yesus sertanya, maka banyaklah orang mengikut dan mendesakkan Dia. 25. Maka adalah seorang perempuan yang berpenyakit bulan, sudah dua belas tahun lamanya, 26. yaitu yang sudah kena banyak susah daripada banyak tabib, dan karena itu pun sudah menghabiskan segala miliknya dengan tiada berfaedah, melainkan makin lama makin bertambah payah sakitnya itu. 27. Setelah didengarnya akan hal Yesus, maka masuklah ia ke dalam orang banyak itu dari belakang, lalu menjamah jubah-Nya, 28. karena katanya, "Jikalau hamba menjamah jubah-Nya sahaja, niscaya sembuhlah hamba ini." 29. Maka seketika itu juga terhentilah lelehan darahnya itu, lalu dirasainya pada tubuhnya, bahwa sembuhlah ia daripada penyakitnya itu. 30. Sebentar itu juga Yesus berasa di dalam diri-Nya suatu khasiat sudah keluar daripada-Nya, lalu berpalinglah Ia kepada orang banyak itu serta berkata, "Siapakah yang menjamah pakaian-Ku?" 31. Maka kata murid-murid-Nya kepada-Nya, "Tuan melihatkah orang banyak ini mendesakkan Tuan, maka kata Tuan: Siapa menjamah Aku?" 32. Maka Yesus memandang sekeliling hendak melihat perempuan yang berbuat perkara itu. 33. Maka perempuan itu pun takut dan menggeletar, sebab diketahuinya barang yang sudah berlaku padanya, lalu datanglah ia sujud di hadapan Yesus serta memberitahu segala halnya dengan sebenarnya. 34. Maka kata Yesus kepadanya, "Hai anak-Ku! Imanmu sudah menyembuhkan engkau. Pulanglah engkau dengan sejahtera, dan pulihlah daripada penyakitmu itu." 35. Di dalam Ia sedang berkata-kata, datanglah beberapa orang dari rumah penghulu itu berkata, "Anak Tuan sudah mati; apa sebabnya lagi Tuan menyusahkan Guru?" 36. Tetapi Yesus dengan tiada memberatkan perkataan yang dikatakan itu, lalu berkata kepada penghulu itu, "Jangan takut, percayalah!" 37. Maka tiada diberi-Nya barang seorang pun mengikut Dia, hanyalah Petrus dan Yakub, dan Yahya, saudara Yakub itu. 38. Lalu tibalah mereka itu di rumah penghulu itu, maka dilihat oleh Yesus huru-hara itu, dan orang yang menangis dan meratap terlalu sangat. 39. Setelah Ia masuk, maka kata-Nya kepada mereka itu, "Apakah sebabnya kamu bergaduh dan menangis? Budak ini bukan mati, hanya tidur sahaja." 40. Maka mereka itu mentertawakan Dia. Tetapi setelah disuruh-Nya sekalian orang itu keluar, maka dibawa-Nya bapa budak itu dan ibunya dan orang-orang yang serta-Nya itu, lalu masuk ke dalam tempat budak itu. 41. Maka dipegang-Nya tangan budak itu serta berkata kepadanya, "Talita kumi!" yang diterjemahkan artinya, "Hai budak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 42. Maka seketika itu juga budak itu pun bangunlah, lalu berjalan; karena umurnya sudah sampai dua belas tahun. Maka tercengang-cenganglah mereka itu sekalian serta heran terlalu sangat. 43. Maka sangatlah dipesankan-Nya, supaya jangan perkara itu ketara, lalu disuruh-Nya memberi makan budak perempuan itu.